BAGIAN 1

163 39 16
                                    


*****

Namaku Anggel, usiaku saat ini adalah 12 tahun. Aku mempunyai rambut lurus yang panjang. Kulit ku berwarna putih. Aku memiliki sifat yang sabar dan kuat. Disisi lain aku memiliki sifat yang jutek terhadap orang yang belum aku kenal. Dan aku sangat cinta dan sayang dengan Ayah dan Ibuku. Mereka adalah nyawa didalam hidupku.

****

Namaku Merriam Syakilla. Aku adalah Ibu dari Anggel. Aku mempunyai ciri-ciri fisik yang sama dengan anakku Anggel. Dan aku sangat mencintai suamiku dan anakku. Aku memiliki sifat yang tertutup, terutama terhadap anakku. Aku rela berkorban apa saja, demi melihat anakku bahagia. Aku rela mengalah demi keutuhan rumahtanggaku.

********

Namaku Andreaz Villtonz. Aku adalah ayah dari Anggel. Aku memiliki ciri fisik yang sedikit menyeramkan. Aku memiliki sifat bermuka dua. Dan aku mudah terbawa arus.

***

Namaku Michh Virginianz. Aku memiliki rambut berwarna coklat. Kulitku berwarna kuning langsat. Aku memiliki sifat bermuka dua, ambisius, kasar, mudah marah, dan pendendam.

****

Namaku Vera Virginianz. Aku adalah sahabat dari Anggel. Aku memiliki sifat bermuka dua dan mudah terbawa arus.

*****

Namaku Jack Sonn. Aku memiliki wajah yang tampan. Kulitku bewarna putih. Aku memiliki sifat yang ramah dan penyayang.

*****
Prolog

Selama tiga belas tahun pernikahanku dengan suamiku terjalan dengan sia-sia. Suami yang ku kenal baik selama ini. Dia telah mengkhiyanatiku. Dia juga telah menghancurkan semua impianku. Aku tidak sanggup jika suatu saat Anggel tahu, bahwa Ayah yang selama ini ia kenal dengan baik ternyata seorang pengkhiyanat.

Suatu ketika aku meminta cerai dengan suamiku. Namun, suamiku tidak mau menceraikan ku. Akhirnya, pertengkaran terjadi diantara kita.

Suamiku benar-benar terlihat layaknya seperti binatang. Ia mendorongku ke tembok dengan kencang. Ia juga mengeluarkan kata-kata kasar yang terucap dari mulutnya itu. Saat aku mencoba untuk melawan, lalu ia mencoba untuk mencambuk punggungku dengan sebuah gagang sapu.

Tergoreslah.. Garisan berwarna merah diseluruh punggungku. Aku mencoba untuk menahan rasa sakit yang sedang ku rasakan.

Sambil menahan sakit. Mataku mencoba melirik ke arah jam dinding. Ku lihat waktu sudah memasuki jam pulang sekolah Anggel. Lalu bagaimana jika Anggel melihat kejadian ini. Aku mencoba untuk menghentikan semua ini. Namun, suamiku tidak berhenti untuk mencambukku.

*****

Wakktu sudah menunjukkan untuk pulang sekolah. Saat ia sampai dirumah, ia melihat suatu kejadian yang seharusnya ia tidak melihatnya.

*********

"Kringgggggg!! ".

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Anggel dengan penuh semangat untuk pulang kerumah menemui Ayah dan Ibunya.

*** Sampailah sudah dirumah

Saat Anggel ingin mengetuk pintu, terdengarlah suara kencang dari balik pintu rumahnya.

"prangggg!! " "pronggg!! " "prungggg!!"

Mendengar suara tersebut, tanpa basa basi Anggel langsung membuka pintu, dan ternyata pintu rumah tidak dalam keadaan terkunci.

Ketika Anggel melangkahkan kakinya, sekitar 5 langkah lebih maju. Ia pun sangat terkejut, karena melihat Ayah sedang mencambukk Ibu dengan sebuah gagang sapu kesayangan Ibu.

"Ayah, sudah hentikkan Ayah!! Kasihan ibu". Ujar Anggel dengan penuh mata yang berkaca-kaca

"Tidak usah ikut campur!!! Ini urusan Ayah dengan Ibumu". ujar Ayah dengan penuh tatapan yang tajam

Tidak lama kemudian, Ayah mendorong Ibu hingga kepala Ibu terpentok tembok..

"Ibuuuuu.. Ayah jahat!!! Anggel benci sama Ayah." ujar Anggel dengan penuh air mata.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh... " ujar Ibu.

Ternyata diam-diam Ayah mengantongi sebuah pisau dapur, dan Ayah telah menancapkan pisah tersebut ke perut Ibu.

"Ya Allah...... ibu........................... Ibu...... Bangun ibu... Bangun bu... Jangan tinggalin Anggel." Ujar Anggel yang sedang memangku Ibu yang telah meninggal dunia, dengan penuh darah yang berlumuran disekujur tubuhnya.

Setelah menghabisi nyawa Ibuku, Ayah pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikitpun..

Hatiku hancur sekali, karena telah kehilangan sosok Ibu yang sangat ku cintai. Aku pun berjanji dengan diri ku sendiri, untuk mengurus seluruh kemakaman ibuku dengan baik. Walau aku sebatangkara, tapi aku akan lakukan yang terbaik untuk ibuku.

*****
Ibuku..
Engkaulah wanita.. Yang ku cinta Selama hidupku.. Maafkan anakmu.. Bila ada salah.. Pengorbananmu.. Tanpa balas jasa..

A N G G E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang