“Sebelum melakukan hal yang menurutmu konyol, aku juga berpikir untuk berkeliling mencari diriku. Tapi sebelum aku melakukannya, aku mendapatkan hal ini. Bagaimana aku bisa menemukan diriku di sini sementara aku tidak tahu seperti apa wajahku? Aku tidak punya petunjuk sama sekali.”
Hanya ada bayangan Seokmin di kaca studio latihan menari, padahal Angel berdiri tepat di sampingnya. Awalnya Seokmin melakukan hal ini untuk membuat Angel mengingat wajahnya dan gadis itu bisa bertindak sendiri karena, demi Tuhan, ia benar-benar tidak begitu ingin berurusan dengan gadis itu.
Sebenarnya kedatangan gadis itu masih tidak bisa diterima oleh nalarnya, beberapa hal membuat ia khawatir bahwa hal ini hanya ada dalam pikirannya dan menjadi awal mula tanda kegilaannya. Tetapi nyatanya yang ia dapatkan adalah sesuatu yang menyedihkan. Pada akhirnya, ketimbang merasa takut, hal ini malah membuat Seokmin menaruh simpati pada gadis itu dan memutuskan ia harus serius untuk membantu gadis itu mulai hari ini.
“Sudahlah, ini hanya membuang-buang waktumu. Kau akan bertambah lelah dan frustrasi nanti, aku akan mencari cara lain agar aku bisa kembali,” ujar Angel sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Seokmin.
Yang dilakukan Seokmin adalah semakin menggenggam kuat jemari Angel, bola matanya yang masih terarah pada kaca bergerak gusar seakan masih tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Ia tidak memperhatikan ini sebelumnya, karena tempo hari ketika pelajaran menari berlangsung ia terlalu khawatir pada poin-nya yang dikurangi dan tidak memperhatikan bahwa tidak ada bayangan gadis itu di kaca. Kemudian ia berbalik sedikit dan langsung merengkuh Angel ke dalam pelukannya.
“Aku minta maaf,” bisik Seokmin tepat di telinga Angel. “Maafkan aku.”
Seokmin merasakan blazer bagian belakangnya diremas, tak lama ia merasakan punggungnya ditepuk pelan beberapa kali oleh Angel sebelum gadis itu berkata dengan susah payah karena menahan tangis, “A-aku nyaris putus asa sekarang, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di tempat asing ini. Demi Tuhan, aku benar-benar takut.”
“Sudahlah, jangan takut. Sekarang mari kita bicarakan lagi masalahmu, kali ini aku akan coba membantumu sebisaku.”
Kemudian mereka memutuskan duduk di sudut ruangan dan Angel langsung mengambil alih pembicaraan. “Kau ingat saat aku bertanya padamu tentang kemungkinan tujuan mengapa aku datang ke sini?”
Seokmin mengangguk sekali, “Karena janji atau sesuatu yang berhubungan denganku?”
“Benar, kupikir antara kehidupan sosial dan percintaanmu.”
Mata Seokmin menyipit. “Kehidupan sosialku normal, aku punya teman, kok. Tetapi mereka sedang sibuk dengan beberapa hal sekarang. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.”
Angel mengetuk dagunya dengan telunjuk. “Kalau begitu ini akan lebih mudah, aku juga sudah memperkirakannya dari awal, masalahmu ada pada percintaan. Dan setelah melihatmu bertingkah layaknya orang idiot saat menatap kumpulan gadis-gadis itu, aku jadi berpikir bahwa kau menyukai salah satu dari mereka. Maksudku begini, mungkin saja tujuanku ke sini adalah untuk menolongmu mendapatkan gadis yang kau sukai. Kau bisa menyebutku sebagai..., eehhmm, penolong dalam percintaan atau sejenis cupid.”
“Aku tidak mengerti bagaimana kau bisa berpikir seperti itu, tetapi ini terdengar menggelikan di telingaku.”
Seokmin mengaduh setelah itu karena Angel memukul lengannya dengan keras.
“Baiklah, perkiraanmu cukup masuk akal. Aku hanya geli pada julukannya. Dan omong-omong, mengapa menurutmu sesuatu itu berhubungan denganku?”
“Karena kau orang pertama yang bertemu denganku dan hanya kau yang bisa melihatku. Dan well, sebenarnya aku juga geli pada julukannya, aku hanya mengambil contoh saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
「 R O U G H 」
FanfictionCast : - Angel; Choi Yuna (Yuju) / Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend - Lee Seokmin (Dokyeom) - Seventeen - Jeon Jungkook - BTS Sinopsis : Ia kerap membayangkan bisa berdiri di tengah-tengah panggung Queen's Hall bersama gadis itu, dengan alunan piano yan...