Pagi menyambut Dahyun dengan baik dan datangnya sosok pria yang sudah berdiri menghadapnya.
"Haah." kaget Dahyun.
"Hem."
"Kau kenapa ada di sini."
"Inikan tugasku, melihat keseharianmu."
"Aku." kata Dahyun sambil menunjuk dirinya sendiri.
"He'em, sekarang kau bangun dan datanglah ke sekolah."
"Baiklah."
Setelah selesai Dahyun merias dirinya seperti biasa berkepang dua dan tidak lupa kaca matanya, mungkin dia sadar tentang penampilannya yang berbeda dari teman temannya disekolah karena memang dia tidak bisa merias dirinya seperti mereka, jadi dia berfikir tidak masalah, kemudian dia turun ke bawah untuk sarapan.
"Sudah selesai, sekarang makanlah."
"Baik bu."
Orangtuanyapun tidak memperdulikan penampilan Dahyun karena memang manurut mereka Dahyun sama saja dengan teman temannya di sekolah.
Karena itu Dahyun hanya percaya pada orangtuannya dan temannya Chaeyoung.
"Bu aku berangkat ya."
"Iya hati hati."
Kebetulan ayahnya sudah berangkat lebih awal.
Dahyun berangkat menggunakan bus, itu adalah kemauan Dahyun sendiri karena menurut dia itu lebih menyenangkan.
Saat di perjalanan menuju halte Dahyun di kagetkan dengan suara yang tiba tiba muncul.
"Siap."
"Astaga." kata Dahyun sambil memegang dadanya.
"Apa."
"Kau mengagetkanku."
"Biasa saja."
"Siap untuk apa."
"Percaya diri."
"Tidak tau, apa aku bisa." kata Dahyun memandang ke bawah.
"Kau pasti bisa, kau hadap ke depan dan jangan dengarkan kata kata orang."
Dahyun hanya memandang Mingyu dan senyum, sampai akhirnya dia sadar bahwa selama dia berjalan banyak orang yang memandanginya sambil menahan tawa.
"Kenapa semua orang melihatku seperti itu."
Mingyu ikut melihat sekitar dan dia sadar.
"Ah maafkan aku, aku kan tidak terlihat."
"Apa."
"Hem."
"Sekarang semua orang menilaiku bukan orang bodoh lagi tapi gila."
"Apa yang kau katakan, baru saja di mulai sudah menyerah, lagian kau kan tidak mengenal mereka sudah ku bilang jangan dengarkan kata kata mereka."
"Hem."
#
Jam pelajaran pertama di mulai, hari ini ada ulangan harian untung saja Dahyun merasa dirinya sudah belajar tadi malam.
Tetapi saat Dahyun mengerjakan ada suara yang menggangunya siapa lagi kalau bukan Jihyo yang rusuh sedang mencari jawaban, saat Dahyun melihatnya dia dibalas dengan tatapan yang sangat mengerikan dari Jihyo.
"San mana jawabannya." bisik Jihyo ke Sana.
"Aku tidak tahu, coba tanya Mina." balas Sana."
"Mina, Mina apa jawaban no. 8?"
"Oh bentar-bentar."
Mina menuliskan jawabannya di kertas, kemudian Mina melempar kertas itu ke Jihyo, tetapi Mina salah melempar dia melempar ke Dahyun.
Saat Jihyo menyuruh Dahyun untuk memberikan kertas berisi contekan itu, tetapi dia dikagetkan dengan suara Pak guru yang sedang mengawasi.
"Jihyo."
"I iya pak."
"Sedang apa kamu."
"I itu pak aku melihat Dahyun menyontek iya dia menyontek."
"Dahyun."
"Tidak pak, aku tidak menyontek."
"Bohong pak lihat saja apa yang dia pegang."
Pak gurupun menghampiri Dahyun, dan Pak guru melihat kertas yang berisi contekan itu.
"Sekarang kamu keluar dari kelas. "
"Tapi pak."
"Keluar."
Dahyun keluar dia tidak tahu harus pergi ke mana.
"Kau seharusnya membela dirimu sendiri."
"Kau."
"Iya."
"Membela bagaimana?"
"Apa kamu tidak sadar itu bukan tulisanmu."
"Kau benar, kau melihat itu tapi kenapa kau diam saja."
"Kau sendiri kenapa diam saja."
"Aku tidak tahu."
"Hem."
Jangan lupa sentuh tanda bintang di bawah ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
FanfictionPria misterius yang mengubah hidupnya, hidup gadis yang penuh dengan pembulian di sekolahnya, mereka selalu bersama sampai akhirnya pria itu harus kembali meninggalkannya. Lihat apa yang terjadi, ikutin terus ya...