05. BERPELUKAN ^,^

156 18 1
                                    

Naya melahap roti ditangannya sambil melirik Jessi, sedari tadi kakaknya itu tak berkata apapun. Minta maaf kek atau apa. Padahal kemarin dia telah membuat rambut Naya dan Vanya menjadi rontok.

"Napa Lu de, liatin gue aja? Gue cantik? Oh makasih, mwah." celetuk Jessi pada Naya.

Dimeja makan ini ada enam orang. Yaitu Naya, Jessi, Vanya, Dara, Rizan dan Rafi yang merupakan suami Vanya.

Rasanya Naya ingin mual saat itu juga saat Jessi mengucapkan itu, dan juga dengan manisnya Jessi menyebut 'de' pada Naya. Biasanya juga menyebut Lo-gue.

"Cantik banget Jes, sampe gue pengen muntah liatnya." balas Vanya. Membuat Rafi yang duduk disampingnya menyenggol tangan Vanya.

"Makasih Lo pujiannya," seru Jessi sambil mengoleskan selai dirotinya.

Naya mendengus kesal, "kak Vanya tuh bukan memuji, tapi menghina kaka Jessi ku sayang," ujar Naya sambil melirik Vanya.

"Nah, bener tuh. Yang pinter dong Jes kayak Naya!" jawab Vanya sambil ber-tos ria dengan Naya.

Jessi mengangguk, "oh, menghina ya bukan memuji. Kalau begitu, makasih ya hinaan nya." balas Jessi.

"Dasar adik biadab!" cerca Vanya pada Jessi.

"Dasar kakak biadab!" Naya ikut-ikutan menimpali pada Jessi.

"Kalian adik kaka biadab!" celetuk Rafi. Membuat semua mata tertuju padanya, namun yang dilakukan Rafi hanya nyengir tanpa dosa.

Sementara Jessi malah tertawa terbahak-bahak sampai dia batuk dan diberikan segelas air oleh Dara. Dan Rizan yang melihat tingkah ketiga anaknya pun hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Vanya menatap Rafi dengan wajah sangar, "Diem lo, gue pecat jadi suami lo nanti!" bisik Vanya ketelinga Rafi membuat Rafi melotot seketika.

"Mpssttt mampus!" gumam Jessi namun kemudian ia tertawa karna tak kuasa menahan tawanya. Karna walaupun Vanya berbisik, tetap saja suaranya keras, itulah Vanya. Dan pasti semua orang yang sedang disitu pun mendengarnya. Termasuk Dara dan Rizan.

"Udah sana Jessi sama Naya berangkat sekolah. Nanti telat." ucap Dara.

"Siap bos!" balas Naya dan Jessi bersamaan.

"Naya mau diantar ayah aja. Gak mau sama kak Jessi!" pinta Naya.

"Halah, Lo takut gue ketemu sama Rey kan? Terus takut Lo ditanyain lagi sama gue tentang Rey?" balas Jessi sambil menggoda adiknya.

"Hello, bukan karna itu ya kaka Jessi ku sayang. Gue gak mau Lo ngancem nurunin gue didalem mobil cuma karna gue gak bayar bensin mobil Lo itu!" balas Naya bercanda. Walaupun bercanda, namun kejadian itu sering terjadi saat Naya diantar oleh Jessi. Jessi dengan embel-embel tak punya duit selalu merajuk Naya. Dengan ancaman jika tidak diberi maka akan diturunkan ditengah jalan. Namun pada kenyataannya Naya memberi uang atau tidak kepada Jessi. Jessi selalu mengantarkan Naya hingga sampai sekolah. Dan tidak pernah menurunkannya ditengah jalan.

"Bocor Lo! Lain kali mulut Lo gue pake-in pembalut yang ada sayapnya sekalian biar gak bocor!" cibir Jessi.

•B E  M I N E•

"Minta ganti rugi gue!" ucap Rey.

Naya mengerutkan dahinya. "Ganti rugi? Ganti rugi apaan?" tanya Naya tidak mengerti.

"Lo lupa atau gimana?! Kemarin makanan didalam mobil gue ludes sama Lo!" kesal Rey dan Naya hanya membuka mulutnya membentuk huruf 'O'.

Rey sudah meremas jari kedua tangannya, ingin sekali rasanya Rey mencabik-cabik gadis dihadapannya ini. Mengapa gadis ini selalu saja membuat Rey kesal?!

BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang