Chapter 12

157 23 10
                                    

Malam itu Angel tidur dengan gelisah dan bermimpi tentang pointe shoes yang kotor berlumur darah, lantai yang dipenuhi ceceran darah dan juga suara tangis seorang gadis yang sesegukan. Lalu Angel terbangun dengan suara detik-detik jam yang berdenting di telinga dan kepalanya, kali ini semakin cepat dan dekat seolah tanpa sekat.

Sebenarnya Angel sendiri cukup panik, tetapi ia mencoba tenang dan kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur Seokmin sambil menghela napas lalu menatap langit-langit kamar Seokmin dengan hampa.

Akhir-akhir ini tidak ada kejadian yang menarik dan tidak ada hal-hal yang dapat memberinya petunjuk, semua orang sibuk dengan persiapan acara pentas. Eunbi, Yuna, termasuk Seokmin yang akhirnya menerima tawaran Mr. Adam sebagai pemain biola, kini sibuk berlatih setelah pulang sekolah. Sementara sejak hari terakhir seleksi bersama Mrs. Yoon, Seokmin jadi lebih banyak diam dan terlihat lebih sibuk melatih kemampuan bermain biolanya di rumah.

Dan Angel di sini, tersisih seorang diri.

Tik tok tik tok tik tok...

"Oh, Demi Tuhan!" keluh Angel sambil meremas rambutnya sendiri dengan kedua tangannya.

Lagi-lagi dentingan detik jam muncul bersama perasaan seperti sedang dikejar oleh sesuatu yang menyeruak dalam hatinya. Padahal detik-detik jam yang berdenting adalah hal yang sepele, tetapi Angel merasa luar biasa takut. Mungkin sekarang ia memang benar-benar sudah gila.

Kalaupun ada hal menyenangkan dari terlempar ke masa lalu, itu mungkin adalah ia bisa menonton serial drama yang cukup menarik yang tidak pernah ia tonton sebelumnya. Dan secara kebetulan, salah satu drama yang ia lihat adalah drama dengan tema perjalanan waktu.

Ada satu pertanyaan yang muncul di kepalanya saat ia melihat drama tentang perjalanan waktu, salah satunya adalah kalau benar ia terlempar ke masa lalu, mengapa hanya Seokmin yang bisa melihatnya? Umumnya, seperti yang dibentangkan dalam drama, orang-orang yang sedang melalui perjalanan waktu harusnya masih bisa terlihat.

Tetapi aku tidak terlihat, pikir Angel.

Lalu kalau ia tidak terlihat, apakah sekarang ia adalah sesuatu yang orang-orang biasa sebut dengan hantu atau arwah? Di masa depan apakah ia sudah mati?

"Tidak, itu tidak masuk akal!" bantah Angel pada dirinya sendiri.

Awal mengapa ia bisa terlempar ke masa lalu adalah karena ia... terjatuh, di dekat pohon Oak tua di belakang sekolah. Alasan yang tidak cukup masuk akal untuk menjadi alasan mengapa ia bisa mati.

Mungkin aku membutuhkan Choi Yuna lagi, pikir Angel tanpa sadar.

Berikutnya Angel bergiding menyadari apa yang baru saja terlintas di pikirannya, untuk sesaat ia merasa jengah. Tetapi bayangan wajah sendu Yuna tempo hari kembali mengisi kepalanya, mengusik serta mematik rasa penasarannya. Angel memutuskan ia harus mencari tahu maksud dari tatapan sendu gadis itu. Setidaknya mau bagaimanapun Angel tidak bisa mematahkan fakta bahwa Choi Yuna adalah gadis yang disukai Seokmin, jadi secara tidak langsung gadis itu juga punya peran dalam teka-teki ini. Dan lagipula bukankah Yuna juga tanpa sengaja telah membantunya menemukan petunjuk? Siapa yang tahu kali ini petunjuk berikutnya juga ada pada gadis itu?

Sepertinya tidak ada salahnya ia mencoba, siapa tahu kunci utama dalam semua hal yang terjadi memang ada pada gadis itu.

Atau begitulah yang Angel harapkan.

*

Sebenarnya Choi Yuna tidak begitu menyukai bunyi bel ketika semua kegiatan di sekolah telah berakhir. Westminster chime hanya memberikan kesan menyeramkan, terlebih ketika berbunyi di bangunan menyerupai katedral kuno yang cukup sunyi ditinggal hampir seluruh para penghuninya seperti bangunan sekolahnya. Ditambah dengan langit yang hitam dan suara petir yang bersahutan, membuatnya merasa tengah berada dalam lokasi pembuatan film horor.

「 R O U G H 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang