8. New Problem

5.8K 294 9
                                    

Airine POV

Aku masuk ke dalam rumah dan seperti biasa disambut oleh ocehan Ibuku.
Jujur saja aku benar-benar muak dengan ini semua, bertahun-tahun aku hidup tanpa kasih sayang.
Berjuang bangkit dari kegagalan, berkeinginan besar untuk mendapatkan perhatian orang tua ku sedari aku kecil.
Tapi keberhasilan ku tak merubah sedikitpun pandangan mereka terhadapku.

"Apa yang kau lakukan sampai pulang selarut ini hah? Kau menjual diri karena uangmu tidak cukup memenuhi kebutuhan?" Ucap Ibuku dengan gaya andalannya melipat tangan di dada.

"Aku ada urusan, dan aku tidak menjual diri bahkan dalam apapun kondisiku"

Seenaknya dia ngomong, ibu macam apa dia? Seharusnya dia sebagai orang tua sadar dengan apa yang diucapkannya, dia seharusnya membiayaiku,merawatku.
Bukannya menikmati hasil kerja Kakek dan Nenek ku yang sudah meninggal sampai habis dihamburkan oleh nya dan pacar brengseknya itu.

Sekarang malah aku yang membiayai seluruh kebutuhan rumah ini. Dan ditambah aku harus menerima pahitnya kehidupanku.
Sedikit cahaya yang dulu ku punya telah hilang karena Kakek dan Nenek yang menyayangiku telah tiada.

Disinilah aku, hidup bersama Ibu yang hanya sibuk dengan nafsu bercinta nya.

"Kau sudah berani melawan Ibu Airine!" Marah Ibuku

"Melawan Ibu bilang? Bagian mana yang ibu sebut melawan? Aku hanya membenarkan perkataan ibu terhadapku" Aku lalu langsung pergi dari hadapannya dan beranjak ke kamar.

Ku banting pintu dan tak lupa ku kunci.
Tas ku langsung ku letakkan di atas mejaku.
Ku hempaskan badan ku ke ranjang dan mengambil bantal untuk menutupi kepalaku akibat suara Ibuku yang teriak-teriak memarahiku di depan kamar.
Aku jamin pasti tetangga mendengar suaranya.
Sungguh membuat malu.

Setelah beberapa menit tak mendapat respon dariku, mungkin dia pergi ke kamarnya karena aku tidak mendengar suara nyaringnya lagi.

"Sungguh menyebalkan" Ucapku berdialog sendiri

Aku lalu menyiapkan pakaian tidur dan beranjak ke kamar mandi.

Langkahku terhenti saat mendengar ponsel ku berbunyi.

"Siapa yang telpon malam-malam begini" Ucapku mengambil ponsel dari dalam tas

Saat ku lihat layar ponsel ku ternyata nomor tidak dikenal yang menelpon.

"Halo" Ucapku menyapa yang menelpon

"Selamat malam, Ai" terdengar suara seorang pria di sebrang sana

Hollyshit! Dia lagi!!!

"Berhentilah menggangguku!" Geram ku

"Tunggu dulu Ai, aku tidak akan mengganggu mu, aku hanya memberitahu bahwa aku sudah sampai di apartmenku" Ucapnya

"Jelas saja aku terganggu! Dan aku tidak peduli bahkan jika kau sudah sampai di alam baka! Sudahlah.. berhenti menghubungiku" Jawabku kesal

"Hahaha.. jangan marah-marah Ai, baiklah.. Goodnight, tidur yang nyenyak dan mimpi indah" Setelah dia selesai berbicara dapat ku dengar suara kecupan. Menjijikkan!

"Aku mungkin akan bermimpi buruk karenamu! Idiot!"

"Hahaha.. bye Airine, I love you too" Dia malah dengan senangnya tertawa. Dasar gila!

"Hei kau--" Tuuuuttt
Terdengar nada panggilan telah putus. Dia langsung mematikannya setelah mengatakan bullshit.

"Dasar brengsek! Idiot! Mesum! Gila!" Aku langsung memaki-makinya di ponsel padahal dia tak akan mendengar karena panggilan telah terputus.

You're Such a DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang