"HAHAHAHA ITU ITU GOCEK ITUU, GOALLL!!!"
"ASTAGHFIRULLAH GESER, HINDAR DONG! TENDANG! TENDANG! YAHH...PENONTON KECEWA...,"
"DEVANN SEMANGAT! AKU PADAMUU!"
"WOYY KELAS KITA HARUS MENANG! GO GO GO!"
"KAK DEVAN, KAK ALMESH, KAK ALFIAN, KAK KELVIN SEMANGAT!"
"KITA HARUS MENANG! MENANG! MENANG!"
Frans menutup telinganya, jadi menabok cowok disampingnya yang sedari tadi berteriak seperti cewek alay yang mendukung kekasihnya.
"Apasih lo?!" Rey berujar sewot, karena main ditabok aja sama Frans orang dia gak salah apa-apa.
"Lo kayak cewek alay tau gak! Berisik! Lo gak takut cewek-cewek pada ilfeel sama lo? Apalagi kalau Naya yang ilfeel gimana?" Frans menasehatinya seperti ibu-ibu kompleks depan rumah Rey, yang kalau sendal ibu itu Rey sembunyikan terus mulutnya nyerocos terus 79/km bahkan sampai radius 500 km masih kedengeran.
The power of emak-emak memang.
"Gak takut tuh," balas Rey santai. "Kalau emang orang ganteng mah mau ngapain juga ganteng aja, banyak yang naksir. Emangnya elo, nyepik teh Lily bae gak bisa."
"Sialan lo!" Frans mencibir, namun akhirnya tertawa juga. "Lo dari pada disini mending ikut main sana!"
Rey berpikir sejenak, "boleh juga. Tapi sekarang Boy William sedang lelah. Mending lo aja main sana, gantiin Kelvin. Biar Kelvin gue pijet plus plus dulu disini." ucapnya terkekeh.
"BEGO LO!" Frans kembali menabok Rey, membuat cowok itu meringis. "Untung lo temen gue Rey, kalau bukan udah gue jadiin samsak lo!"
"Dih, najis." Rey mendecih sinis.
Sebenarnya jam istirahat kali ini, kelas Rey sedang bertanding dengan kelas sebelah. Cuma iseng doang sih, gak ada hadiah apapun juga kalau menang.
Rey melirik sekeliling, dia mencari Naya. Mata jelinya langsung melihat Naya yang sedang duduk bersama seorang lelaki.
Tunggu tunggu.
Kayaknya Rey kenal, namanya siapa ya?
"Eh gue kesalip ketos songong anying!" Rey mencetus begitu saja, kemudian berdiri dan mulai berjalan menghampiri Naya kesana.
"Naya! Jauh-jauh dari ketos songong Nay!"
Rey datang, dan menjauhkan Naya dari Gara. Membuat Rey duduk ditengah-tengah antara mereka berdua. Sementara Naya dan Gara sama-sama mendesah.
Makhluk yang satu ini gaib bener, dimana-mana ada!. Batin Gara berbicara.
Naya memejamkan matanya lelah, mengapa Rey selalu menganggu hari-harinya seperti ini?
Apa Rey tidak bisa membiarkan Naya hidup tenang tanpa gangguan usilnya yang tidak masuk akal itu?
"Apasih lo, jauh-jauh!" Gara mengusir Rey dengan terang-terangan, membuat Rey jadi mendecih sinis tak terima.
"Lo yang apaan ha? Deketin Naya-nya gue. Jauh-jauh deh lo," Rey menjadi balik mengusir Gara.
"Dih apaan sih lo, gak jelas." Gara berusaha untuk tidak meladeni Rey. Kemudian dia menarik tangan Naya. "Pergi aja yuk, Nay. Disini ada pengganggu," ajaknya.
Rey menepis dengan segera tangan Gara dari Naya, beralih menarik tangan Naya kepadanya.
"Gak usah pegang-pegang Naya!" Rey mengancam pada Gara.
"Lo juga!" Gara jadi menepis tangan Rey dari tangan Naya.
Naya sendiri kesal, dia menarik nafasnya sebelum dengan kesal mendorong kedua pemuda itu agar menjauh darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE
Teen FictionReynathan Pradipta, seorang siswa dengan segala tingkah kelakuan buruknya. Namun memiliki paras tampan yang membuat kaum hawa jatuh cinta jika melihatnya. Disuatu pertemuan ia dipertemukan dengan seorang gadis manis bernama Anaya Kharisma Putri, ga...