IV. Panitia Konsumsi

419 55 4
                                    


Seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa hari setelah hari pertama sekolah, maka OSIS akan membentuk panitia kecil untuk acara malam keakraban. Semilir angin yang berhembus di tengah teriknya matahari ini memberi kesejukan tersendiri bagi mereka yang sedang mempersiapkan acara tersebut. Melihat pemandangan itu dari ketinggian sekitar lima meter ini membuat mereka terlihat seperti semut. Ralat, bukan semut. Lebih besar sedikit, belalang mungkin lebih tepat.

Kaki Dru itu berayun-ayun tanpa alas kaki dan tanpa pijakan di atas sana. Duduk di ambang jendela yang terbuka di salah satu kamar. Jika ada orang iseng yang mendorong dirinya, mungkin Dru akan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, atau lebih parahnya dia hanya tinggal nama saja. Co-card bertuliskan panitia yang mengalung di lehernya juga ikut menari-nari karena angin. Jika Rama tidak mengajukan diri waktu itu, Dru tidak akan terjebak dengan orang-orang sok sibuk di bawah sana.

"WOY! DRUCO MALFOY! TURUN LO!"

Suara cempreng yang memekakkan telinga itu membuat Dru mencari sumbernya. Matanya menelisik di antara orang-orang yang ada di lapangan basket dan futsal itu, tapi mata mereka tertuju pada satu arah. Tepat di bawah kakinya. Dru menunduk dengan matanya yang menyipit, memastikan siapa yang ada di bawah sana lalu tersenyum sekilas.

Seorang gadis yang masih mengenakan rok seragam sekolah dan juga kaus hitam itu mendongak ke arahnya. Wajahnya tampak merah, bersungut-sungut karena marah. Siapa lagi kalau bukan haters nomor satu yang Dru miliki? Serenade Azalea.

"Kenapa? Kaya preman nagih hutang aja pake teriak-teriak," olok Dru senada dengan wajahnya yang juga tampak mengejek bagi Lea.

Kedua tangan Lea mengepal di samping tubuh hingga gemetar saking kesalnya. Begitu pula dengan wajahnya yang semakin merah. "ORANG-ORANG LAGI SIBUK LO MALAH ASIK-ASIKAN DI ATAS SONO!" ujar Lea tanpa menurunkan nada bicaranya.

"Kebanyakan orang, enggak guna. Panitia konsumsi juga ada empat," sahut Dru enteng, seenteng daun yang terbang di hadapannya.

"SINI! SEKARANG GUE BUTUH LO! CEPET TURUN!"

Dru terkekeh lalu menarik salah satu sudut bibirnya naik. "Iya, bawel."

Laki-laki bertubuh jangkung itu kemudian masuk ke dalam asrama dan turun untuk menemui Lea. Gadis itu kira, Dru akan melompat dari atas sana. Sambil melipat tangannya di depan dada menunggu Dru, Lea meniup rambut yang jatuh di wajahnya dengan kesal. Sedari tadi dirinya, Edel dan Rama sibuk membawa snack dan minuman menuju dapur, entah sudah berapa kali mereka bertiga berjalan melintasi lapangan sepanjang dua puluh meter itu.

Hingga akhirnya laki-laki itu menampakkan dirinya di hadapan Lea dengan wajah tanpa dosa. Membuat Lea ingin meledak saat itu juga.

"Oke, gimana? Lo butuh apa?" tanya Dru dengan senyum tanpa dosa yang ia pajang di sana.

Lea memutar bola matanya sambil menghembuskan napas asal. Diam-diam tangan yang ia silangkan itu mengepal, ingin memukul wajah songong Dru itu agar luntur. "Ikut gue ke Indomaret, gue butuh air mineral botol dua kardus."

"Gue jadi kulinya gitu?"

"Lah pake nanya! Tau gitu gue masuk tadi terus gue dorong lo dari atas sana!"

Dru mengulum bibirnya, menahan tawa yang bisa membuat pukulan Lea melayang ke wajahnya. "Berani masuk apa? Ah! Lo mau lihat anak cowok pada shirtless ya? Cewek mesum lo ternyata."

Mulut gadis yang rambutnya dikucir satu itu terbuka, tidak percaya dengan apa yang Dru katakan barusan. Seketika harga dirinya jatuh. Lea segera memutar tubuhnya, melangkah menuju gerbang keluar begitu saja tanpa menunggu Dru. "Cepet, Druco Malfoy!"

You-niverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang