8: Can you help me?

63 10 2
                                    

'Every love story is beautiful. But ours is my favourite.'

-------
Aileen POV
"Kelinci!!! Kelinci kamu dimana?" Teriakku sesampainya di alun-alun kota, tidak memperdulikan tatapan orang-orang disekitarku.

"Aileen!!!" Terdengar suara teriakan dari belakangku.

Aku menoleh ke belakang dan mendapati kelinci dengan wajah pucat pasi.

"Maafkan aku kelinci." Sesalku seraya menggendongnya.

"Tidak masalah. Kamu tidak sengaja. Terima kasih sudah kembali dan mencariku." Ucapnya, memelukku.

"Kita pulang, ya." Ajakku. Dia menganggukkan kepalanya.

-------
"Darimana saja kamu?" Teriak ayahku sesampainya aku di istana.

Aku hanya memutar bola mataku dan berniat melanjutkan langkahku menuju kamar, sebelum tanganku dicekal oleh seseorang.

"Sayang. Dengarkan ayah bicara." Nasihat pangeran Ernett.

"Sayang, sayang kepalamu peyang!!" Teriakku padanya.

"Hah!!!??" Seru pangeran Ernett terkejut dan seketika itu juga, semua kegiatan terhenti.

"Kemana saja kamu selama ini? Kenapa kosakatamu berubah buruk seperti itu? Dari mana kau belajar kosakata seperti itu?" Tanya ayahku beruntun dengan nada marah.

"Sayang, itu bukan sifat seorang lady. Kau harus menjaga ucapanmu." Nasihat pangeran.

"Tserah!! Aku mau tidur." Balasku kasar dan kembali melanjutkan langkahku.

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Ini adalah salah satu hal yang tidak kusukai. Aku tidak suka hidupku diatur. Aku ingin bebas.

Aku ingin bahagia, bebas dari kekangan, dan bebas dari fake smile yang selalu kupasang untuk menjaga nama baik keluarga kerajaan.

Aku capek!!!

Aku menatap langit- langit kamar dan menutup mataku. Kelinci sudah tertidur sejak tadi. Mungkin dia kelelahan.

"Zoey.. apa kabarnya ya?" Tanyaku tanpa sadar.

Sedetik kemudian, aku membelalakan mataku, memukul pelan mulutku.

"Bodoh, bodoh!! Apa sih yang kau katakan!!!" Rutukku pada diriku sendiri.

Aku kembali melamun. Tanpa kusadari, sekelebat bayangan wajahnya serta kenangan-kenangan yang kualami dengannya terputar di otakku.

Kalau dipikir-pikir, dia adalah orang pertama yang mampu membuatku berubah menjadi orang ceria, pemarah, dan blak-blakan, sifatku yang bahkan aku saja baru mengetahuinya.

Sebelumnya, aku cenderung pendiam dan jarang berekspresi.

Aku rindu padanya.

"Mom, apa yang harus kulakukan?" Tanyaku, agak gila memang mengingat mom ku sudah meninggal.

'Kembalilah ke bumi. Dia menunggumu. Dia adalah jodohmu, nak.'

"Siapa itu?" Tanyaku berteriak, namun tidak ada jawaban.

Suaranya mirip mom. Apa jangan-jangan..

"Mom??" Panggilku, namun tetap tidak ada jawaban.

Apa maksudnya? Apa memang sebaiknya aku kembali ke bumi?

Baiklah, aku akan kembali ke bumi.

Aku menggendong kelinci, lompat dari jendela dan berjalan menuju jurang.

Aku melirik kiri-kanan. Syukurlah tidak ada yang mengikutiku.

"Baiklah, kelinci. Mari kita kembali." Ucapku, walaupun ia tidak mendengarnya karena tidur dan melompati jurang.

Alien In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang