Rain dan Alvern sampai di kelas mereka, suasana kelas masih sepi belum ada orang yang datang.
Rain pun menaruh tas di kursinya, dan berjalan ke pintu hendak keluar tapi di cegah oleh Alvern.
"Lo mau kemana?" tanya Alvern
"Lapangan" jawab Rain
"Ngapain?" tanya Alvern lagi
"BAB!!" jawab rain dengan berteriak dan berjalan keluar dari kelas. Tapi Alvern langsung berlari menghampiri Rain
"Serius? Lo gila ya?" tanya Alvern
"Gila apaan?" tanya Rain, karena menurut Rain, Rain hanya bercanda tapi Alvern menanggapi nya serius.
Dasar gila nih orang, batin Rain
"Lo mau BAB di lapangan? Jangan lah gila aja lo, bau bego!!"
"Bodo tai!!" jawab Rain kesal
"Gue mau lari!!" sambung Rain"Lo mau lari dari kenyataan bahwa lo jomblo? Kasian" ejek Alvern dan mengacak-ngacak rambut Rain
"Diem ah lo!! Gue mau lari, gue kena hukuman dari si es ganteng" jawab Rain
"Ohhh" jawab Alvern ber-oohh ria
Rain pun tidak menghiraukan Alvern dan langsung berjalan meninggalkan Alvern, Alvern pun mengikutinya hingga di pinggir lapangan.
Rain langsung berlari mengerjakan hukuman nya, Alvern hanya melihat Rain di pinggir lapangan.
"Tuh cewek bener-bener gila ya, dia kan lagi sakit ngapain coba lari, seharus nya kan bisa minta kelonggaran dikit sama si es" ucap Alvern bermonolog
Dipinggir lapangan tepatnya dekat dengan pintu masuk ada seseorang yang baru saja datang dan melihat seseorang sedang berlari memutari lapangan, dia berhenti sejenak melihat itu.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya dan dia pun langsung menengok.
"Apa?"
"Es, kok si Rain muterin lapangan, kenapa ya?" tanya Ka Tama yang tadi menepuk pundak Winter
"Hukuman" jawab nya singkat
"Ohhhh"
"Eh lo ngehukum dia? Gara-gara apaan?" lanjutnya"Osis"jawab nya lagi dengan pandangan yang mengarah ke arah Rain
"Lo jahat bener!! Dia lagi sakit tau es"
"Oh"
"Gila lo, bener-bener gak punya hati, serah lo deh!!" jawab Ka Tama dan meninggalkan Winter sendiri
Alvern masih mengawasi Rain yang sedang berlari memutari lapangan, siapa tau nanti Rain akan pingsan atau kemungkinan lain nya.
Winter masih melihat ke arah Rain dia menghitung berapa kali Rain berlari, dan saat selesai tiba-tiba Rain terjatuh.
Winter yang melihat itu pun ingin menghampiri Rain tapi ia urungkan karena sudah ada Alvern yang langsung berlari kearah Rain dan berusaha membawanya ke UKS.
Winter yang melihat itu pun hanya tersenyum senyum yang sulit diartikan.
Alvern terburu-buru untuk membawa Rain ke UKS, Alvern sungguh khawatir dengan Rain entah apa alasan nya, padahal Alvern tau jika Rain hanya pingsan.
Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu, melihat Alvern yang mengendong Rain ke UKS, desas-desus dari banyak orang pun tak luput terdengar oleh Alvern.
"Pacarnya ya?"
"Kok romantis banget sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Plueviophile
Novela JuvenilApakah menurutmu ketika hujan turun hanya ada kesedihan?atau kesenangan? Tapi untuk ku ketika hujan turun ada rasa damai dihatiku dan aku merasa ada seseorang dalam masa lalu ku yang hadir disaat hujan, ntah seseorang dimasa lalu ku atau hanya imaji...