Piece Of Puzzle | Part 26 : Honeymoon [4]

699 65 92
                                    

Hallo, maafkan karena baru sempat up 😂 seharian kemarin koneksi internet labil, jadi aku enggak berani publish 😅

Adakah yang kangen Percy n Serena? 😆

Oiya, mulai part ini dan seterusnya, bakal terus banyak drama 😂😅 harap maklum yeee 😅

Salam kenal buat para silent readers dari author manis wkwkwk

Don't copy my story!! Be kreatif 😁

** Happy Reading **

Perlahan Perceval membuka mata. Hampir semalaman ia terbaring tak berdaya, demam yang cukup tinggi membuatnya tak bisa banyak bergerak. Pria itu menoleh ke samping. Dilihatnya Serena yang sedang tertidur, ia menyandarkan tubuhnya ke dipan ranjang, dengan posisi terduduk dan kepala yang disangga dengan sebelah tangan. Perceval tersenyum hangat.

Perceval ingat, Serena dengan telaten merawatnya. Gadis itu tak segan menyeka keringat dingin yang keluar dari dahinya, menyuapi bubur yang sebelumnya Serena pesan dari room service dan memberikannya obat yang sempat diberikan oleh sahabat Serena. Meski demam membuat kepala Perceval pusing bukan main, tetapi ia bisa mengingat semua itu.

Sungguh, ia benar-benar merasa tersentuh dengan perlakuan gadis ini. Dulu ia bahkan berlaku jahat padanya, tetapi Serena malah membalasnya dengan segala kebaikan hati. Ia sama sekali tak dendam padanya. Kekasihnya saja belum tentu mau merawatnya seperti ini. Sebuah kenyataan yang miris bukan.

Perceval menggeleng pelan. Ia bangun dari tidurnya, lalu melangkah keluar ranjang. Ia mendekati Serena, dengan perlahan Perceval mengangkat tubuh Serena lalu membaringkannya. Gumaman pelan keluar dari mulut gadis itu, membuat Perceval terkekeh pelan. Sekilas ia mengecup bibir Serena, lalu membenarkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah gadis itu kemudian menyelimuti Serena hingga ke batas dada.

"Terima kasih, Rein," bisik Perceval dengan air mata yang menggenang. Ia mencium kening Serena lama. "Kau gadis yang sangat baik," ucapnya sesaat setelah melepaskan ciumannya. "Tidurlah yang nyenyak, gadis bodoh." Perceval melangkah keluar kamar kemudian langsung menghubungi room service. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul enam pagi.

Matahari sudah terbit sejak tadi, udara di kota Bali pun terasa begitu menyejukkan. Suara deru ombak pantai yang terdengar begitu jelas, membuat Perceval ingin segera membasahi dirinya dengan air laut. Namun, tentu saja melihat Serena yang masih tertidur, membuatnya urung meninggalkan gadis itu sendirian.

Hampir dua jam ia menghabiskan waktu dengan melihat acara TV. Sungguh ia merasa bosan, gadis itu belum juga terbangun dan Perceval tak ada niat sama sekali untuk membangunkannya. Ia tahu, Serena pasti kelelahan karena mengurus orang yang sakit memang butuh tenaga ekstra. Sebuah ide muncul di pikirannya, akhirnya Perceval memutuskan untuk berenang.

Di waktu yang hampir bersamaan, Serena perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan mata karena yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit kamar berwarna putih. Seingatnya ia tak tidur di atas ranjang. Kerutan alisnya semakin dalam, saat Serena meraba-raba tempat tidur di sampingnya.

Kosong.

Serena terlonjak kaget. Ia menyingkirkan selimutnya tergesa, dengan cepat ia melangkah keluar ranjang lalu berlari ke kamar mandi. "Percy? Perceval!!" Serena mengetuk pintu kamar mandi, tetapi tak ada jawaban sama sekali. Ia mencoba membuka kenop pintu. Tak di kunci! Namun, kekecewaan segera hadir di wajahnya saat ia menyadari pria itu tak berada di sana. "Ke mana dia?" tanya Serena dengan wajah khawatir. Ia melangkah keluar kamar sambil terus memanggil nama Perceval.

Piece Of Puzzle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang