pernyataan

189 32 1
                                    

Joy pOv

Senja itu terlihat lebih indah, entah kenapa padahal puluhan kali aku menatap benda yang sama itu, ditempat yang sama pula meski dengan orang yang berbeda.

Posisiku sore ini dibibir pantai, duduk tentram setelah ditarik oleh lengan kekar milik seorang pria.

Arlojiku menunjuk angka 6 sore, . .

Ku tarik pandanganku, menatap pucuk kepala seseorang yang menyandar dipundakku dari 10 menit yang lalu. Berani sekali dia tidur disana dan aku mengutuk diriku yang enggan menolak tindakan lelaki tidak sopan itu.

"Chanyeol, bisakah kita pulang. Hari sudah mulai gelap aku takut lay oppa akan memarahiku"

Kalimat itu ku keluarkan sekuat tenaga.

"Kau belum menjawabnya, aku kan sudah janji tidak akan mengangkat kepalaku sampai kau mau menjawab pertanyaanku"

Ooh ternyata dia tidak benar-benar tidur, suaranya saja sangat lantang menjawab pertanyaanku.

"Kenapa aku harus menjawab" nadaku sedikit meninggi

"Karna aku membutuhkan jawabanmu" jawabnya ringan

"Aku tak menyukaimu" ku jawab seadanya

"Kenapa kau tidak menyukaiku ?"

"Kenapa aku harus menyukaimu ?"

"Kenapa kau harus tidak menyukaiku ?" Dia mengangkat kepalanya.

Aku terdiam sejenak, menatap retina miliknya yang sangat dekat denganku. Bahkan pemandangan indah pantai ini tertutup olehnya, oleh retinanya yang masih terdiam disana.

Dia tersenyum. . . .

"Kau pembohong" dia menjauhkan wajahnya dan mengkat dirinya. Aku ? Aku hanya diam dengan beribu pertanyaan, kenapa bisa dia berkata seperti itu padaku. Kalimat itu menyakitkan bagiku.

"Aku sangat jelas mendengar detak jantungmu sejak tadi" lanjutnya

OMG. . . . !!!
Aku tidak tau seberapa merahnya wajahku saat ini. Jangan berfikir untuk menunjukannya ke orang lain, aku sendiripun malu untuk melihat wajahku.

Tapi masa bodo, aku tetap berdiri dan berlari kecil menyusul Chanyeol yang sudah berjalan menjauh. Aku takut jika ia meninggalkanku sendirian disini. Meskipun aku tau itu tidak mungkin.

Lihat saja dia saat ini, aku tau dia bisa berjalan lebih cepat dari itu jika ingin meninggalkanku. Tapi dia tidak melakukannya dan memilih untuk membuat langkah kecil agar aku bisa cepat menyusulnya.

GR ?
Biariiiin. . . .!! Hahahahahaha
kan dia juga sudah mengatakan ribuan kali bahwa dirinya menyukaiku. Hehehe

Aku mengenggam ujung bajunya, hanya ingin memberi kode bahwa aku sudah sampai disampingnya. Dia menatapku sekilas sebelum akhirnya kembali meluruskan pandangannya setelah mengacak rambutku yang baru di kramas tadi pagi. Aku senang, sepertinya kode ku dijawab dengan baik.

Author pOv
"Dimana lay oppa ?"

Wajahnya masih ceria, cerita sore ini seperti masih memberikan efek yang kuat pada moodnya. Dan hal itu mudah untuk disadari oleh siapapun.

"Dia pergi keluar, sebentar lagi dia datang. Duduklah dulu Joy"

Taehyung menepuk tempat kosong disampingnya.

Joy tidak mengangguk tapi ia langsung menempati tempat yang tadi ditepuk oleh taehyung dan wanita itu kembali tersenyum. Tidak seperti biasanya. . . .

"Kau kenapa ?" Suara datar milik taehyung

"Aku ?" Joy menunjuk dirinya

"Memangnya aku kenapa ?" Lanjutnya

"Kau sedari tadi tidak berhenti tersenyum, apakah terjadi sesuatu ?"

Tae pOv

"Apakah itu sangat terlihat"

Dia mendekat kearahku, mencondongkan wajahnya tepat didepan kedua bola mataku. Apa yang anak ini lakukan, jantungku di buat bekerja keras karnanya.

"Nde ?" Aku mengutuk otak yang telah memberi perintah mulutku untuk jawaban itu.

"Aku bertanya apakah wajahku mengatakan padamu bahwa hari ini aku memiliki sesuatu yang berbeda ?"

Gadis itu masih pada posisinya, apakah dia tidak lelah mencondokan wajahnya begitu dekat denganku hanya untuk memperlihatkan pahatan indah milik tuhan yang dititipkan padanya ?

"kamu kan orang yang paling jujur"

jantungku hampir meledak karna tingkah lakunya. Oksigen, aku butuh oksigen. . . .!!

Mengapa bisa dia tersenyum seperti itu denganku dan mengapa pula dia semakin mengikis jarak wajahnya denganku, aku sudah mampu melihat kecantikannya dari jauh tidak usah diperjelas seperti itu. OMG. . .!! Tolong aku tuhaaaaan. . .!!

"Iya. . . Aku mencintaimu"
Kalimat itu lolos dengan mudah dari mulutku.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang