11

186 18 0
                                    

Kindly play the video.

"kau siap Jimin?"

"tentu saja, ada yang menungguku"

Author pov on.

Suara musik mengalun, Jimin berdiri membawa sebuah mik.

"mangseorindaneun geol ara jinshimeul malhaedo
gyeolguk da hyungteodeullo doraonilkka"

"hei Jimin! Lihat aku!"

Terlintas di otaknya, senyuman dan kata-kata Seo-Ri.

"himeul naeran ppeonhan mareun haji aneul geoya
nan nae yaegil deullyeojulge deullyeojulge"

"tolol"

Jimin tersenyum, ia melantangkan suaranya. Ia mengangkat wajahnya.

Dalam hatinya, ia tidak sabar untuk bertemu perempuan yang membuatnya tersenyum sendiri seperti orang gila.

Kim Seo-Ri.

'aku sudah mencintainya'
-pjm

🍂

"tunggu Jimin! Kau mau kemana?"

"ke rumah sakit" Jimin berlari tanpa menoleh, hatinya sudah tidak sabar bertemu dengan Seo-Ri.

"aku tidak sabar melihat reaksinya! Apalagi aku memakai sweater pemberiannya di konser! Dia pasti akan berteriak melihatku" gumamnya menyetir mobil.

Ia melajukan kecepatan mobilnya, tersenyum layaknya orang gila.

Karena siapa?

Lagi-lagi Kim Seo-Ri.

Ia memakirkan mobilnya sembarang, berlari masuk kedalam rumah sakit dengan terburu-buru.

Jimin sampai tepat didepan kamar Seo-Ri.
Wajahnya menunjukkan ketidaksabaran. Matanya berbinar mengharapkan pujian. Mulutnya tidak henti mengulaskan senyuman.

Tentu saja karena Seo-Ri.

"Seo-" Jimin membuka pintu kamar, tapi katanya terhenti karena tidak ada seorang pun dikamar itu.

Ia bertanya kepada salah seorang perawat yang lewat.

"dimana Seo-Ri?"

Wajahnya khawatir, kemana Seo-Ri menghilang?

"Seo-Ri? Dia sedang di ruang operasi. Hari ini dia mendapat donor" jawab sang suster.

Jimin menghilangkan wajah khawatirnya, senyuman kembali muncul.

"jjinja? Kamsahamnida!" pamitnya sopan.

Ia segera berlari menuju ruang operasi.

"jadi Seo-Ri membuat kejutan untukku?" senyumnya tak berhenti.

Ia sampai tepat didepan ruangan operasi, seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"bagaimana keadaan Seo-Ri ? Dia baik kan? Aku boleh masuk kan?" katanya melontarkan banyak pertanyaan pada sang dokter.

"Seo-Ri.. Dia.."

Jimin menyingkirkan badan si dokter cepat, "permisi! Aku mau bertemu dia!"

"SEO-RI AKU DAT-" kata Jimin terhenti.

"apa ini? Aku salah masuk kamar ya?" Jimin kebingungan.

Seseorang tertutup kain putih diatas kasur pasien. Jimin yakin ia pasti salah masuk kamar.

"maafkan aku, permisi" ia segera hendak keluar.

"tunggu Jimin... Ini benar Seo-Ri. Kau mencari Seo-Ri kan?" seorang perawat menahan Jimin dengan tatapan sendu.

"Seo-Ri? Mana Seo-Ri? Aku pasti salah masuk! Kau ini jangan bercanda!" ia menghempas tangan perawat itu.

"Seo-Ri.. Dia.. Di kasur itu.." perawat tadi menunjuk seseorang yang tertutup kain putih tadi.

Suara Jimin bergetar.

"ini hanya bagian dari kejutan kan? Iya, benar. Seo-Ri pasti sedang mengerjaiku. BENAR KAN? JAWAB AKU!" Jimin berteriak keras.

Ia berjalan cepat mendekati kasur itu, matanya berkaca-kaca. Yang ia mau ini semua hanyalah lelucon.

Harus.

"Seo-Ri!" ia membuka kain itu.

Tatapannya terkejut, tidak ada senyuman di wajahnya. Hanya ada air mata yang menetes deras.

"Hei kau! Bangun Seo-Ri! Ini sama sekali tidak lucu!" Jimin mengguncangkan badan Seo-Ri kasar.

Tubuh Seo-Ri tebujur kaku, bibir yang sangat putih dan kulit yang dingin. Matanya yang tertutup membuat tangis Jimin semakin menjadi-jadi.

"BANGUN SEO-RI! KATAKAN PADAKU INI SEMUA LELUCON!" Jimin masih mengguncangkan badan Seo-Ri.

Cklek

"Seo-" seseorang masuk kedalam ruangan, kata- katanya terpotong setelah melihat Jimin dan gadis yang ia kenal terlihat kaku diatas kasur.

Taehyung.

"apa yang terjadi?" suara Taehyung ikut bergetar melihat tangisan Jimin mengeras.

"TAE! KATAKAN PADAKU INI PASTI LELUCON! YAKAN? KAU PASTI JUGA IKUT MENGERJAIKU KAN? SEKARANG BERIKAN SEO-RI KU!" Jimin mengguncangkan tubuh Taehyung sambil menangis dan marah.

"jimin.." Taehyung menundukkan kepalanya.

"suster, bawa pasien menuju kamar mayat" seorang dokter masuk dan memberikan perintah.

"KAU GILA? DIA MASIH HIDUP! KENAPA DIBAWA KE KAMAR MAYAT? KAU DOKTER MACAM APA HA!" Jimin memukul pipi sang dokter dengan paksa.

"tenanglah Jimin... Aku- aku tau kau terpukul" Taehyung melerai Jimin.

"kau temanku kan Taehyung? Jangan biarkan Seo-Ri dibawa! Dia masih hidup!" Jimin menunjuk Seo-Ri yang terbujur kaku.

"dokter.. Kumohon beri kami waktu" Taehyung memohon.

Sang dokter akhirnya keluar, begitu pula para suster.

"bacalah surat ini, Seo-Ri memberikannya padamu" salah seorang suster memberikan sepucuk surat pada Jimin sebelum akhirnya ia keluar.

RED -pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang