Kookie tidak menyadari bahwa tiap tiap detik berjalan, suara retakan kaca terdengar. Serpihan-serpihan kaca terjun ke lantai tempat teduhnya. Kookie selalu mengabaikan serpihan kaca yang melukai telapak kakinya.
Tidak, tidak perih.
Sebab, Kookie tak bisa merasakannya. Sudah kubilang, bukan? Kookie itu bagai mati rasa. Atau mungkin, Kookie memang mati rasa.
Benar begitu?
Cermin itu bukan cermin.
Kukatakan sekali lagi, cermin itu bukanlah cermin.
Hari pertama masuk sekolah? Shitty af.
Yang masuk sekolah, semangat yey. Jangan mengeluh kayak aku, aku contoh yang buruk haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
maya
Fanfictionia memiliki satu mantra. hatinya menyebutkan satu nama. kata-kata terikat di benak, tenggelam ke dalam hati. maya atau nyata? jawabannya ada di sini. namun, tetap. biarkan bibir ini diam tanpa lafalan kata. sebab, tak semua hal di baliknya adalah m...