"Pulangnya cepet banget." Aku gak berniat bikin book ini jadi sinetron.
a.n. alur maju mundur. Narasi baku, dialog nonbaku. Narasi dikit, dialog banyak.
Enjoy? (:
©jola-ya
Seoul, 29 Mei, 2016.
"Kenapa harus Kanada, selagi Korea punya sistem pendidikan yang peringkat dunia-nya lebih baik. Gak usah ya, Renjun. Jangan.. please."
"Siapa yang mau sekolah di sana sih, Zol." Renjun tertawa sambil mengusak rambut Zola. "aku di sana cuma 3 hari, sayang. Abis itu aku langsung balik."
Tiga hari, ya.
Namun, sampai seminggu kemudian Renjun belum kembali.
Hingga suatu pagi Zola menghidupkan TV, muncul berita kecelakaan pesawat tujuan Kanada-yang entah kenapa baru disiarkan hari itu. Dan pesawat itu adalah satu-satunya yang terbang ke negara itu seminggu belakangan ini. Dan tentu saja Renjun di sana, di pesawat itu.
Tapi tidak ada nama Renjun saat Zola membaca daftar korban selamat, ataupun tidak selamat. Nama pacarnya itu ada di daftar hilang. Lalu satu bulan kemudian, Renjun ditemukan tapi dalam keadaan meninggal.
Jasadnya ada, kepalanya tinggal separuh. Zola lihat. Tapi entah kenapa dia merasa itu bukan Renjun.
Memang benar, itu bukan Renjun. Karena Renjun ada, dia masih hidup.
Cheongsan, 5 Juli 2018.
"Gimana? Sudah ingat rumahmu di mana?"
Renjun memang kelihatan mengangguk, tapi sebenarnya ragu-ragu. "kayaknya, kak Doy."
Doyoung-yang Renjun panggil kak Doy, tersenyum. "jadi?"
"Seoul."
"Wah, jauh, ya." Doyoung duduk di samping Renjun yang berbaring di kasur tipis. "tapi nggak apa-apa. Kakak pasti anter pulang."
Doyoung senyum lagi. Bersyukur akhirnya setelah 2 tahun lumpuh dan beberapa memorinya hilang, Renjun ingat di mana rumahnya. Walaupun dia tidak bisa bohong kalau dia sebenarnya sedih juga. Selepas ini dia tidak bisa merasakan jadi kakak lagi, Renjun akan kembali pada keluarganya.
Lagipula di sini bukan tempat Renjun kan. Renjun anak kota, sedangkan Cheongsan hanya pulau kecil yang bahkan mobil dengan versi paling jadul saja belum pernah lewat sini.
Jadi Doyoung memutuskan untuk segera mengantar Renjun kembali ke Seoul di hari berikutnya, setelah memastikan adik angkatnya itu sehat seratus persen.
Mereka berangkat dari Cheongsan naik kapal feri menuju Wando, sebelum mulai perjalanan ke Seoul.
Seoul
"Yah, kok ujan sih."
Hujan gini, selalu ngingetin aku ke kamu yang hobi lari-lari sambil bawa payung gambar moomin. 'Cause the rain, they're screaming out your name. So, aku gak bisa berhenti buat gak inget kamu.
"DOR!"
Bruk
"Haechan apaan deh, gak lucu!"
Yang dibentak malah nyengir. "maaf, Jol." Habis itu tangannya terulur buat bantu Zola bangun dari jatuhnya.
"Dibilangin jangan panggil Jol, masih aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ · pertimbangan revisi ] I'M HOME
Fiksi Penggemar[sangat disarankan untuk nggak baca book ini karena terlalu klise, dibuat tanpa research, ditulis saat aku masih 15 taun jadi harap maklum isinya kurang masuk di akal🙏🏻] only after you left did, i feel that you were engraved in my heart. © 2018. �...