Waktu Les telah usai, untuk Joy itu adalah hal yang mengerikan. dia berfikir untuk tinggal di tempat les dari pada harus menghadapi kenyataan bahwa dia akan segera bertemu dengan seorang pemabuk yang disembunyikan di kamarnya. Atau mungkin ceritanya akan menjadi lebih buruk lagi jika si pemabuk itu sudah keluar kamar terus bertemu dengan oppa nya atau mungkin bertemu dengan omma nya ah sudahlah biarkan fikiran itu berkeliling di otak Joy saja.
"Joy, loe kenapa sih kok muka loe di tekuk dari tadi ? lay Hyung marahin kamu ? atau kamu kesulitan ngerjain tes tadi ? atau kamu lelah karna pulang jam 10 malam ?" Jungkook melambaikan tangannya tepat di beberapa inci dari wajah Joy
"ah tapi itu gak mungkin karna kita setiap hari pulang jalm 10 malam. . ." gumam Jungkook untuk pertanyaan
"diem. . . . " Joy menepis lambaian tangan jungkook
"dan jangan manggil aku dengan sebutan loe" lanjutnya
Jungkook hanya diam saja, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sembari memberi isyarat tanda tanya besar kepada Yeri, namun Yeri hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya.
"Kkamjjagiya....!!" Jungkook memegang dadanya, sedangkan Joy dan Yeri menjerit amat keras seolah dunia akan segera hancur oleh suara mereka. Seseorang telah melompat dari atas pohon menghadang tepat di depan mereka.
"Hai sooyoung" Joy membuka mata dan menyingkirkan kedua tangan dari telinganya. Menatap pada laki-laki yang menyambutnya dengan senyum manis.
Tapi wanita itu hanya diam saja karna tak ada yang dia ketahui sedikitpun dari laki-laki yang tersenyum dihadapannya ini. Diskusi tanpa suara kembali dilakukan oleh Jungkook dan Yeri, mereka berdua sangat memang mahir dalam hal itu. Dan untuk malam ini "siapa dia" akan menjadi tema besarnya.
Disisi lain Joy hanya menatap datar, sangat datar. Dia mencoba menggali ingatannya kembali. Mungkin saja laki-laki itu adalah teman oppanya atau mungkin seseorang yang sedang menangih jawaban cintanya, secara Joy adalah gadis idaman di sekolahnya. Tapi tidak ada hasilnya, gadis itu benar-benar lupa atau mungkin laki-laki itu memang tidak pernah dia simpan dalam long term memory nya.
"ingat aku ?"
"kita pernah bertemu ?" jawabnya
"oh tentu, kau yang semalam memmmmm" tangan mungil Joy segera menutup rapat dua bibir milik seseorang. Hari ini tak boleh ada kata semalam atau kalimat dengan kata semalam yang di ucapkan seseorang kepadanya.
"ah iya, kau yang semalam membantuku kan ? waaah kalau tidak ada kau mungkin aku sudah masuk rumah sakit hari ini" Ucap Joy diiringi dengan senyumnya yang sangat tak bersemangat. lagi pula untuk apa Joy tersenyum seharusnya kan dia membukungkuk dan berterimakasih.
ketiga orang di sampingnya hening menahan kebingungan. Iya ketiganya. . . termasuk Chanyeol selaku laki-laki yang masih ditutup mulutnya. Lihatlah ekspresinya saat ini, jika dia tetap mempertahankan ekspresi wajah seperti itu aku yakin Chanyeol akan segera keriput karna terlalu lama mengerutkan dahinya.
"iyakan. . . . . kim" Chanyeol dibuat bingung dengan nama Kim yang diarahkan Joy padanya. ah sepertinya laki-laki itu tak dapat menangkap kode misterius Joy.
"ah iya. . . ." Ucap Chanyeol segera, huft. . . . .Gusi Joy hampir mengering menunggu laki-laki yang tak kunjung memberikan dukungan atas kebohongannya di hadapan Jungkook dan Yeri.
Jungkook dan Yeri hanya menatap polos sembari mencari arti dari apa yang sedang terjadi dengan dua orang dihadapan mereka ini.
"perkenalkan dia temanku Kim. . ." Joy terhenti, otaknya tak kunjung menemukan nama yang tepat untuk laki-laki di sebelahnya.
"loey. . . . namaku Kim Loey" Chanyeol menghentikan keheningan.
"kalian pulanglah dulu, semalam aku belum sempat mengucapkan terimakasih dengan baik kepada loey."
Yeri dan Jungkook pergi meninggalkan Joy dengan seorang laki-laki. Jika bukan karna malam yang sudah sangat larut mungkin Yeri dan Jungkook akan tetap menemani Joy mengobrol bahkan akan duduk diantara mereka agar tak ada hal buruk pada sahabatnya.
"kau sudah tak mabuk ?" Chanyeol menggaruk kepalanya.
Sejujurnya Joy tak sama sekali mengingat wajah Chanyeol, sebab rambutnya selalu menutup sebagian wajahnya. Kalau bukan karna plester bergambar whinne the pooh yang merekat didahi Chanyeol mungkin sampai kutub selatan mencair dan chanyeol tenggelampun wanita itu dipastikan tidak akan mengingat laki-laki sama sekali.
"Terimakasih yah untuk yang semalam" Chanyeol mendekatkan diri ke arah Joy, melempar senyum mautnya dengan tingkah manja yang sebelumnya tak pernah dia lakukan.
"baiklah, aku akan pulang dan lupakan kejadian semalam. anggap saja kita tidak bertemu atau anggap saja itu bagian dari imajinasi mu karna mabuk" Joy melangkangkan menjauh
"shiroo" Joy berhenti, memutar kepalanya untuk menatap malas kearah Chanyeol. Namun tak berselang lama dia kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang dan beristirahat.
"kau akan mati di tangan oppa ku jika muncul lagi dihadapanku" lanjut Joy
"oppa ??" gumam Chanyeol
__________________________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Fanfiction"jangan ada yang sakiti Joy, loe berani sakitin joy gua buang ke antartika" Chanyeol "kamu adalah orang paling keras kepala, tapi jika kamu tidak ada itu bahaya" Joy Chanyeol adalah anak sulung dari pemilik beberapa perusahan ternama di korea selata...