Piece OF Puzzle | Part 18 : First Kiss

714 67 143
                                    

Don't copy my story!! Jangan plagiat, kreatif dikit. Da nulis teh hese 😐😣😂😅

** Happy Reading **

"Percy, cium calon istrimu."

What??

Serena membeku, sesaat kemudian tersenyum kikuk. Ia melirik ke arah Samuel, adiknya itu sedang menatapnya dengan wajah tanpa dosa. Ia menoleh ke arah Cherlyn, dia sedang melihat ke arah lain. Jangan tanya ekspresi Frank, karena saat ia mencari keberadaan Frank, ia malah sedang menatap mereka dengan mata berbinar. Sial. Dia kena trap calon mertuanya!!

Serena menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuknya yang tak gatal, ia benar-benar nervous. "Tu-tunggu ... tunggu, Perceval." Serena menahan dada Perceval agar tak mendekat. Ia malu jika harus berciuman dan dilihat banyak orang, apalagi ini dengan Perceval--laki-laki yang bahkan tak ia cintai.

"Ada apa?"

"Aku mau ke toilet." Baru saja Serena melangkah, tetapi kakinya langsung terhenti saat Cherlyn menginterupsi.

"Loh, bukankah Ka Serena tadi sudah ke toilet?"

Serena mendelik. Gadis itu sedang  menatapnya dengan senyuman lebar yang tercipta di bibirnya. Sialan gadis ini!! Serena terus bersumpah serapah dalam hati, ia kembali membalikkan badan lalu tertawa hambar.

Perceval mendekatkan wajahnya ke telinga Serena. "Kau tak akan bisa menghindar." Perceval menyeringai sebelum akhirnya ia menjauhkan wajahnya dari telinga Serena.

Tubuh Serena sudah meremang sejak Perceval mendekatkan wajahnya. Ia ingin kabur sekarang juga! Pasalnya, semua mata melihat ke arah mereka. "Percy, t-tunggu ... aku--"

Terlambat. Perceval sudah menangkup wajahnya dengan kedua tangan, ia terlanjur menempelkan bibirnya ke bibir Serena. Ya, hanya menempelkan bibir. Namun, hal itu berhasil membuat Serena mengerjapkan mata berkali-kali saking kagetnya.

Andai ada kata yang bisa mendeskripsikan apa itu bahagia, Perceval akan memilih untuk mencium Serena karena saat ia mencium bibir ranum itu, rasa bahagia semakin membuncah dalam hati. Ia ingin, rasa itu terus tercipta dalam hidupnya, bukan hanya sesaat.

Perceval tersenyum disela-sela ciumannya, saat Serena hanya bisa terdiam membisu.

Seakan terhantam batu, Serena mendapatkan kembali kesadarannya saat Perceval tersenyum puas. Refleks ia langsung mendorong dada Perceval dan menatapnya dengan tatapan tajam. Ada kilat marah di mata gadis itu. "Berani sekali kau--"

Perceval kembali menciumnya. Kali ini ia bahkan dengan berani mengecap, dan menggigit bibir bawah Serena hingga suara decapan terdengar sampai telinganya. Ia merasa malu pada diri sendiri. "Mmph, le-lepaskan!" Serena mendorong dada Perceval, tetapi tidak berhasil. Ah! Seharusnya ia menginjak kaki laki-laki itu, tetapi untuk bergerak saja ia sudah terlalu lemas.

Serena memukul dada Perceval, berharap pria itu bisa melepas ciumannya, dan berhasil! Perceval menatapnya dengan tatapan sayu, entah apa yang ia pikirkan. Tiba-tiba tangan laki-laki itu terulur, menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga, menempelkan dahinya ke dahi Serena. Membuat wajah Serena semakin panas. Ia tak bisa berkata-kata sekarang, lidahnya kelu.

Perceval menyentuh bibir bawah Serena dan menyapukannya dari ujung hingga ke ujung. Membuat aliran listrik tercipta dan menggelenyar hingga ke seluruh tubuh Serena. "Aku suka bibirmu," ucapnya hampir putus asa dan berhasil membuat wajah Serena semakin memerah, bahkan hingga menjalar ke telinga gadis itu.

Ah, Perceval suka melihat Serena seperti ini. Efek yang ditimbulkan karena perlakuannya, ia sangat menyukainya.

"Ciumannya panas sekali, aku sampai iri ...." Damitri menginterupsi, membuat Perceval menjauhkan tubuhnya.

Piece Of Puzzle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang