RED -pjm [END]

1

Seoul, 25 januari 2018.

"baiklah, nona Kim. Pemeriksaan hari ini sudah selesai, sampai bertemu besok"

"kamsahamnida Dokter"

Sinar matahari merasuk kedalam kulitku yang tipis dan sensitif ini. Tubuhku yang duduk diatas ranjang biru dan kamar yang berbau obat-obatan.

Ya, rumah sakit.

Rumah sakit sudah seperti rumah kedua bagiku. Ah bukan, sepertinya rumah pertama.

Setiap hari yang kulakukan hanya duduk dikasur, tidur, makan,mandi, sesekali berjalan mencari udara segar.

Tenang saja, hidupku masih sama dengan orang kebanyakan.

Penasaran tentang diriku?
Biar kujelaskan, kita mulai dari wajah.

Eum, wajah. Tidak cantik.

Bagaimana dengan dandan? Pernah berdandan?

Oh tentu saja, liat saja mataku. Dibagian bawah ada sebuah kantung hitam, bukankah sedikit mirip seperti menggunakan eyeshadow? Ini kudapatkan saat menonton sinetron bersama para suster-suster disini.

Selanjutnya lihatlah bibirku, warnanya putih pucat. Bukankah terlihat seperti menggunakan lipstik putih?

Beralih dari wajah, biar kujelaskan penampilanku dari depan.

Rambut berwarna coklat bergelombang yang acak-acakan. Baju pasien berwarna pink pastel yang terlihat sangat besar ditubuhku.

Ya mungkin penjelasan diatas sudah cukup menjelaskan tentang penampilanku.

Sejak kapan berada di rumah sakit?

Tidak lama, kurasa hanya 14 tahun, sedangkan umurku 18 tahun.

Sebentar kan?

Beralih dari sejak kapan aku disini, hidupku juga tidak terlalu buruk.

Rumah sakit ini cukup menyenangkan bagiku. Aku bingung kenapa orang sangat tidak suka berada di rumah sakit.

Padahal disini kita juga masih bisa merasakan oksigen.

Makanan juga masih tersedia, dan rasanya juga tidak buruk.

Di setiap kamar juga disediakan TV, acaranya juga sama dengan TV kebanyakan.

Kau juga masih bisa fangirling disini. Tenang saja, wajah idolmu masih terlihat jelas.

Bahkan drama korea yang baru saja aku sudah menontonnya. Gaul bukan?

Cukup untuk pembukaannya, perkenalkan. Namaku Kim Seo-Ri, gadis rumah sakit berumur 18 Tahun yang lahir di seoul tanggal 15 Mei 2000.

Maukah kalian mendengarkan kisahku?