"Hidup tak seindah harapan dan tak seburuk mimpi. dengan kita berserah diri semuanya pasti."
--oo--
"astagfirullah aku ini kenapa? Saking kangennya kah aku dengan mas Izz sampai-sampai aku berhalusinasi dia sedang berdiri didepanku?"ucapku saat melihat seseorang yang berdiri disisi ranjang. Dia mirip seperti mas Izz tapi tidak mungkin, mas Izz bilang dia akan pulang lusa. Apa itu Cuma halusinasiku saja.
Sekarang posisiku masih berdiri didepan pintu memengang kepalaku dengan kedua tangan yang menutup mata sambil mengucapkan kata-kata tadi.
"ya'allah lindungi hambamu ini dari godaga'an setan-setan yang terkutuk."ucapku berdoa kepada Allah masih diposisi tadi. Dan mungkin seseorang tadi halusinasiku yang berasal dari setan.
Setelah aku mengucapkan kata-kata tadi aku mendengar kekehan seseorang, tapi tunggu kekehan? Astagfirullah jadi merinding. Ku coba memberanikan diri membuka mataku perlahan-lahan.
"Assalamualaikum bidadari Surgaku."ucap seseorang dengan senyum sejuta pesona yang tadi berdiri disamping ranjang dan mungkin yang terkekeh tadi juga.
Aku yang belum percaya hanya diam dengan mata yang melebar yang sesekali mengerjab. Seakan masih belum percaya kulangkahkan kakiku kearah seseorang yang berbicara tadi.
Saat sudah berdiri didepan seseorang tadi ku ulurkan tanganku untuk memengang wajahnya "eh, bisa dipegang ko."ucapku kaget dan menarik kembali tangan ku yang tadi memegang pipinya.
Dia yang aku pegang pipinya hanya terkekeh melihat kelakuanku tadi dan tersenyum lembut. Masya'allah senyumnya, senyum yang aku rindukan satu bulan ini.
"jawab dong Ay salamnya, ko diem aja."ucapnya.
"eh,emm. Wa'alaikumsalam."ucapku gugup yang dibalas elusan lembut dipipiku dan senyum lembutnya.
Seakan sadar bahwa yang aku kira tadi hanya halusinasiku ini nyata,segerah ku peluk erat tubuh tegap yang sudah satu bulan ini tidak ku peluk dan yang dibalas tidak kalah erat olehnya .
"kangen kamu mas."ucapku masih memeluknya erat.
"mas juga kangen kamu."balasnya yang juga masih memelukku dan sesekali dia mencium lembut kepalaku yang tertutup hijab.
"kapan pulang mas? Kenapa tidak menghubungi Aiza kalo pulangnya sekarang?"ucapku sambil mengurai pelukan kami.tapi segerah ditarik lagi olehnya untuk dipeluk.
"Tadi pagi. kemaren malam, mamah bilang dia mau ajak kamu sama anak-anak kerumah mamah. Dan saat sebelum mamah telpon aku, pekerjaan aku yang aku kira lusa baru selesai, selesai saat itu juga. Jadi aku mutusin buat pulang cepet dan bikin kejutan buat kamu."Balasnya.
"Makasih, makasih untuk kejutannya mas. Aiza suka."ucapku masih dengan posisi pelukan dengan kepala yang bersandar didada bidangnya, merasakan setiap detak jantungnya yang berdetak kencang.
"Iya, sama-sama Ay."
"..."
"..."
"mas, lepas dulu."ucapku dan berusaha lepas dari pelukannya.
"nanti ya."ucapnya yang malah mengeratkan pelukan kami. Aku yang dipeluk semakin erat hanya bisa pasrah dan mambalas pelukannya, Seakan kita saling meresapi momen seperti ini.
"......"
"....."
"mas."panggilku memecahkan keheningan diantara kami.
"emmm."
"Aiza, belum mandi mas."ucapku dengan suara kecil dan ku pastikan pipiku ini sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mas Izz
Spiritual"Dear Mas Izz, Imamku, Ayah anak-anakku, penuntunku menuju syurga Allah swt, sesungguhnya setiap langkahku hanya ingin mendapatkan Ridhomu, setiap do'a dan sujudku hanya kau satu-satunya laki-laki selain ayah dan anak kita yang ku sebut disetiap aku...