2• Safety

15.5K 1K 5
                                    

"Ehh, gue denger-denger ada anak baru tuh di kelas lo. Jantan apa betina, bro?" Tanya Thomas, salah satu teman dekat Kevin, tetapi berbeda kelas dengannya.

"Betina," jawab Kevin sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

"Cakep nggak, Vin? Biar gue gebet. Bosen nih gue jomblo mulu," tambah Daniel—yang juga merupakan teman dekat Kevin, tetapi ia sekelas dengan Thomas.

"Ntah, liat aja sendiri." Jawabnya ketus.

"Hai Kevin. Gue duduk di sini boleh, kan?" Tanya gadis itu yang langsung duduk sebelum mendengar jawaban dari si pemilik nama—dengan tangan yang berisikan nampan.

Panjang umur banget nih cewek! Batin Kevin.

"Vin, ini murid barunya?" Bisik Daniel tepat di telinga Kevin, agar tidak ketahuan oleh gadis tersebut.

"Hmm," Kevin berdehem malas.

"Cakep juga anjir," balasnya dengan senyum yang merekah.

"Hai. Lo anak baru?" Tanya Daniel, menunjukkan senyum andalannya.

"Kalau udah tau, kenapa nanya lagi?" Balas Xevira jutek.

"H-ha??" Daniel ternganga seperti orang bodoh.

"Hehe, gue bejanda, nggak usah masukin ke jantung. Iya gue anak baru," ucap Xevira lagi—tidak tega melihat laki-laki tersebut. Padahal, Xevira tadi hanya sekadar bercanda, tidak serius.

"Gue Daniel," ucapnya sambil mengulurkan tangan pada Xevira.

"Gue Xevira. Panggil Vira aja," balas Xevira membalas uluran tangan Daniel dengan ramah. Sesaat kemudian ia beralih pada Thomas.

"Gue Xevira, nama lo siapa?" Tanya gadis itu mengulurkan tangan kepada Thomas.

"Gue Thomas William." Balasnya dan membalas uluran tangan Xevira juga.

"Ohh, oke, Thomas," setelah itu, Xevira beralih dengan makanannya, dan mulai menyantap bakso tersebut.

"Ngomong-ngomong lo pindahan dari mana?" Tanya Daniel basi-busuk.

"Amrik," jawab gadis itu dengan mata yang hanya fokus dengan baksonya saja.

"Loh, kenapa pindah? Bukannya di sana enak?" Tanya Daniel lagi, kepo.

"Bokap gue pindah tugas," Xevira menjawab seadanya.

"Ohh,"

"Lo berdua kelas berapa?" Tanya Vira seperti sudah kenal dekat dengan mereka.

"Kita kelas XI IPS 2," jawab Thomas dan ditambahi dengan anggukan Daniel. Sedangkan Kevin, lelaki itu hanya diam saja menghayati makanan, tanpa berniat mendengarkan ocehan kedua temannya bersama gadis aneh itu.

"Kenapa nggak sama-sama Kevin?" Tanya gadis itu lagi. Sangat kepo!

"Mana gue tahu, tanya aja sama tempe, siapa tahu dia tahu?" jawab Daniel mengedikkan bahu.

~~~

Telinga Kevin rasanya ingin meledak saja mendengar ocehan gadis itu sepanjang koridor. Sepulang sekolah tadi, dirinya habis dicelotehin oleh gadis itu. Gadis yang baru saja berjumpa dengannya hari ini.

"Tolong dong ganteng, yayaya??"

"Nggak." Tolak lelaki itu mentah-mentah, mungkin sudah yang ke 10 kalinya?

"Masa lo nebengin gue aja nggak mau sih? Lo nggak kasihan apa sama princess yang imut ini? Gue cewe loh, masa lo tega!" ucap Xevira mencoba membujuk Kevin supaya mau mengantarnya pulang.

"Sama mentega aja gue tega, apalagi sama lo!" Kevin mengambil kunci motornya yang berada di saku celana. "Nebeng sama taksi noh!" ucapnya lagi acuh tak acuh.

Kini mereka sudah sampai di parkiran sekolah, dan Xevira masih terus bersikeras pada Kevin supaya mengantarkan gadis itu ke rumahnya—tanpa rasa malu.

"Vin, tolong ngapa. Lo jahat banget sih sama cewek seimut gue," kata gadis itu sembari memanyunkan bibirnya.

"Encess iya! Bodo amat, anjir. Lagian lo siapa gue sih?" Tanya lelaki itu sambil memasang wajah tidak suka.

"Gue? Yah temen lo lah, jadi siapa? Binik lo?" Ucap Xevira terkekeh pelan.

"Dih, kenal juga baru!" Cibir Kevin dan langsung naik ke motor sports miliknya.

Dengan semangat yang berkobar, Xevira pun segera ikut naik ke atas motor Kevin. "Heh! Ngapain lo?" Kevin bertanya kaget ke arah Xevira. Gadis ini benar-benar aneh.

"Yah mau nebeng lah, masa mau nyuci piring! Udah cepetan jalan!" Suruh gadis itu seakan-akan Kevin adalah sopirnya.

Kevin hanya bisa menghembuskan napas saja, mencoba sabar menghadapi gadis gila yang baru dikenalnya ini. Sabar Vin, temen baru, batin Kevin berusaha menguatkan hati. Setelah itu, ia pun langsung menjalankan motornya, menembus jalanan raya, dengan kecepatan sedang.

Lumayan.....irit uang, hehe.

~~~

"Makasih Kevin ganteng!" Ucap gadis itu sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Hmm. Gue cabut!" Balas lelaki itu datar dan segera berpamitan untuk pulang.

"Lo nggak mau mampir dulu?" Tanya gadis itu basa-basi.

"Nggak." Tolaknya.

"Owhh, oke. Hati-hati ya!" ucap gadis itu sembari melambaikan tangan pada Kevin.

Xevira menunggu sampai punggung Kevin tidak lagi terlihat. Setelah itu, barulah ia masuk ke dalam rumahnya.

"Viraa pul-- PAPA?!??" teriak gadis itu histeris.

"Haloo, anak Papa yang cantik," sapa Papa kini terlihat menyambut kedatangan putrinya yang baru saja tiba di rumah.

Dengan gerakan secepat kilat, Xevira langsung menghadiahi pria tersebut dengan pelukannya yang tiba-tiba. "Ihhh, Papa pulang kok nggak bilang-bilang sama Vira sih?" Ucap gadis itu memanyunkan bibirnya.

"Suprise dong," jawab Papanya sambil mengelus-elus lembut rambut Xevira dengan sayang.

Xevira tersenyum senang. Ia kembali mengeratkan pelukannya untuk membalas rasa rindu yang melanda dirinya. "Vira kangen banget tahu sama Papa!" Gumam gadis itu didekapan Papanya.

"Papa juga, sayang...,"

"Papa bawa oleh-oleh nggak nih untuk Vira??" Tanya gadis itu melepaskan pelukannya dengan perlahan.

"Bawa dong, Sayang. Masa Papa lupa sama kamu!"

~~~

Haii manteman👋
I'm back, sorry agak lama up😁
Semoga suka ya sama part ini 🙏
Sorry kalau typo nya bertebaran dimana-mana.

Oke, jangan lupa tinggalin jejak kalian guys😉

yukk follow akun instagramku @wattpadnda  untuk info cerita-ceritaku 😗

See you on the next Chap!

Cinta kalian pake bangetttt!!!!!!💕

My Petakilan Girlfriend  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang