" Aku mesti ke Mr.Chie nih. Aku kan punya prestasi di lima bidang ini. Semua harus aku ikuti. Lagian jadwal latihannya beda-beda " ucap Boy dalam hati dan langsung pergi meninggalkan kerumuran itu.
____
Saat Boy berada di depan pintu ruangan Mr.Chie, ia sayup-sayup mendengar suara ayahnya Mr. Nuel Kenha.
" Apa yang anda maksud Me.Chie? Arsel berpura-pura menjadi laki-laki dan punya nama Boy Fakle? Apa yang dipikirkan olehnya? " sergah Mr. Kenha yang memijat pelipisnya. Suaranya yang cukup keras dapat didengar jelas oleh Boy.
" Yes. It's my plan pa " ucap Boy yang tiba-tiba saja mendobrak kasar pintu itu yang membuat pandangan kedua lelaki paruh baya tersebut mengarah kepada sumber suara. Mr.Nuel pun berdiri dari kursinya dan menuju Boy.
" What do u think kenha? Kenapa kenha buat kayak gitu " ucapnya lembut yang tak ingin menumpahkan kemarahannya kepada anak perempuan kesayangannya itu.
" Pa... kenha buat kayak gini soalnya. Kenha gak mau kayak dulu lagi. Kenha gak mau dideketin orang cuman karna uang aja pa... lagiankan muka kenha miripan ke cowok dibandingkan ke cewek kalau model kaya gini " lirih Boy yang sudah membendung air matanya yang siap mengalir. Boy mengingat betul bagaimana teman dekatnya dulu seketika menjauhi Boy saat ia digosipkan bukan anak kandung Mr.Kenha.
Flashback
" Woi... denger nih " teriak seorang gadis di depan kelasnya. Semua pandangan seketika menuju ke gadis itu.
" Menurut kabar yang gue baca nih hari ini di koran. Ternyata si Arsel itu bukan anak kandung Mr.Nuel Kenha. Dia itu ternyata hanya anak pungut. Dan menurut ini berita, Arsel bakalan dikembalikan ke ortu aslinya di Sukabumi. Teruskan kabarnya juga ortu aslinya itu miskin berat. Arsel itu ternyata anak mantan pembantu keluarga Kenha " ucapnya dengan lancar disertai senyum senyum bengisnya. Ia sangat bangga dapat membuat seorang Arsel tertunduk malu. Senyum miring di wajahnya menyatakan bahwa ia sudah menang.Arsel yang mendengar semua perkataan gadis itu seketika menumpahkan air matanya dan langsung pergi keluar kelas tanpa ada tujuan. Di lorong sekolah, ia terus saja menangis dan berusaha terus menyeka air matanya yang tak henti tumpah. Ntah apa yang dipikirkan oleh Arsel, ia tiba2 saja langsung pergi ke ruangan ekstrakurikuler taekwondo.
Dengan air mata yang terus mengalir, ia langsung berlari dan memeluk dari belakang kakaknya, Dwi yang sedang berdiri memperhatikan pergerakan juniornya." Eh? Kenha. Kok nangis ?" Khawatir Dwi yang seketika membalikkan badannya menghadap tubuh Arsel yang lebih pendek darinya. Arsel yang masih terisak2 dengan tangisnya membuat Dwi semakin khawatir.
" Kenha... cerita dong sama kakak " ucap Dwi yang semakin khawatir dengan keaadaan Arsel yang semakin lama semakin kuat tangisannya
" Hiks.... Tadi... hiks... di kelas- " Arsel tiba2 saja sudah pingsan di pelukan Dwi. Melihat Arsel yang tak bersuara lagi dan pelukannya sudah longgar membuat Dwi panik dan seketika membopong Arsel ke UKS.
Beberapa lama kemudian Arsel pun terbangun karena ia mendengar dengkuran keras dari Dwi.
" Kak... bangun kak... uhuk... uhuk... " ucapan serak Arsel yang berusaha membangunkan Dwi yang tertidur pulas disampingnya dalam posisi duduk dan masih mengenakan pakaian taekwondonya.
" Kak... kakak... bangun kakk... " ucap Arsel kedua kainya dan mulai menggoncangkan tubuh Dwi dengan tenaga yang masih ada.
" Hhmmm.... dah bangun ? " ucap Dwi dan meregangkan tubuhnya.
" Kak... ayok pulang. Kenha gak suka bau obat " rengek Arsel yang berusaha duduk namun ditahan oleh Dwi
" Gak usah dipaksa dek "
" Kak... ayo pulang " pinta Arsel yang semakin memaksa.
"Iya... kita pulang " pasrah Dwi dan mulai mengangkat tubuh Arsel, menggendong tubuhnya ke mobil sedan Dwi.Dalam perjalanan tak ada satupun pembicaraan yang dimulai. Saat Dwi berdeham pun Arsel tak peka. Ia masih saja melamun menatap keluar jendela mobil. Melihat Arsel yang terus murung membuat hati Dwi seperti diiris2. Sesampainya di rumah, Arsel tidak sesikit pun menampakkan rasa bahagianya. Wajah yang terus sedih itu semakin membuat Dwi sangat sakit.
***
" Adek... adek... buka pintunya dung... kakak mau masuk nih... adek belum makan malam lho... " ucap Dwi dari bilik pintu kamar Arsel sambil mengetuk pintu itu. Tak kunjunng ada jawaban, Dwi pun seketika membuka pintu Arsel yang ternyata tak dikunci. Saat membuka pintu itu, ia melihat Arsel dalam kondisi yang sangat buruk. Wajahnya pucat, mata bengkak, rambut berantakan. Ia sedang memeluk foto keluarga mereka.
" adek... ada apa sih sebenarnya? Kok murung terus. Kakak sakit tau nengok adek " ucap Dwi yang sudah duduk disamping Arsel dan menarik Arsel ke dada bidangnya sambil mengelus kepalanya lembut.
" Kak... Kenha mau nanya sama kakak. Kakak jawab jujur ya " pinta Arsel dengan suaranya yang masih serak.
" Ia... kakak jawab jujur deh " balas Dwi mencium pucuk kepala Arsel di ujung katanya.
" Kenha ini anak kandung papa mama gak sih ? " ucap Arsel yang seketika menyerang hati Dwi seperti ribuan jarum.
Sorry ya baru disambung. Soalnya sibuk dengan kegiatan paskib...
Waiting again ya...
Voment guys...
☺☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
AK
RomanceArsel ialah seorang wanita tomboy multi talent yang sangat anti dengan cinta dan lebih suka menghabiskan waktunya dengan olahraga. Ia hidup dalam hidup yang kaya namun ia membenci itu. Saat ia duduk di bangku SMA, semuanya berubah semenjak Ezran sa...