5

1K 82 16
                                    

Annabeth's PoV

"Dad, aku bilang tidak perlu. Aku baik-baik saja. Kau lihat kan? Lagipula ini sudah malam. Kita kembali saja ya, Dad."

"Diamlah, Ann. Dad sedang menyetir. Duduk manis dan tenanglah. Agar kita segera sampai."

Aku mendengus kesal karena Dad yang terus memaksa ku untuk pergi ke rumah sakit, hanya karena aku muntah-muntah lagi saat makam malam tadi. Al tidak ikut karena dia masih di asramanya untuk mengerjakan tugasnya dan Mom tidak ikut karena kelelahan. Aku tahu Dad juga pasti lelah sekali. Tapi dia tetap memaksa. Jadi apa boleh buat, aku hanya bisa pasrah sekarang.

Aku menyandarkan kepalaku pada kaca mobil. Aku pikir aku akan tidur sebentar saja. Tapi setelah beberapa menit aku memejamkan mata tiba-tiba mobilnya berhenti. Apakah sudah sampai?

"Damn! Kenapa harus di tempat sepi seperti ini?" Ku dengar ayah mengumpat karena mobil ini.

"Ada apa Dad?" Aku bertanya.

"Sepertinya ada masalah dengan mobil ini. Dad akan mencoba memperbaiki nya. Kau, tunggu disini. Dad akan segera kembali."

Dengan begitu Dad keluar dan mengecek masalahnya, lalu dia berlari ke belakang membuka bagasi mobil dan mengeluarkan beberapa peralatan lalu kembali ke depan untuk mengecek dan memperbaiki mobil ini. Jangan salah. Meskipun Dad adalah seorang pengusaha, dia bisa melakukan hal seperti memperbaiki mobil tentunya. Ayahku hebat kan?

Saat aku sedang menunggu di dalam mobil, aku mendengar ada suara gaduh di belakang sana. Aku pun melihat ke belakang dan menemukan seseorang yang tengah dilempar keluar dari dalam mobil. Lalu mobil itu meninggalkannya dan melaju dengan kecepatan yang tinggi. Aku yang kaget langsung berteriak.

"Dad!"

"Ada apa, Ann?" Dad menghampiriku dengan khawatir.

"Lihat itu! Seseorang dilempar dari dalam mobil."

Dad ku langsung melirik ke arah yang ku tunjuk.

"Oh My God! Sebentar, akan Dad lihat."

"Aku ikut, Dad."

"Baiklah, ayo!"

Kami pun langsung berlari menghampiri tubuh yang tergeletak itu. Dari perawakannya, aku pikir itu tubuh seorang pria.

"Kita harus menelepon polisi."

"Tunggu Ann, kita periksa dulu. Apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Jika masih hidup, mau tidak mau kita harus membawanya dulu ke rumah sakit untuk pertolongan pertama."

"Baiklah, Dad."

Dad pun langsung membalikkan tubuhnya lalu memeriksa nya.

"Dia kan..."

"Kau mengenalnya Ann? Syukurlah, dia ternyata masih hidup."

"Ti-tidak. Aku hanya pernah bertemu dengannya satu kali. Kalau begitu, ayo Dad. Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit."

Dia pria yang tadi siang sempat menabrak ku di pintu cafe. Tapi kenapa dia seperti ini? Apa dia penjahat? Atau dia korban kejahatan? Lihatlah, wajah tampan nya sekarang sudah berlumuran darah yang berasal dari dahi nya.

"Bantu Dad, Ann!"

Suara Dad menginterupsi ku dari pertanyaan-pertanyaan di kepalaku.

Aku pun langsung membantu Dad membopong tubuh orang ini dan memasukkannya ke dalam mobil di kursi belakang.

"Tapi Dad, mobil kita kan sedang bermasalah." Tanyaku dengan khawatir.

"Tenang, Ann. Ayah sudah membereskan nya."

Emergency Husband (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang