21• Funny Fight

7.8K 500 13
                                    

Gadis itu menangis sejadi-jadinya di tempat ternyaman yang selama ini di datanginya, ketika ia sedang sedih atau berada di dalam mood yang paling terburuk.

"Jahat banget sih, Ay Kepin. Kan gue cuma nyabut earphone-nya doang," ucapnya dengan sesenggukan.

Tidak lama kemudian, gadis itu mendengar seperti ada suara jejak kaki, yang semakin mendekat ke arahnya. Ia menoleh. Di dapatinya Thomas dan Daniel yang kini sudah beberapa langkah lagi ke tempatnya berada.

Dengan cepat, Xevira menghapus jejak air matanya yang tersisa, dan menunjukkan senyum manis. "Daniel? Thomas? Kok kalian bisa ke sini?" Tanya Xevira, masih dengan senyuman itu.

Keduanya menyengir tak jelas. "Hehe, apanya yang nggak bisa?" Ucap Thomas.

Xevira hanya tersenyum kikuk, menanggapi Thomas.

"Lo kenapa, Ra?" Tanya Daniel to the point.

"Iya, kok lo nangis?" Tambah Thomas, penasaran.

"Ng—nggak pa-pa kok," jawab Xevira dengan cepat. Tidak berniat memberitahu kepada kedua lelaki tersebut tentang masalahnya.

"Gak papa apanya? Habis KDRT-an sama Kevin ya lo?" Tembak Thomas dengan telunjuk yang mengacung ke arah Xevira.

Xevira belum menjawab, dan memilih memandang ke arah objek lain.

"Emang iya, Ra? Kenapa? Kok bisa sih?" Tanya Daniel yang sudah terlalu kepo.  Karena biasanya jika Xevira dan Kevin berkelahi, gadis itu jarang sekali menangis, hanya saja ngambek atau tidak marah—itupun tak bertahan lama.

Xevira menggeleng lemah. "Tanya aja langsung sama orangnya," jawab Xevira jutek, tidak mau membahas hal itu lagi.

"Cerita aja kali, Ra. Siapa tahu bisa kasih solusi nih kan," kata Daniel.

"Temen lo itu jahat!! Masa dia bentak-bentak gue di depan semua orang," adunya.

"Pasti lo gangguin dia kan?" Tebak Thomas yang entah mengapa selalu benar.

"Enggak." Balas Xevira cepat.

"Lah, jadi? Kenapa dia marah? Biasanya kalau marah, yah karna diganggu sih setahu gue," ujar Thomas.

"Iya, bener tuh." Daniel membenarkan ucapan Thomas.

"Gue nggak ngapa-ngapain kok. Cuma ngerampas earphone-nya doang, sumpah," ucap Xevira membela diri sendiri meski sedikit ragu.

"Astafirullah'alazim, Xevira. Emang itu namanya nggak ganggu apa?" Ucap Daniel yang sudah gemas melihat gadis yang setengah lugu ini.

"Enggak kok. Siapa suruh dia nyuekin gue ngomong. Kan gue mau curhat, eh dia malah asik-asik dengerin musik, sebel tahu nggak?!" cibirnya masih kesal dengan sikap Kevin tadi.

"Ya tapi kan nggak gitu juga, babe," ucap Thomas gemas.

Bukannya baper, Xevira malah sedikit geli dipanggil Thomas dengan sebutan babe seperti tadi.

"Apaan sih beb-bab-beb-bab," cerca Xevira garang.

"Suka-suka orang ganteng dong, kok situ sewot?" Balas Thomas tak mau kalah.

"Idih, siapa yang sewot, situ aja manggil-manggil sini babe, pingin dipanggil babe ya?" Kekeh Xevira.

"Sorry, Ra. Cewek jelek, cewek cantik sekalipun manggil gue Yayank kok, jadi gue nggak butuh lagi dipanggil babe." ucap Thomas tak mau kalah.

"Yayang, yayang. Pala lu peyang!" Celetuk gadis itu.

