Chapter 7 ☔

20 4 1
                                    

Seharusnya aku hanya mengagumi nya saja, bukan meletakkan perasaan padanya

Tentang kita dan hujan~

⏺⏺⏺


"Nah, udah sampe nih !" seru Papa Mega
"Iya, Meg ayo turun" ajak Mama nya
Mata Mega yang sayup-sayup karena udara dingin mulai membuka mata nya. Ia sangat terkejut ketika turun dari mobil kak bagas sudah berada di pintu rumah nenek nya itu.
"Whatt, gawat" gumam Mega sambil menundukkan kepalanya dan melihat wajahnya melalui layar ponselnya "udah rapi belum ya" gumamnya

"Meg, tunggu apa lagi ayo masuk." ajak Mama nya

"Iya,mama duluan" jawab Mega.

Mama dan papanya sudah sampai di pintu masuk. Bagas refleks bersalaman dengan keduanya. Mega yang masih menata rambutnya mulai melangkahkan kaki nya. Bagas yang melihat tingkah mega hanya tersenyum geli.

Ia sekarang sudah berada di hadapan Kak Bagas. Bagas yang tahu kalo Mega gugup langsung mencairkan suasana.
"Meg,lo cantik" ucap Bagas sambil tersenyum
Mega tersipu malu pipi nya memerah "Makasih" jawab Mega sambil membalas senyum
"Tapi, lo dekil bau acem" kata Bagas sambil tertawa terbahak bahak
"Hih, Bagas apaan sih kaga lucu, gue baru aja dateng udah lo ledekin gue pulang lagi aja deh" jawab Mega sebal
Bagas menahan pundak Mega yang ingin masuk ke dalam rumah neneknya itu. "Iya deh maap.. Makasih Meg udah dateng" ucap Bagas tersenyum manis. "Iya sama sama" jawab Mega sambil menyodorkan kepalan tangannya ke arah Bagas dan Bagas juga membalasnya sebai tanda salam. "Yoi..ya udah gih masuk udah ada nenek" ujar Bagas. Mega mengangguk dan langsung menemui nenek nya.

☔☔

Sore hari nya, Mega sudah berencana pergi Ke Sungai perbatasan desa bersama kak Bagas. Dulu mereka sangat sering bermain di sana dengan salah satu teman perempuan Mega juga, nama nya Dina akan tetapi Dina pindah ke Solo bersama keluarganya.

Mega berjalan di atas bebatuan sungai dengan di tuntun Kak Bagas. Setelah sampai ke seberang sungai yang tidak terlalu deras itu mereka akhirnya berhenti untuk beristirahat dan mengobrol

"Gimana nih sekolah kamu?" tanya Bagas.

"Baik baik aja, kalo lo?" tanya Mega balik sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Ia tidak ingin menceritakan soal Puja kepadanya.

"Baik juga." jawab Bagas sambil menoleh ke arah Mega. Seketika ia melihat kalung di leher Mega.

"Itu dari pacar kamu ya?" tanya Bagas ragu sambil menunjuk kalung di leher Mega

Mega menoleh ke bawah "Bego gue ngapa lupa kaga gue lepas sih" gumam Mega menyesal

"Hee, kaga ini mah gue beli sendiri enak aja, gue masih jomblo kali" ketus Mega sambil mengerakkan kalung dari Puja itu.

"Ciaelah" seru Bagas sambil menyipratkan air sungai perlahan hingga membasahi wajah Mega.

"Awas lo gas" balas Mega sambil mencipratkan balik.

Mereka terlihat seru bermain air sambil tertawa bersama dengan kehangatan sinar senja mentari yang menutup hari. Siapapun yang melihat mereka pasti mengira mereka punya hubungan serius, nyata nya tidak mereka hanya Sahabat.
Mega menyebrangi sungai,berjalan di atas batu batu sungai. "Terima kasih senja, telah menutup hari ini dengan indah bersama nya" gumam Mega sambil menoleh ke belakang tersenyum kepada Kak Bagas. Bagas membalas senyuman Mega.

Tentang Kita, dan Hujan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang