Aku bukan peran utama disini- mungkin. Tapi aku harap kalian tidak keberatan jika ku ceritakan sisi pengecutku.
Kau tau, hatiku sudah tertarik untuk mencintai gadis itu bahkan saat wajahnya masih tertutup nampan coklat dengan gelas berisi jus jeruk diatasnya. Kala itu dia masih berseragam SMP tapi sudah telaten untuk menyambut teman-teman kakaknya. Apalagi dengan jus jeruknya yang masih terasa nikmat sampai sekarang.
Aku sudah beku dari saat itu, saat pertemuan pertama di ruang tamu miliknya.
"Woy. . . ." Kibasan tagan lay membuyarkan lamunanku. Lamunan jika suatu saat aku akan duduk disini dengan orang tuaku dan dia datang membawakan jus jeruk untuk kami, tapi tidak dengan seragam Smp nya. Mungkin dia sudah lebih dewasa.
Untuk skala pertemuan pertama imajinasiku dapat dikatakan terlalu jauh.
"Ngapain loe liatin adek gue kays gitu ?"
Sial. . .!! Sepertinya nauri sang kakak-kakak menyalakan tanda bahaya. Why ? Kenapa harus bahaya, aku bahkan dapat dikatakan sempurna untuk jadi adik iparnya.
Ku tengguk jus jeruk tadi, sembari memikirkan alibi tapi untuk seorang Lay sepertinya itu tidak akan berpengaruh sama sekali. Dia tipe orang yang tidak mudah dibohongi.
.
.
.
Pintu itu terbuka, menampilkan gadis yang masih berbalut piyama."Sial. . . Kenapa aku ingin melihatnya berpakaian seperti ini setial hari ?"- gumam sang tamu
"Oh oppa. . . Kamu mau cari lay oppa ?" Tanyanya pada laki-laki yang masih membeku.
"Ekhm. . ." Gadis itu hanya memberi kode, sepertinya pertanyaan dan suaranya cukup jelas untuk dapat direspon dengan baik.
"Kenapa tak menjawab ?"
"Nde ?"
Joy hanya mampu menghembuskan nafas kasarnya, telah lelah dirinya menghadapi laki-laki yang sepertinya memiliki IQ dibawah rata-rata.
"Apakah oppa mau bertemu dengan lay oppa ?"
"Nde. . . Lay nya ada"
Joy membuka pintu rumahnya dengan lebar, mempersilahkan taehyung untuk masuk dan hampir benar-benar masuk sebelum akhirnya disuguhi uluran tangan Joy.
"Oh iya, nama oppa siapa ?, namaku Joy"
Bukankah Taehyung sudah mengenalkan dirinya sejak awal, bahwa Joy tak pernah gagal membuat dirinya beku.
Joy yang merasa uluran tangannya diabaikan segera memasang lipatan di wajahnya. Berjalan mendahului sang pengabai dan berteriak memanggil lay yang tengah di dalam kamarnya.
"Oppa. . . . Lay oppa, ada tamu tanpa nama untukmu"
.
.
."kamu kan orang yang paling jujur" ucap Joy sembari mendekatkan wajahnya.
"Iya. . . Aku mencintaimu"
Joy mengerutkan dahinya, ada yang aneh dengan kalimat milik taehyung.
"Hiiiish kau ini, sekalinya berbica langsung ngawur" gadis itu menjauhkan diri
"Melihat responmu yang tak pernah sesuai aku jadi semakin penasaran dengan IQ mu" lanjut JoyTaehyung hanya menunduk dalam hati ia tengah mengutuk otaknya yang enggan mencerna kalimatnya terlebih dahulu.
.
.
.
"Wey mas bro. . . . Kamu masih gak berubah ? Jangan kaku gitu dong" Lay menopangkan tanggannya pada bahu taehyung.Lay baru saja datang, membawa satu buah kantong kresek berwarna putih. Namun melihat Taehyung yang melipat rapat wajahnya setelah sebelumnya dia juga berpapasan dengan Joy yang mengatakan untuk segera memeriksa IQ Taehyung. Maka jelas sekali Lay mengerti alasannya.
"Hyung. . . . Joy sudah mencintai orang lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Fanfiction"jangan ada yang sakiti Joy, loe berani sakitin joy gua buang ke antartika" Chanyeol "kamu adalah orang paling keras kepala, tapi jika kamu tidak ada itu bahaya" Joy Chanyeol adalah anak sulung dari pemilik beberapa perusahan ternama di korea selata...