Jealous

173 19 0
                                    

"Jungkook-ah kenapa kau mengajakku ke sini?" tanya Jieun.

"Kenapa? Bukankah ini tempat bersejarah untuk kita?"

"Maksudmu?" Jieun mengerutkan alisnya.

"Di halaman belakang ini lah awal kita menjalin hubungan,kau ingat?"

"Ah iya benar juga" Jieun tersenyum.

Halaman belakang ini bisa di bilang adalah saksi bisu dimana saat itu Jungkook menyatakan cintanya pada Jieun. Memang bisa di katakan tidak elita untuk seseorang mengatakan cintanya di halaman belakang sekolah. Namun dimana pun tempatnya akan terasa berbeda jika seseorang menyatakan cinta.

Jungkook dan Jieun duduk di bangku dimana dulu Jieun tertidur karena lelah menyapu. Jungkook memegang tangan Jieun erat,manik kembarnya menatap tulus pada sosok di depannya. Tak enggan,Jieun pun membalas senyuman itu dengan tak kalah tulus dan tentu saja hangat.

"Jieun-ah kau adalah anugerah yang Tuhan kirimkan dengan segala kelebihan yang kau miliki,dan melengkapi setiap ruang kosong pada diriku" ucap Jungkook penuh kepastian.

Jieun tak bisa lagi menyembunyikan rona merah di pipinya itu. Hatinya benar benar tengah berpesta sekarang,bagai banyak ratusan kembang api yang meledak disana.

"Aku tak pernah tau pada akhirnya kita akan bersama lagi. Setelah sebelas tahun tak bertemu. Dan asalkan kau tau,ini membuat ku bahagia"

Jungkook mengeratkan genggamannya pada Jieun. Seolah ia tau jika nanti takkan pernah bisa lagi menyentuhnya. Sungguh ia tak sanggup,Jungkok tak sanggup menerima semua ini. Perjuangannya akan sia sia setelah sebelas tahun mencari si pujaan hati,jika akhirnya ia harus rela di paksa meninggalkan Jieun. Semula ia memang begitu berterima kasih pada takdir karena telah mempertemukannya dengan sosok yang ia cari selama ini,namun takdir juga yang memaksanya untuk meninggalkan sosok yang kini sudah terlanjur menempati hatinya yang dulu kosong.

"Jungkook-ah aku juga senang karena kau mau menerima keadaan ku. Kau tau? Rasanya tak mungkin untuk seseorang bertemu lagi setelah sekian lama berpisah. Namun Tuhan begitu baik pada kita,ia dengan senang hati menyatukan kita lagi tanpa harus bersusah payah mencari" Jieun baru kali ini ia mencurahkan semua perasaanya,karena selama ini Jungkook yang selalu mengatakan seperti.

Jungkook tersenyum miris disana,ia juga bahagia karena Jieun dengan gamblang mengatakan apa yang dirasanya. Apa yang kurang dari wanita seperti Jieun? Ia begitu baik,pintar,dan tentunya sangat lembut pada semua orang. Siapa pun tidak akan mau meninggalkan sosok seperti Jieun. Ya begitu pula dengan Jungkook,ini begitu rumit baginya. Hingga ia merasa menjadi pembohong besar di hubungan ini.

Tak tau malu,mungkin kata itu yang bisa berikan pada Jungkook. Dengan seenaknya dia masih mendekati Jieun sedangkan dia sudah bertungan dengan wanita lain.

Jahat? Bisa di katakan begitu,karena jika di pikirkan ia mempermainkan hati wanita. Seharusnya ia bisa memilih salah satu dari mereka. Jika menginginkan Jieun,ia harus berani membatalkan perjodohannya dengan wanita itu. Jungkook terlalu penurut,hingga kebahagiaanya harus rela di tentukan oleh sang ibu.

"Tetaplah bersama ku Jungkook-ah,jangan tinggalka aku untuk kedua kalinya. Aku sudah lelah jika harus mencari saat kau kembali pergi" Jieun tertunduk,ia tak mau membayangkan jika nantinya Jungkook akan meniggalkannya lagi.

"Aku akan berusaha agar tetap bisa bersama dengan mu"

Jungkook membawa Jieun ke pelukannya. Membiarakan sang empu nyaman pada dada bidangnya. Kehangatan saat memeluk Jieun memang candu baginya. Ia berpikir jika Jieun adalah hanya untuknya,tak ada siapa pun yang boleh merebut Jieun darinya.

Bisakah kita panggil dia orang yang egois? Ia tak ingin kehilangan Jieun namun jangan lupakan statusnya yang telah menjadi tunangan orang lain.

Jungkook melepaskan pelukannya,lalu melemparkan sebuah senyuman hangat pada Jieun. Tak lupa kecupan kupu kupu yang ia tinggalkan di kening Jieun,membuat sang empu benar benar merona.

Believe In My Love√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang