Rindu ini menyiksa
Tentang kita dan hujan~⏺⏺⏺
Mega mengerjapkan matanya. Sinar sang raja siang menembus langit langit kamarnya yang setengah transparan.
Ia melihat jam menunjukkan pukul setengah 7. Ia langsung bergegas ke kamar mandi dan menyiapkan keperluan untuk ke sekolah. Di lantai bawah Mama nya tengah mempersiapkan sarapan untuknya ditemani Papa nya. Namun Mega sangat tergesa-gesa setengah jam lagi gerbang sekolah sudah ditutup. Ia hanya berpamitan kepada Kedua orang tuanya dan langsung menaikki taksi.
Jam menunjukkan pukul 06.55. Mega sudah berada di depan gerbang. Terlihat pak satpam mulai menutup gerbang. Namun dengan cekatan Mega berhasil menepis dan masuk ke area sekolah.
Anjayy cape bet. Batin Mega
Mega menyusuri koridor kelas dan sampai di kelasnya.Tett
Bel masuk berbunyi. Bu Ririn memasuki kelas dan memberikan jadwal mapel dan kartu tes pada masing masing siswa untuk tes besok lusa. "Anak-anak ini jadwal pelajaran, sekaligus kartu tes kalian." kata Bu Ririn sambil membagikannya.
"Berhubung ini hari terakhir KBM kalian di kelas XI, kalian diminta untuk membersihkan kelas untuk kenyamanan tes besok lusa. Setelah itu kalian boleh pulang jika sudah ada instruksi dari TU" Jelas Bu Ririn lalu meninggalkan kelas.
Seluruh kelas sontak riuh dan menggebrak gebrakan tangan mereka di Meja. Mega menatap datar teman-temannya.[10.30]
Mega sudah berada di rumahnya. Ia merebahkan badannya di sofa putih di ruang tamu. Kali ini rumahnya sepi, Mama dan Papanya lagi ada acara. Mega mengambil lemon juice di kulkas lalu berjalan menuju kamarnya.
Tiba-tiba..Drett..drett
Muncul notifikasi pesan dari Kak Bagas.
BagasAssalamualaikum, Meg
Waalaikumsalam
Gimana kabarnya? Btw ujian akhir semester lo kapan
Baik, senin lusa
Elah sama dong, udah siap kaga nih
Siap siap aje
Jangan mikirin gue terus, nanti galfok susah belajar
Anjir pede!
Hustt, gue tau elah
Enggak lo nggak tau apa2!
Santai woy jgn nge gas neng
Gue disini nggak ngapa2 in sama Dina serius! Gue nunggu eloTau
Ishh lo mah, yaudah gue mau makan dulu. Semangat ujiannya!
Iye makasih
⏺⏺⏺
Hati Mega rasanya loncat-loncat, jantungnya berdegup kencang pipinya seperti tomat yang sangat merah, Ia lalu memalingkan wajahnya dari ponselnya dan sibuk memandangi langit langit kamarnya dan ia terbayang wajah Kak Bagas.Huft, gue harus fokus buat besok biar gue naik kelas, Kak Bagas pikir lagi nanti. Gumam Mega sambil terkekeh
⏺⏺⏺
Sedang Bagas memilih untuk duduk bersantai di kebun teh belakang rumahnya itu. Entah mengapa ia sangat menyukai tempat ini. Di tempat ini kenangan bersama Mega terlukis indah.
Ia teringat kejadian kemarin malam.
Ayah, bunda, serta dirinya tengah berkumpul di ruang keluarga. Ayah nya membuka pembicaraan. "Gas, ada yang mau kita omongin sama kamu"
Kak Bagas menoleh ke arah sang Ayah dan bunda nya dan mengerutkan dahinya. "Memangnya ada apa yah, bun" tanya Kak Bagas
"Sebenarnya.. Ayah kamu ditugaskan perusahaan untuk dipercayai memegang cabang perusahaan yang mulai maju di Belanda. Dan disana akan sangat sibuk, untuk itu kita memutuskan untuk pindah saja kesana bersama kamu. Kamu akan melanjutkan pendidikanmu disana." jelas sang bunda sambil memegang tangan putra kesayangannya itu.Deg
Hati Bagas berkecamuk, ia sangat tidak menginginkan ini. Ia membayangkan bagaimana dengan Mega dan Dina nanti dengan persahabatannya. Ia juga belum sempat mengutarakan perasaanya.
Bagas terdiam sejenak, ia bimbang "Kenapa nggak nunggu Bagas lulus dulu?" tanya Bagas.
Kedua orang tua nya saling berpandangan. "Rencananya seperti itu, tapi atasan Ayah sudah menginstruksi agar ayah secepat mungkin mengambil alih tanggung jawab disana, ini amanat pekerjaan nak." jelas ayahnya
Bagas menganggukkan keplanya, tidak mungkin ia menghadangi karir sang ayah. Ia harus mematuhi segala perintahya.
"Baiklah, kalo gitu kita akan pindah setelah liburan semester kamu berakhir"Bagas menghela napasnya kasar, ia bingung harus bagaimana, hatinya seperti ada yang mengganjal, iya, perasaan yang belum sempat ia utarakan, rasanya sangat tidak nyaman
Gue harus ngungkapin ini,sebelum gue pergi. Gumam Bagas, tak disadari air mata nya mulai membasahi wajahnya yang tampan itu.
Seketika lamunan Bagas tentang kejadian semalam buyar,karena sesosok gadis berambut hitam panjang menghampirinya. Ya, itu Dina.
"Wee, Ngapain lu ngelamun mulu!" gertak Dina menyenggol bahu Bagas
"Gue bakal pergi ke Belanda, Din. Ini udah keputusan ayah" jelas Bagas datar
"Whatt! Oemji terus persahabatan kita gimana?" tanya Dina sambil merundukkan kepalanya
"Kita akan tetap jadi sahabat, sampai kita udah capai masa depan kita masing-masing. Gue janji suatu hari nanti gue bakal balik dan kita ber 3 bakal kumpul disini!" ucap Bagas dengan penekanan sambil menunjukak jarinya ke bawah.
"Iya, gue ngerti, Mega gimana udh lo kasih tau?" tanya Dina
"Belum, gue bakalan kasih tau dia langsung kalau dia nabti kesini" jawab BagasDina menganggukan kepalanya mengerti, tapi hatinya rasanya tak ingin melepas kepergian Bagas. Ia tahu ia telah jatuh cinta kepada Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita, dan Hujan.
Teen Fiction-Rank #525 ~Hujan (17/11/18) -Rank # 136 ~ Ariirham Gimana jadinya ketika hati ini jatuh kepada seseorang yang sangat akrab, yang sudah aku anggap seperti kakakku. Yap! Sahabatku! Rasa ini terpendam begitu lama hingga ada saat ketika aku bahagia mel...