Chapter 1 - Sudut rumah sakit

2.7K 238 16
                                    

Tiada pertemuan tanpa sebab, bagaimana pun awal dan akhinya
--Anonim--


20 April 2024

   "Syifa!" teriak seorang wanita berjas putih dengan paras wajah yg cantik dan rambut terurai indah. Dilihat ny seorang wanita berjas putih dan kepala berbalut kerudung kuning yg sedang melantunkan ayat-ayat suci

Al-Qur'an. "Shodaqaullahuladziim.." sahut wanita ini dengan lembut, ia pun menutup dan meletakkan
Al-Qur'an ny dengan hati-hati. "Sorry Syif, gw bukan ny mau ganggu kegiatan keagamaan lo, tpi ad pasien darurat yg harus kita tangani, yuk buruan!" ajak Natasha, ya ia adalah dokter ahli bedah cantik, muda, dan berprestasi, Natasha Cristine.

 "Sorry Syif, gw bukan ny mau ganggu kegiatan keagamaan lo, tpi ad pasien darurat yg harus kita tangani, yuk buruan!" ajak Natasha, ya ia adalah dokter ahli bedah cantik, muda, dan berprestasi, Natasha Cristine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Sedangkan lawan bicara ny adalah dokter ahli bedah yg jg sama cantik, muda, dan berprestasi ny dengan Natasha, Syifa Hanasalsabila.

Meskipun sesama dokter bedah yg berprestasi, mereka hanya bekerja sama dan akur soal pekerjaan, sedangkan diluar ity, mereka kurang bersahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun sesama dokter bedah yg berprestasi, mereka hanya bekerja sama dan akur soal pekerjaan, sedangkan diluar ity, mereka kurang bersahabat. Mereka berdua pun berjalan keluar dari ruangan Syifa menuju ke ruang persiapan operasi.
                           ***
   Operasi berjalan dengan tegang dan dengan hasih yg menegangkan pula. Seluruh dokter dan suster yg menangani operasi pun keluar dri ruang operasi.
.
.
.
   "Kita hrus lepas pasien ini. Peluang ny untuk hidup hanya sekitar 10%, kalau saja pasien gk selamat, citra RS (Rumah Sakit) kita bakalan hancur. Jdi bagus ny sih kita kirim pasien ini ke RS lain." saran Natasha kepada para dokter yh menangani operasi menegangkan tadi. Kata-kata Natasha membuat para dokter berpikir untuk setuju, kecuali Syifa yg jg ad dalam lingkaran perbincangan para dokter tersebut.
    Syifa pun menyampaikan kekeberatan ny, "10% itu bukan 0%, pasien ini masih bisa di selamatkan. Lgi pula, klo kita mengirim pasien ke RS lain, dan pasien selamat bgmna? RS kita akan dianggap tdk mampu. Sebaikny kita tangani sja dlu pasien ini, masalah selamat atau tdk ny kan urusan belakang."
.
.
"Klo gitu lo aj yg tanganin!" sahut seorang dokter pria berwajah tampan dri dekat pintu ruangan Natasha. "Sorry ya gengs, gw ikut campur dlm pembicaraan kalian, tpi yaa gua penasaran aj nih dokter sanggup kagak nanganin pasien yg udh sekarat gitu! Bukan cuma ngomong gede doang!" ejek Stevan sambil tersenym licik. Stevan Dum (dibaca Stifen Dam😂), dokter spesialis saraf yg paling populer di RS ini.
   "Stev, gw gk mau cari ribut sma lo, jdi ..." sebelum Natasha dapat menyelesaikan kata-katany, langsung dipotong oleh Syifa, "Baik, saya akan buktikan Dr. Stevan Dum, dan semua ny yg ad di ruangan ini." tegas Syifa,"Bahwa saya mampu mengatasi pasien yv peluang hidup ny hanya 0,1%  sekalipun." Syifa pun pergi meninggalkan ruangan Natasha menuju ke ruang pasien yg mereka peebincangkan sedari tadi
                           ***
    "Rizky Nazar," kata Syifa membaca papan laporan pasien, 'Rizky Nazar, nama yg bagus,'
.
.
   "Korban kecelakaan hebat di perempatan jalan xxx,"
   "Keluarga ; Ibu dan Kk perempuan, telah menyetujui operasi melalui via telepon, dalam perjalanan dari Perancis menuju Indonesia."
   Syifa memandangi wajah pasien ny yg di baluti perban putih, kecuali daerah sekitar mata dan mulut ny.
    "Ruangan ini menyimpan beribu kenangan, tempat banyak org menghembuskan napas dan harapan terakhirny, sudut Rumah Sakit yg akan menjadi saksi bahwa seorang Syifa Hanasalsabila dapat menyelamatkan nyawa seorang 'Rizky Nazar' meski peluang hidup ny tinggal 0,1% sekalipun.." ucap Syifa seraya menyentuh dan memandangi permukaan dinding ruangan dengan mata indah nya.

Assalamualaikum gengs...
Makasih udh ngikutin cerita aku ini yaaa, jgn tanggung-tanggung baca ny sampe selesai ya..
Maaf apabila masih ad typo yg bertebaran dan untk saat ini cerita ny masih agk boring..
Jangan lupa vote and coment, butuh banget nih saran buat chapter selanjut ny😘😘

Destiny of Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang