39 • Withstand You

5.9K 430 122
                                    

2000+ kata!
please, kali ini komennya jangan next terus:(
bukannya nggak seneng kalau dapet komen dari kalian, tapi, kaya agaa gimana aja gitu kalau isinya semua minta next:(
aku juga butuh mikir huhuhu
~~~

bodoamat, dipart ini aku mau matre!
100 KOMEN BARU UPDATE HEHE
MWAH😚

~~~

Thomas dan Daniel terdiam mematung di tempat. Keduanya seperti orang bodoh yang tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Kelihatannya, Kevin sedang mengatur emosinya yang mungkin sudah tak ter-kontrol lagi.

Lelaki tersebut terlihat mengepalkan kedua tangannya—yang memperlihatkan urat lelaki tersebut dengan jelas.

"Dia ngapain ya?" dengan polosnya Thomas bertanya kepada Daniel.

Daniel yang mendengar itu hanya bisa memberikan Thomas tatapan tajamnya. Dengan pandangan mata yang mengisyaratkan lelaki tersebut agar diam.

Dengan gerakan gesit, lelaki berbau maskulin itu berjalan ke arah Xevira berdiri—sebelum sebuah cegahan tangan yang cukup cepat itu menghentikan langkahnya. "Lo mau ke mana?" tanya Daniel.

Kevin tidak menjawab. Bahkan menoleh pun tidak. Ia menghempaskan tangan Daniel begitu saja dengan kasar, dan melanjutkan langkahnya menuju gadisnya.

Saat Kevin sudah tiba di tempat Xevira dan 'lelaki yang tidak Kevin kenal siapa itu—ia tersenyum kecut ke arah Xevira. Memandang gadis tersebut dengan tatapan tak percaya.

"Jadi gini, Ra?" tanya Kevin santai, meskipun di dalam hatinya sudah panas.

Xevira yang mendengar suara bariton itu langsung mematung. Mencoba menalarkan otak dan telinganya yang cukup lambat itu—dan memastikan bahwa suara yang baru saja didengarnya adalah suara Kevin—kekasihnya.

"Ke—Kepin?" Xevira berbalik menghadap ke arah Kevin.

Kevin tertawa sumbang. "Kayaknya hubungan kita cukup sampe di sini aja."

Sekujur tubuh Xevira gemetar. Ia sungguh tak menyangka, pikiran buruk yang dibayangkannya sejak tadi terjadi. Lututnya melemas.

"Pin, sumpah, aku ngg—"

"Lo nggak perlu jelasin apa-apa lagi sama gue. Karna gue udah tahu semuanya. Dari mata kepala gue sendiri," ucap Kevin lantang—meski terlihat jelas tatapan kecewa yang dipancarkannya.

"Kepin! Bahkan Vira belum ngejelasin apa-apa sama kamu. Dengarin dulu penjelasan Vira yang kemarin, dan yang sekarang," balas Xevira dengan tatapan yang takut kehilangan.

"Lo mau jelasin apa lagi? Kalau cowok ini bukan siapa-siapa lo?" Kevin menautkan kedua alisnya. "Sorry, gue nggak bakal percaya. Karna mata gue sendiri yang lihat," ucapnya.

"Kita pu—"

"NGGAK!" Xevira berjalan mendekat ke arah Kevin. Gadis dengan pipi yang sudah dipenuhi dengan cairan bening tersebut meraih tangan Kevin—yang langsung dihempas oleh lelaki tersebut. "Vira nggak mau putus sama Kepin."

Lelaki berlesung halus tersebut menunjukkan smirk-nya. "Kita putus." Kevin mengulang perkataannya dengan wajah datar, dan pastinya hati yang hancur.

Yang benar saja! Sepasang kekasih tersebut yang sekarang sudah mau mengakhiri hubungannya itu, bahkan belum banyak membuat memori-memori bersama. Justru perang dinginlah yang sering mereka lalui.

"Kepin...," Xevira melirih dengan tatapan putus asa.

"Lo harus dengerin penjelasannya dulu, Man," kali ini giliran Rio yang angkat bicara. "Gue sama Xevira nggak ada apa-apa. Kita cuma sebatas teman kecil, nggak lebih."

My Petakilan Girlfriend  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang