Seokmin bilang senar biola yang kemarin ia beli tidak begitu bagus, jadi ia akan pulang terlambat untuk membeli senar baru hari ini dan menyuruh Angel untuk pulang lebih dulu. Jadi di sinilah ia berada, berdiri di depan pagar setengah badan rumah Seokmin.
Angel berjongkok dan memutuskan untuk menunggu Seokmin di depan pagar dan sedikit keberatan untuk masuk ke dalam rumah.
Rumah yang ditinggali Seokmin berukuran sedang, tidak seram sama sekali, hanya saja suasana rumah ini terasa dingin. Seokmin secara teori tinggal bersama Ayahnya, namun dalam kenyataannya lelaki itu hidup dan mengurus kehidupannya sendiri. Angel tidak tahu bagaimana hubungan Seokmin dengan Ayahnya, yang ia tahu Ayah Seokmin lebih suka menyendiri di kamarnya sambil berlama-lama menatap foto mendiang istrinya.
“Aku sudah terbiasa, beliau memang berubah murung sejak ditinggal Ibuku,” kata Seokmin kapan hari lalu.
Seokmin sempat sekilas bercerita bahwa Ayahnya adalah seorang Violinis yang bergabung di salah satu grup orkestra terkenal. Sejak kecil Seokmin sudah banyak belajar dan berlatih biola bersama ayahnya, ia adalah seorang pemain bertahan dalam teknik Selur dan Vibra. Kalau Seokmin tidak pernah melihat Yuna di sekolah seni saat semester awal beberapa tahun yang lalu, mungkin kini Seokmin sudah menjadi bagian dari jurusan musik dan orkestra.
“Kau tidak masuk? Di luar dingin.”
Angel berdiri lalu mengendikkan bahunya. “Lebih enak menunggumu di sini. Mengapa lama sekali?”
Seokmin tersenyum, senyum yang sedikit berbeda dari senyum biasanya. “Aku memilih beberapa senar dengan merek berbeda dan membelinya untuk berjaga-jaga.”
Pintu ruang kamar tertutup dengan debuman pelan, Seokmin melepas tas yang disandangnya dan menaruhnya di lantai dekat meja belajar.
“Jadi, ada kabar baik apa sampai kau terlihat senang?” tanya Angel, sebelum ini setelah acara seleksi bersama Mrs. Yoon usai, lelaki itu memang kerap terlihat sedih.
Seokmin lalu tersenyum kecil dan mulai menstem biolanya sebelum berkata, “Untuk ujian praktek nanti sekolah memutuskan para siswa harus berpasangan. Maksudku aku masih punya kesempatan, kan?”
Gerakan tangan Angel yang menelusuri bagian Stick Bow terhenti.
“E-eh?”
“Besok aku akan mencoba untuk meminta Yuna menjadi partnerku dalam ujian praktek nanti, aku ingin menari sekali lagi dengannya.”
Angel tidak tahu mengapa mendadak ia merasa panik, wajah sendu Eunbi dua hari lalu terlintas dalam pikirannya.
“T-tapi….”
“Tidak ada salahnya mencoba, kan?”
“Dan… kau yakin?”
“Tidak pernah seyakin ini,” balas Seokmin sambil tersenyum tipis. “Nah sekarang berikan benda itu, aku akan mencoba hasil stemnya.”
*
Suasana lorong sekolah pagi itu tidak seperti biasanya, kali ini suasana terasa lebih hingar-bingar dengan banyak hiasan yang dipasang di beberapa sudut sekolah.
Hari itu sabtu pagi, di sampingnya Seokmin berjalan selain dengan menenteng tas biolanya, juga sambil menggenggam sebuket bunga mawar merah berukuran sedang sambil tersenyum cerah. Berbanding terbalik dengan Angel yang sejak semalaman telah memiliki suasana hati yang buruk, firasatnya bahkan tak kunjung membisikkan hal-hal bernada positif. Angel sejenak merasa was-was untuk hal yang tidak beralasan. Ia tidak pernah seyakin ini sebelumnya, tetapi barang tentu ia tahu bahwa ia tidak akan pernah siap dengan hal buruk yang akan terjadi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 R O U G H 」
FanfictionCast : - Angel; Choi Yuna (Yuju) / Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend - Lee Seokmin (Dokyeom) - Seventeen - Jeon Jungkook - BTS Sinopsis : Ia kerap membayangkan bisa berdiri di tengah-tengah panggung Queen's Hall bersama gadis itu, dengan alunan piano yan...