32 • Meet Her

5.8K 434 29
                                    

Kevin hampir gila memikirkan gadis petakilan yang kabur dari rumahnya sepanjang malam. Jujur, lelaki tersebut benar-benar tidak bisa tidur karena ulah Xevira. Bagaimana mungkin Kevin bisa tidur? Sedangkan Xevira sendiri dalam keberadaan yang tidak tahu di mana keberadaannya. Bahkan, orang rumahnya juga tidak tahu di mana gadis itu sekarang.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi. Sekolah? Boro-boro berangkat, kepikiran untuk sekolah saja tidak ada. Kevin harus mencari Xevira lagi hari ini. Biarpun rasa kesal tersebut masih tersisa di hatinya, tetap saja Kevin tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya kepada Xevira—gadisnya.

"Ke mana sih tuh anak?!" tanya Kevin pada dirinya sendiri, hampir frustasi memikirkannya sepanjang malam.

Sudah berapa ratus kali Kevin memeriksa ulang ponselnya, berharap Xevira akan menghubunginya kembali, atau hanya sekadar memberitahu kabar dan keadaannya sekarang. Tapi hasilnya tetap nihil. Itu hanya angan-angan Kevin saja.

Kevin tidak tahu lagi harus mencari Xevira di mana. Sudah hampir semua tempat yang sering Xevira kunjungi, di datangi Kevin•tapi gadis tersebut tidak kelihatan juga batang hidungnya. Ah, Tuhan, Kevin benar-benar hampir gila memikirkannya!

Hari ini, Kevin pusing harus mencari tempat ke mana lagi untuk mencari Xevira. Dan juga ia tidak akan meminta bantuan Thomas dan Daniel untuk mencari Xevira lagi. Toh juga Xevira pacarnya Kevin, jadi ia tidak boleh merepotkan orang lain. Lagian, mereka juga harus sekolah kan?

Seketika Kevin kepikiran untuk meminta izin saja kepada wali kelas, melalui Daniel. Dengan gesit ia menyalakan ponsel, dan mencari kontak Line Daniel.

Kevin: Dan, tlng bilangin ke wali gelas, gw sama vira nggak masuk, izin.

Setelah mengetikkan pesan singkat tersebut, Kevin pun menonaktifkan handphone, dan bergegas untuk mencari Xevira lagi.

~~~

Xevira membuka matanya perlahan. Cahaya matahari pagi ini cukup menusuk penglihatannya, sehingga ia harus berhati-hati membuka mata.

Setelah penglihatannya dirasa cukup stabil, ia mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Badan Xevira terasa sakit semua, tanpa terkecuali. Bagaimana tidak? Bentuk tidurnya saja sangat tidak etis, dan di tempat yang terbilang ... kotor?

Xevira masih terduduk di samping kuburan Bundanya. Ia melihat-lihat ke arah sekeliling seraya termenung beberapa menit, mencoba mengingat kejadian semalam yang terjadi menimpa dirinya.

Xevira teringat kembali kejadian itu, yang membuatnya berakhir ke tempat ini. Ia menghela napas panjang dan mencoba bangkit meski pinggangnya terasa sangat sakit.

Gadis tersebut mengeluarkan rintihan kecil dari mulutnya. Dan mencoba untuk bangkit lagi. Setelah ia berjuang untuk bangkit dari duduknya, ia kembali membungkuk memegang nisan Bundanya mungkin untuk yang keterakhir kalinya dalam hari ini.

"Vira pulang dulu ya, Bunda. Makasih udah mau nemenin malam Vira. Vira sayang Bunda!" Setelah mengucapkan itu, gadis tersebut langsung bergegas pergi dari pemakaman tersebut dengan jalan yang tertatih.

Saat ia sudah sampai diluar pemakaman, Xevira sedikit terkejut karena nyatanya ia lupa arah jalan pulang. Duh, gue lupa jalan pulang, gimana nih?! Gadis berpenampilan berantakan itu bertanya-tanya dalam hati.

Aneh memang, padahal semalam ia sangat hapal betul jalan ke arah pemakaman ini, namun sekarang...

"Gimana dong ini...?" Xevira panik. Ia mencoba mengambil ponsel di dalam tasnya. Tapi, mengingat bahwa semalam ia langsung pergi dari rumah Thomas, dan meninggalkan tasnya beserta isinya di sana—membuat Xevira mengurungkan niatnya.

My Petakilan Girlfriend  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang