Lima sekawan pun pulang dari masjid setelah mereka mengaji. Mereka bercanda ria dengan membicarakan banyak hal. Namun sayang, tempat mengaji mereka jauh dari rumah. Jadi, Saat mereka pulang mereka harus melewati hutan bambu terlebih dahulu.
Saat mereka sedang menelusuri hutan bambu, Yaya tanpa sengaja menoleh ke sebelah kiri, dan di sebelah kirinya, dia tanpa sengaja melihat seorang anak kecil berkepala botak sedang berjalan dengan hanya menggunakan popok sebagai bajunya.
Itu ... tuyul.
Terkejut? Tentu saja Yaya terkejut. Yaya pun langsung memalingkan muka dan beristighfar.
"Astagfirullah!"
Dia tidak menyangka akan bertemu dengan makhluk semacam itu. Apalagi, Makhluk itu saat ini sedang berjalan dengan riangnya bak anak kecil. Yaya pun menoleh ke arah Ying, dia lihat ... wajah gadis itu sama pucatnya seperti dirinya.
"Yaya, kau nampak tak?" tanya Ying. Yaya mengangguk takut. "Ya, itu ... tuyul."
Sepanjang perjalanan, kedua gadis itu hanya diam.
Mereka sebenarnya ingin bercerita kepada teman-teman yang lain. Namun, mereka tidak ingin kalau teman-teman yang lain ketakutan.
"Dey, apasal korang tiba-tiba senyap ni?" tanya Gopal tak mengerti dengan sikap Yaya dan Ying yang tiba-tiba diam."Ha'ah, tadi aku tengok korang bising je. Apahal?" tanya BoBoiBoy. "Nanti je lah kitorang bagi tahu," jawab Yaya.
Dia tahu kalau teman laki-lakinya pasti tidak mengharapkan jawaban seperti itu.
"Bagitahulah sekarang!" seru Fang, penasaran. "Hayah! Nanti kitorang bagi tahu selepas kita dah sampai kampung ma!" janji Ying.
Semuanya pun hanya mengiyakan apa yang Ying katakan. Mereka masih penasaran penyebab bungkamnya dua gadis itu.
Nah, mereka pun akhirnya sampai di perempatan jalan yang dekat dengan kampung mereka, dan di situlah Yaya dan Ying menceritakan kronologis cerita yang sebenarnya.
"Hmm ... macam ni, korang tahu 'kan jalan dusun bambu yang kita dah lalu tu?" tanya Yaya semuanya pun mengangguk. "Hmm ... sebenarnya, kitorang senyap tadi sebab kitorang tengok tuyul," tambahnya.
Karena ceritanya, BoBoiBoy, Gopal, dan Fang langsung lari terbirit-birit sambil berteriak ketakutan. Padahal itu 'kan baru ceritanya, bukan penampakannya.
"Hoiiii! Apasal Korang lari?!"
Semenjak hari itulah setelah kejadian itu, mereka selalu berdo'a saat mereka pulang mengaji.
Fin.
Source: EA
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Experience [END]
Short Story[Oneshot - Horror] - [COMPLETED] Buku ini berisi berbagai macam cerita horor yang dikemas dalam bentuk fanfiksi. Di dalam buku ini terdapat kisah horor dari pengalaman penulis, pembaca, dan beberapa rumor mistis yang beredar. Jika kamu ingin merasak...