Melihat pertengkaran antara mamak lampir, dan temannya itu, Daniel hanya terkekeh geli.  "Udah. Sesama orang jelek, diem aja."

~~~

Lelaki berjambul coklat itu terlihat menjambak rambutnya frustasi. Ia kini dilanda rasa bersalah. Semua orang juga pasti tahu kalau rasa bersalahnya sudah basi, tapi memang itulah yang dirasakan Kevin sekarang ini.

Kevin tahu kalau ia sedikit berlebihan membentak Xevira. Tapi mau bagaimana lagi? Bahkan Xevira sendiri juga tahu kalau Kevin paling tidak suka diganggu, apalagi saat sedang mendengarkan musik.

Shit! Gue keterlaluan banget tadi, batinnya.

Karena tidak ingin pusing untuk memikirkan hal yang tidak begitu serius ini, Kevin pun memilih untuk kembali ke kelasnya. Berusaha untuk tidak peduli dengan semua itu.

~~~

Selepas bel istirahat, dan memasuki les ke 4 dan 5, Xevira benar-benar tidak ada berbicara kepada Kevin—bahkan melirik lelaki itu pun ia enggan melakukannya.

Kevin yang sadar akan hal itu, hanya membiarkan gadis itu saja ingin berbuat apa. Karena ia juga berpikir, kalau itu tidak semua kesalahan Kevin, Xevira juga bersalah atas kejadian tadi. Jadi, ia tidak perlu pusing-pusing memikirkannya.

Dari ekor mata, Xevira tampak melirik ke arah Kevin, dan lelaki itu tidak menyadarinya sekali pun.
"Dasar laki-laki! Udah salah juga bukannya minta maaf." Umpatnya seperti sedang berbisik.

Meskipun suara Xevira terbilang kecil, Kevin masih dapat mendengarnya dengan jelas. Ingin sekali Kevin terkekeh saat ini juga, tetapi ia mencoba menahan. Stay cool.

Kevin menoleh ke arah Xevira dengan santai.

"Apa lo liat-liat? Minta dicongkel tuh mata?!" Tanya Xevira sangar, tetapi matanya enggan untuk menatap Kevin, masih menatap ke arah objek lain.

"Idih, perasaan lo. Kurang kerjaan banget gue ngelihatin lo." Balas Kevin yang terlihat sangat menjengkelkan di mata Xevira.

Gadis itu memekik kesal. "Issshh, lo ngeselin banget sih, serius deh!" Pekiknya yang tanpa sadar dengan suara cukup keras.

"Woy, ribut banget sih suami-istri. Berantem di ranjang gih, jangan di kelas!" Ucap Bima merasa terganggu dengan keributan keduanya.

"Heh, nggak sudi gue seranjang sama cowok nyebelin kaya dia. Lagian gue udah di-booking sama Jimin kok," ucap gadis itu melirik jijik ke arah Kevin.

"Yang mau sama lo siapa?" Ketus Kevin.

"Idih, songong banget sih lo jadi kambeng, gue sleding juga lo lama-lama," ancam Xevira dengan wajah yang dibuat menjadi seram.

Kevin memutar bola mata malas. "Kambing tereak kambing."

"Ap—"

"Ya ampun, ribut banget sih lo berdua, sumpah deh." Ucap Bima lagi, ampun melihat sikap kedua remaja tersebut

"Dia tuh yang cari masalah duluan," tunjuk Xevira ke arah Kevin.

"Halah, udah-udah. Gue sumpahin deh, lo berdua jodoh, AMIN."

~~~

Guys, minta saran nya dong, cast yang cocok buat cerita ini :'( akutuh bingung mau buat siapa

Terserah kalian mau orang luar atau Indonesia, sebutin aja nama nya.

yukk follow akun instagramku @wattpadnda & @amandapatzs untuk info cerita-ceritaku 😗

Okey, see u guys 💏

My Petakilan Girlfriend  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang