Gang sempit II

376 43 8
                                    

Chanyeol pOv

Malam ini waktu untukku bermain di klub ujung jalan wilayah songpa. Tempat itu memang sangat tepat menghabiskan malam liburan apalagi dengan beberapa botol soju.

Sayangnya malam ini hanya ada kai hyung dan xiumin hyung yang menemaniku disana. Tapi dapat ku katakan semuanya berjalan sempurna kecuali endingnya. Yaitu saat xiumin hyung sudah mulai mabuk dan memuntahkan cairan ke baju seseorang yang baru membuka pintu masuk saat kami hendak keluar.

"Ya apa-apaan kau ini"
teriaknya yang segera disusul pukulan maut.
pukulan yang harusnya mengenai xiumin hyung malah meleset mengenai wajahku yang saat itu sedang menopang xiumin.

Aku yang tak terima segera melemparkan pukulanku padanya. Sebenarnya tindakanku itu cukup bodoh mengingat saat itu aku baru saja meminum 2 botol soju yang membuatku sedikit sempoyongan.

Ah sepertinya aku memasukan diri kedalam kandang harimau kelaparan. Pikirku saat itu, saat beberapa pukulan sudah mengenai wajahku.

Tak ada balasan dariku karna yang ku lakukan adalah menghindar dan mencoba melarikan diri seperti yang dilakukan kai hyung dan xiumin hyung.

Aku berlari keluar klub dengan hidup setelah susah payah melepaskan diri. Tapi tidak tau jika beberapa menit lagi mereka menemukanku dan tak mengampuniku. Mungkin besok aku akan masuk Tv dan koran karna menjadi korban perkelahian.

Melihat banyak orang yang membantu laki-laki tadi, aku berspekulasi bahwa dia adalah anggota geng. Terlebih lagi dengan pukulannya yang sangat menyakitkan dan wajahnya yang sekilas ku lihat sangat ganas.

Aku terus berlari menyusuri gang-gang sempit di wilayah itu. Tak ada tempat tujuan yang spesifik, motivasiku saat ini hanya hilang dari muka bumi agar dapat terhindar dari pukulan sekelompok orang tadi.

Lagipula aku memang tidak mengenal wilayah ini, jikapun nanti bertemu dengan jalan buntu aku sungguh sudah pasrah aku akan segera mengirim surat wasiat pada ayahku agar dia memberi warisan punyaku pada tzuyu adikku.

Aku semakin sempoyongan, selain karna alkohol yang ku minum, perkelahian tadi juga menguras tenagaku belum lagi pukulan-pukulan yang kudapat, semuanya membuatku ingin segera menghentikan aktivitas kakiku. Aku ingin berhenti saja, tak ingin berlari lagi.

Sungguh aku ingin berhenti atau kalau tuhan berbaik hati mungkin dia akan mengirimkanku bidadari yang membawaku segera ke atas kasur yang empuk agar aku bisa berebahkan diri.

Bruuuuuuuuuuk

Fokusku yang mulai menurun membuatku menabrakan diri pada sesuatu yang menghalangi jalanku. Tepatnya seseorang yang menghalangi jalanku.

Aku sangat lelah dan tak bertenaga bahkan untuk sekedar berbicara dan menjawab pertanyaan "gwencana ?" Dari seorang yang ku tabrak tadi.

Tak lama dari itu segerombolan kelompok mulai terdengar menuju ke arahku saat itu. Ku kira kami akan segera mati. Iya kami, aku dan orang yang ku tabrak tadi.

Tapi kali ini tuhan benar-benar mengirimkanku seorang bidadari. Orang yang tadi ku tabrak tadi adalah seorang perempuan, ku katakan seperti itu karna dia memiliki suara yang lembut dan rambut yang panjang. Wanita itu kemudian menyeret tubuhku untuk bersembunyi di belakang drum besar di pinggir jalan saat ia menyadari sekelompok orang akan segera mendekat.

Dia juga menopang tubuhku dengan sangat susah payah menuju ke rumahnya untuk di obati. Sebenarnya saat itu aku ingin meringankannya dengan berjalan lebih tegap tapi apa daya tenagaku sangat minim sehingga hanya bisa berjalan seadanya.

Banyak umpatan yang dia keluarkan baik di sepanjang jalan maupun ketika dia sudah melemparkanku di kasurnya. Entah itu karna dia harus membopong tubuhku yang berat, entah karna aku yang tak kunjung berdiri dengan tegap atau karna dia yang besok ulangan dan tidak jadi belajar bersama di rumah temannya yang bernama Yeri.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang