12: KAKAK?!

45 4 0
                                    

"Putriku, ayah pergi keluar sebentar, ya." Pamit ayah Aileen sebelum meninggalkan istana.

"Hah? Kemana, yah?" Tanya Aileen yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya.

"Ini masih pagi. Lagipula, hari ini kan ayah tidak ada jadwal apapun."

" Ada sedikit masalah. Kamu baik-baik, ya. Jangan lupa bangunkan Zoey. Anak itu memang tukang tidur." Kekeh ayah Aileen sembari memakai jubah kebesarannya.

"Ya." Jawab Aileen singkat, mengiringi kepergian sang ayah.

Sesampainya di ruang makan istana (yang sebaiknya tidak perlu kalian bayangkan kemewahannya karena pasti akan membuat kalian sakit hati) , ia segera menyantap menu sarapan yang tersedia dikarenakan perutnya sudah menggonggong minta diisi.

Ditengah acara makan nya yang sakral, seekor anjing hutan tidak diundang mengendap-endap dibelakang tubuh Aileen.

"Dor!!!" Teriak Zoey berusaha mengagetkan Aileen.

"Hahaha. Lucu sekali, tuan anjing hutan. Sayangnya, anda gagal!! Silahkan dicoba kembali lain kali" ejek Aileen sinis.

Zoey memajukan bibirnya, kesal. "Kenapa aku tidak bisa mengagetkanmu?" Tanya Zoey frustasi. Pasalnya, sudah berulang kali dia berusaha. Namun, Aileen terlalu tangguh untuk ditaklukkan.

"Yaudah. Aku kalah. Sekarang ayo makan!" Ajak Aileen, ia tidak tega melihat wajah Zoey sekusut pakaian yang tidak pernah digosok berbulan-bulan.

"Eh, btw ayahmu kemana?" Tanya Zoey sembari menyantap sarapannya.

"Ada urusan sebentar tadi." Jawab Aileen cuek.

"Tumben" gumam Zoey yang masih dapat didengar oleh Aileen.

"Tumben?" Tanya Aileen  mengulangi perkataan Zoey.

"Iya. Tumben, kan? Setauku waktu itu kamu pernah bilang kalau ayahmu tidak pernah keluar kalau ada urusan. Kalian, kan punya alat agar bisa tetap terhubung tanpa harus keluar dari istana." Jawab Zoey membuat Aileen tersentak.

"Zoey?"

"Yes honey?"

"Kita susul ayah sekarang."

Dan Zoey hanya bisa melongo dan mengikuti langkah kaki Aileen keluar dari istana.

Di Tempat Lain

"Aneel, ayah pulang!!" Teriak seorang pria paruh baya seraya memasuki sebuah gubuk reot.

"Ayah, selamat datang" sapa seorang gadis cantik berusia 20 tahun, langsung menghambur ke pelukan ayah tercintanya.

"Kau sudah sarapan?" Tanya pria paruh baya itu yang tak lain dan tak bukan adalah ayah Aileen.

Gadis cantik bernama Aneel itu menggeleng, menuntun ayahnya untuk duduk di lantai beralaskan tanah yang ada di gubuk tersebut.

"Aneel nunggu ayah." Jawabnya seraya memasang senyuman paling manis yang dimilikinya.

"Yasudah. Sekarang ayah sudah ada disini. Ayo makan."

Aneel mengangguk dan menyantap makanannya dengan lahap.

"Apa Gina baik padamu?" Tanya Barlaqar, sang ayah sembari memperhatikan putrinya yang makan dengan lahap.

"Ya. Dia baik. Dia yang mengurusku selama ini. Dia juga yang memasak makananku."

"Kamu tidak kekurangan apapun kan, sayang? Pakaian? Make up? Makanan? Atau mungkin tempat tinggalmu perlu ayah perbaiki?"

Seketika Aneel terdiam. Dia menghentikan ritual makannya dan berbalik menatap mata sang ayah dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Semuanya sempurna ayah. Aneel tidak kekurangan apapun. Meskipun gubuk ini reot, tapi setidaknya, Aneel tidak pernah kelaparan, kehausan ataupun kekurangan. Semuanya lebih dari cukup." Jawab Aneel lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alien In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang