He

240 35 8
                                    

Hanyut sudah perasaan gadis itu, sudah 15 menit berlalu dan dia masih sudi memandang wajah tenang milik seorang pria. Entah saat ini dia masih terikat realita atau sudah tenggelam disana.
.
.
.
"Oh shitt. . . Kenapa aku malah tertidur disini"

Dia membangkitkan kepalanya
Sedikit menyesal karna tak sengaja tidur di ranjang milik sooyoung yang karnanya pula seorang gadis harus rela terlelap diatas meja belajar dan hanya beralaskan tangan sebagai penopang kepalanya.

"Wajahmu benar-benar membuatku kesal sooyoung-ah"

dia memandang lekat dari atas ranjang. Matanya hampit tidak bisa berkedip. Wajah yang terlelap itu apakah dia manusia ? Kenapa sangat menyihir ? Chanyeol di buat tak ingin beranjak sejengkalpun dari posisinya. Padahal dia ada kelas pagi ini.
.
.
.
"De. . . Bangun de"
Lay menggoyang pelan tubuh Joy. Dengan berat hati gadis itu menbuka matanya perlahan.

"De. . . . Kok lo tidur diatas meja sih"

Jantung gadis itu hampir saja terpental ke antartika. posisi kakaknya hampir mengikis jarak diantara mereka, apa dia lupa tentang larangan jatuh cinta antara kakak adik ?. Dan lagi, dimana pria yang semalam ia pandangi hingga tertidur. Apakah kakaknya telah membuangnya ke kutub utara atau memasukannya ke sungai Han atau mungkin semalam hanya mimpi ?.

"Mukamu jelek kak kalau dari deket gitu"

Telapak tangan Joy mendorong pelan wajah kakaknya dan segera bangkit dari kursi belajarnya.

Jendela yang terbuka itu sedikit membuat Joy lega, setidaknya dia tahu bahwa semalam dia tidak mimpi dan laki-laki itu juga telah pergi dengan selamat.

"Oppa. . . .Kok oppa bisa masuk sih ? Kan pintunya aku kunci ?"

"Iya, tumben banget kamu de. Kamu ngapain sampai pintu kamarnya di kunci ?"

Joy tidak menjawab, hanya menatap malas sang kakak. Maaf untuk kali ini dia terlalu sibuk dengan sikat gigi di mulutnya.

"Nih. . . .!" Lay menunjukan sebuah kunci dengan nametag kamar whinne the pooh💕sebelum berlalu pergi meninggalkan Joy. Iya Joy memang penggemar berat kartun itu.

"Cepetan turun dan sarapan" lanjutnya yang semakin menjauh.
.
.
.
"Soyoooooooooooung-ie cepat turun, kalau gak aku tinggal yaaaaah"

Lay memenuhi seisi rumah dengan teriakannya yang dari lantai dua saja bisa dengan jelas terdengar.

"Bentaaaaaar" Joy menjawabnya, meskipun dia tahu bahwa suaranya itu takan sampai di ruang tamu dimana kakaknya berada.

"Hadeeeeh, PR ku" Joy meratapi bukunya yang baru terisi sebagian karna dia harus mengulangnya dari awal. Kau ingat ? Bukunya semalam kan terpenuhi rangkuman pernyataan Chanyeol.
.
.
.
Kelas hari ini sangat sibuk padahal masih terhitung pagi. Kelas masuk sekitar satu jam lagi dan sebagian besar dari penghuni kelas telah gagal menyelesaikan tugasnya. Tak terkecuali sang penyandang ratu terajin seantero Park sooyoung.

"Mana PR mu ?"

"Sebentar lagi jungkook, kau tidak lihat aku sudah sampai nomor terakhir. Bersabarlah. . . . . Kalau kau terus merengek seperti itu kita berdua tidak akan selesai tepat waktu"

"Yeri." Laki-laki itu memelas

"Diam kau. . .!!"

Joy membanting nafasnya, PR yang membuat tangannya kriting telah mendapat ucapan selamat tinggal

"Nah ini jungkook, selesaikan cepat. . . . Waktunya cukup kok, kau bisa selesai tepat waktu"

Joy segera menyerahkan buku PR untuk di CTRL+C oleh tangan Jungkook yang sudah mengeram.

"jung jungkook. . ." Joy menyandarkan dagunya disenderan kursinya. Menatap ragu pada lelaki di belakang tempat duduknya.

Tanya atau tidak begitulah batinnya bertarung.

"Hmmm...." pertanyaan Joy sepertinya tidak terlalu penting dari catatannya maka sesingkat itulah Jungkook menjawab

Joy meluruskan posisinya meninggalkan lelaki yang sepertinya enggan di ganggu.

Gadis itu kembali membalikan badannya ke arah belakang ke arah dimana temannya tadi berkata yeay selesai dengan suara pen yang terbanting menyusulnya.

"Jungkook"

"Iya joy" laki-laki itu sudah terlihat lebih segar sekarang.

"Kamu belakangan hari ini cerita sesuatu gak ke oppa ku ?"

"Kenapa ?" Tanyanya bingung

"Oppa ku selalu menjemputku dan mengantarku--"

"Bukan kah itu baik" Jungkook segera menyelip kalimat Joy

"Ish. . . Dengarkan aku dulu"

Setelah Jungkook mengangguk gadis berseragam sekolah itu kembali melanjutkan ceritanya

"ia terlalu khawatir denganku. Aku tidak suka terlalu dikekang seperti itu. Bahkan dia menduplikat kunci kamarku, kau harus bayangkan itu.
aku sangat yakin Oppa ku tak akan melakukan itu jika tidak ada sesuatu yang menyentuh telinganya"

wajah Joy semakin memelas bagaimana mungkin jungkook jawab jujur bahwa dirinya telah mengatakan tentang kejadian beberapa hari yang lalu.

"Kau bercerita tentang loey kah ?"

Sejak kapan Joy bisa membaca fikiranku ? Batin Jungkook.
.
.
.
"Oppa. . . ." Joy terus merengek, berharap sambungan telfon itu mampu memahamkan kakaknya akan perasaannya saat ini.

"Sudahlah ikut saja. . . Oppa ada urusan. Bye adikku"

"Opp--"

Bip

Panggilan itu terputus sepihak.

Apadaya gadis itu hanya memejamkan matanya dalam, berharap amukan di dalam hatinya berhenti berdemo. Seegois apapun, dia tetap enggan terlihat bahwa dirinya tidak suka dengan situasi ini.

"Sudah. . . ." Lelaki itu bertanya namun Joy masih menetralkan isi hatinya.

"Cepatlah ini sudah malam, kau akan kedinginan jika tak segera pulang" dan masih diabaikan

"Ayolah. . . "

Joy mengangkat tubuhnya untuk bersiap duduk dibelakang motor gede milik Taehyung. Seorang yang sedari tadi menunggu sabar Joy di parkiran tempat lesnya.
Meski merasa sudah lebih baik tapi wajah kesal Joy masih dapat terlihat jelas oleh Taehyung lewat kaca spion kecil di motornya.
Lelaki itu. . . . Ah mendengar namanya saja Joy sudah sangat malas. Dan sekarang oppa nya malah menyuruh laki-laki itu menjemput dirinya. Kalau saja ada bis malam dia takkan pernah berada di tempat boncengan ini.

"Yaakk apa yang kau lakukan. . ." Joy menutup rapat kedua matanya, mengeratkan tangannya yang melingkar sempurna di perut Taehyung. Ia berteriak keras kala laki-laki itu mendadak melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Namun disini sepertinya hanya Joy merasa kesal, sedang Taehyung. Hmmm laki-laki itu malah menarik kedua sisi bibirnya. Inilah yang memang dia inginkan.

Malam yang indah bukan ? Aku suka. . . . Batin lelaki itu.


Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang