Piece Of Puzzle | Part 15 : Heartless

594 74 149
                                    

Di part ini, ada sedikit adegan 18+ lagi 😂😂😅 harap bijak dalam memilih bacaan ya.. Kalau enggak suka, di skip aja.. Wkwkwk

** Happy Reading **


"Duduklah Vic, aku ambil kotak obatnya terlebih dulu."

Victor mengangguk, ia melihat Serena melangkah di mana first aid disimpan, saat ini mereka sedang berada di tempat istirahat.

"Rein ...."

"Hm?"

"Apa Bennet mencintaimu?"

Tangan Serena terhenti di udara saat pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Victor. Ia sedang mengambil kotak obat yang disimpan di salah satu laci.

Serena mendengus pelan. "Jangan bercanda, itu tidak mungkin." Ia mengambil kotak obat, berbalik kemudian melangkah mendekati Victor lalu duduk tepat di sampingnya.

"Tapi Rein, dia bersikap sangat possessive padamu. Aku tak suka--"

"Sudahlah, Vic. Jangan membahasnya lagi." Serena menuangkan alkohol ke salah satu kasa, kemudian menyapukannya perlahan pada sudut bibir dan pelipis Victor yang membiru. "Lagipula, kenapa kau meladeninya? Dia itu arogan dan tak mau mengalah. Aku penasaran, harga dirinya sebesar apa." Serena terkekeh pelan, ia mengingat bagaimana Perceval yang keras kepala saat memilih dress untuknya.

Victor terdiam. Ia menatap Serena dengan lekat. "Kau menyukainya?"

"Astaga! Yang benar saja, Vic!" Serena mendorong tangannya yang sedang mengobati pelipis Victor, membuat laki-laki itu meringis pelan. "Jangan bicara omong kosong. Aku hanya mencintaimu."

Victor tersenyum tipis. Ia membelai wajah Serena yang terlihat sangat cantik. Rambut panjangnya yang ia gelung sembarang memperlihatkan leher jenjangnya, bulu mata yang lentik, iris mata cokelat yang indah membuat Victor selalu mengagumi mata itu.

Victor menyentuh tengkuk Serena, menariknya cepat, membuat gadis itu tersentak kaget saat dengan kasar Victor mencium bibirnya. Rasa amis darah langsung terasa ketika Victor menggigit pelan bibir bawah Serena, membuat gadis itu mau tak mau membuka mulutnya.

"Vic ...," lenguh Serena pelan disela ciumannya. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Ia merindukan sentuhan Victor yang membuat kakinya selalu terasa lemas.

"Ah!" pekik Serena kaget, saat dengan cepat Victor mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di paha Victor.

Victor dapat melihat dengan jelas pipi gadis itu merona hebat, membuatnya menunduk menahan malu. "Kau membuatku mengingkanmu, jika kau terus merona seperti itu," bisik Victor dengan suara serak.

Tubuh Serena meremang, saat napas berat Victor mengenai lehernya. "Vic ...." Tubuh Serena membeku ketika dengan berani Victor menyusupkan tangannya ke baju chef yang Serena kenakan, membelai perutnya lembut, membawa sensasi geli pada tubuh Serena.

"Vic ...." Otak Serena seketika blank. Ia harusnya menolak perlakuan Victor, tapi tubuhnya malah berkata lain.

Tanpa sadar lenguhan pelan keluar dari bibir gadis itu saat Victor mengecup lehernya pelan, dan memberikan tanda di sana. "Kau milikku," bisik Victor tepat di telinganya.

Serena hanya bisa menempelkan dahinya di ceruk leher pria itu, karena saat ini tubuhnya terasa sangat lemas.

"I want you."

Serena termangu. Jika boleh jujur, saat ini ia juga sangat menginginkan Victor, apalagi saat ini Victor bersikap sangat manis padanya. "Vic, aku--"

Piece Of Puzzle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang