"hoamm" aku menguap, tadi malam benar-benar melelahkan. Aku dan Jimin melihat kembang api sampai tengah malam. Kami benar-benar lupa waktu.
Aku melihat Jimin masih tertidur pulas, mulutnya bahkan tidak menutup rapat.
"dasar bocah" kataku tertawa kecil.
Aku segera berjalan menuju kamar mandi dan melihat wajahku di cermin. Yaampun, wajah siapa itu? Aku tidak mengenalnya.
Rambut acak-acakan seperti singa, bibir yang sedikit putih karena air liur yang mengalir kering, dan lihatlah kantung mata itu. Rupamu buruk sekali Seo-Ri!
Aku segera menekan bel untuk memanggil perawat. Tak lama kemudian sang perawat sudah datang.
"ada apa nona Kim?" tanyanya padaku.
"anu suster, bisakah jadwal mandiku dipercepat? Aku butuh membersihkan diriku sekarang" kataku padanya.
Memang jadwalku membasuh diri adalah 2 hari sekali. Ini karena aku sangat membutuhkan infus. Jadi sangat sulit bila mandi menggunakan infus yang masih terpasang.
"oh baiklah, biar kusiapkan dahulu" kata sang perawat meninggalkanku.
Ia kembali membawa peralatan mandi dan tentu saja 1 stel pakaian baru untuk pasien.
Setelah mandi badanku terasa lebih segar. aku menyisir rambutku, bahkan memakai bedak tipis dan lipbalm. Kurasa wajahku sedikit lebih baik dan rapi dari biasanya.
Saat aku keluar, ternyata Jimin sudah bangun dan memakan sarapannya. Rambutnya bahkan masih berantakan.
"gomawo ne" kataku pada si perawat, setelah itu ia meninggalkan kamar.
"wah, lihat siapa yang baru selesai mandi. Ya begini dong, rapi dan bersih. Jangan seperti singa galak saja" katanya tertawa, bahkan sampai tersedak sendiri.
"cepat mandi, kau sudah seperti bebek kampung saja Jim" kataku mengeluarkan lidahku berusaha mengejek Jimin.
"mana ada bebek kampung yang tampan" Jimin menunjukkan pose kerennya diatas kasur.
"jijik" kataku tidak menoleh pada Jimin.
"baiklahh.. Aku akan mandi. Sebentar lagi juga member yang lain akan datang" kata Jimin segera duduk di kursi roda dan mengambil handuk.
"maksudmu member lain akan menjengukmu?" tanyaku penasaran.
"tentu saja. Kan aku kesayangan" katanya pede mendorong kursi.
Aku hanya memutar bola mataku dan menyantap sarapan pagiku. Dasar namja kepedean.
Jimin masuk ke kamar mandi, tak lama kemudian pintu kamar terdengar. Jangan-jangan teman-temannya?
Tok tok tok
Aku segera berjalan membukakan pintu untuk mereka.
"Ji- oh? Salah kamar ya, mianne " kata seorang lelaki berbadan tinggi.
"ani, kau mencari Park Jimin kan?" tanyaku padanya.
Ia menganggukan kepala, "ne, eodiseoyo? " ia bertanya padaku.
"ia sedang mandi, tunggu saja didalam" kataku berjalan kearah kasurku kembali, meninggalkan mereka.
Keenam namja itu masuk dan duduk dikursi, beberapa masih berdiri.
Tak lama Jimin pun keluar dari kamar mandi.
"Hey! Kenapa tidak bilang kalau sudah datang?" sapa Jimin pada teman-temannya.
Aku hanya memejamkan mataku dan mengarahkan badanku kearah berlawanan dengan mereka. Aku hanya malas berurusan dengan namja.
Eh? Tapi si Jimin kan namja?
Ah sudahlah, tidak penting.
"hei, teman sekamarmu galak ya" kata seseorang berbisik, aku tidak tau itu siapa.
Tapi Hey! Aku dengar tau!
"iya, apa dia PMS? Atau semacamnya?" bisik seseorang yang lain.
"kau pasti tidak betah dekat dengannya terus" balas seseorang.
"Hey! Jimin nyaman denganku tau!" aku berteriak spontan, setelah itu aku menutup mulutku.
Oh apa yang aku katakan?
Kau pasti sudah gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
RED -pjm [END]
FanfictionKim Seo-Ri, kehidupannya berubah semenjak Park Jimin datang. Baru pertama kali ia merasakan yang namanya rasa Cinta. "alay lu thor" -pjm "diem lu. Ini sinopsis nya bego" -ksr