4

1.2K 85 25
                                    

Gak diedit, malas 😂
Kalo ada typo ato ada yang salah, kasih tau yaaa 😊

~~~~~~

Aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan segala yang ada di dalam lambung ku. Terus seperti itu meskipun kurasa tidak ada lagi yang harus ku keluarkan dari dalam lambungku. Kenapa tiba-tiba perutku mual sekali? Sepertinya aku masuk angin. Aku akan segera minum obat dan pergi tidur.

*****

"Nicole! Hey, Nicole! Bangun!"

Aku mengerang ketika merasakan guncangan pada bahuku. Oh, aku masih mengantuk dan belum mau bangun. Untuk itu aku langsung menarik selimut ku menutupi seluruh badan hingga kepalaku.

"Ya ampun, Annabeth Nicole Anderson! Bangun!" Orang itu menarik selimut ku dan membiarkannya terjatuh di lantai.

"What the- Albert?!" Aku kaget sekaligus senang melihat adikku yang tampan ini sekarang sudah berada di hadapanku. Dengan segera aku memeluknya erat-erat bagaikan dia adalah guling kesayanganku yang sangat tidak ingin ku lepaskan.

"Albert, aku sangat merindukanmu!" Ucapku antusias.

"Owh, Sis. Ka-kau membu-atku sulit berna-fas."

"Ah, maaf bro! Aku sangat senang melihatmu di sini. Kau tahu kan Aku sangat-sangat merindukanmu." Aku terkekeh.

"Yeah, aku tahu. Tapi dengan berat hati aku mengatakan bahwa aku tidak merindukanmu. Wlee." Dia menjulurkan lidahnya dibarengi dengan nada mengejek, lalu berlari menghindar dariku.

"Kau ini! Awas kau ya!" Akupun berlari mengejarnya. Kami berdua saling kejar-kejaran. Sesekali saling melempar bantal. Ah, aku merindukan momen-momen ini. Kekanak-kanakan? Itu lah kami.

"Oke, aku menyerah Sis." Dia lalu duduk dipinggir ranjang ku.

Aku terkekeh mendengarnya dan langsung menghampiri nya lalu duduk di sebelahnya.

"Kau memang selalu kalah Al, selalu. Oh, ya. Omong-omong, sejak kapan kau disini? Dan darimana kau tahu bahwa kami pindah ke sini?" aku penasaran dan bertanya.

"Oh, Ann. Kau bertanya seolah-olah aku ini orang asing yang tidak diperbolehkan tinggal di sini. Aku baru saja tiba sekitar 30 menit yang lalu. Dan, by the way aku tahu dari Mom." Dia memberengut kesal, dan memajukan bibirnya seperti bebek. Oh, dia lucu sekali ya ampun.

"Well, itu karena kau sangat sulit dihubungi belakangan ini." Aku terkekeh.

"Seperti kau tidak tau saja aku sedang sibuk karena, ya--"

"Siswa Tahun Akhir." Jawab kami serempak dan kami berdua terkekeh.

"Ya ampun aku hampir lupa. Mom menyuruhku memanggilmu karena kita akan sarapan. Ayo!" Al menarik tanganku.

"Kau duluan saja. Aku mau ke kamar mandi untuk mencuci muka."

Albert lalu mengacungkan jari jempolnya dan berlalu pergi ke ruang makan.

Saat aku selesai mencuci wajahku, aku tidak berhenti memperhatikan pantulan wajahku di cermin. 'Wajahku terlihat pucat sekali.' Ah, aku lupa kalau aku sedang masuk angin.

Emergency Husband (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang