4. Jurit malam (privat)

1K 137 0
                                    

Budayakan Vote Sebelum baca❤

☆☆

Malam sudah menunjukkan pukul 11.30.
Acara campping malam ini adalah jurit malam.
(Namakamu) mengeratkan jaket levisnya dan membenarkan letak kupluknya.

Hawa dingin sedari tadi menusuk ke pori-pori tubuhnya. Ia berjalan paling belakang di antara teman-temannya.
Yah... saat ini, ia dan teman-temannya sedang berjelajah di tengah-tengah hutan belantara.

"(Nam), ayo cepat! Kita sudah ketinggalan nih," ujar Zidny yang sedari tadi menunggu (Namakamu), dan ia langsung menarik tangan (Namakamu),
(Namakamu) yang belum siap pun hampir terjatuh.

(Namakamu) menghentikan larinya saat sampai di tengah-tengah temannya.

"Zid, kamu duluan aja. Aku capek banget nih, nanti aku susul."

(Namakamu) mengatur nafasnya yang memburu.
"Tapi..."

"Sudah, tenang saja. Aku bisa jaga diri. Kamu duluan gih! Kasian Salsa jalan sendiri." (Namakamu) memotong ucapan Zidny.

Zidny mengangguk pasrah. "Yaudah lo jaga diri ya. Gue duluan, dadah.." Zidny berlari menyusul Salsa yang berjalan di depan. Sedangkan (Namakamu) ia berjalan dengan santai.

☆☆☆

Tiga gadis cantik ini sedang celingukan ke arah belakang.
"Sudah lo pastikan kan, kalau di belakang cuma ada (Namakamu)?" tanya gadis paling tinggi, Steffi, seseorang yang sangat membenci (Namakamu) semenjak Iqbaal mendekati (Namakamu).

Bella, temannya yang berkulit agak gelap mengacungkan ke dua jempolnya. Steffi membalasnya dengan senyum jahatnya, lalu memutar papan petunjuk arah ke arah yang salah.

"Kita cepat cabut dari sini." Steffi berucap dan di angguki ke dua temannya. Lalu, mereka bertiga pun berlari menyusul teman-temannya yang lain.

☆☆☆

Bruk...

"Aws.." (Namakamu) meringis sembari mengelus kakinya yang sepertinya terkilir itu.

"(Namakamu).." (Namakamu) mendongak, di dapatinya Iqbaal yang menatapnya khawatir.

"(Nam), maaf, gue nggak sengaja. Nggak lihat lo tadi." Iqbaal memapahnya, mendudukannya di akar pohon yang menonjol sembari mengoceh.

"Aku sudah maafin kok, tapi kaki aku sakit banget." (Namakamu) merengek manja, padahal selama ini ia tidak pernah menunjukan sikap manjanya kepada siapapu kecuali ayahnya.

Iqbaal tersenyum sembari memegang kaki (Namakamu) yang terkilir.

"Gue obatin ya." Iqbaal memijit kaki (Namakamu) pelan.

"Sakit.." (Namakamu) meringis. Ia menangis tetapi tak terisak. Ia tak mau, Iqbaal melihatnya menangis.

"Nah, udah.. lo coba deh gerak-gerakin kaki lo!" (Namakamu) mengikuti petintah Iqbaal.

"Sudah mendingan. Terima kasih ya," ucap (Namakamu) tulus, Iqbaal mengangguk.

Di lihatnya jam tangannya yang menunjukan pukul 00.15.

"Kita harus ngelanjutin jalan sekarang. Kita sudah ketinggalan jauh nih, lo kuat kan?" (Namakamu) mengangguk.

Mereka berdua pun berjalan kembali dengan berbekal senter.
Mereka mengikuti petunjuk arah yang sudah di putar oleh Steffi cs.

☆☆☆

"Lo bisa agak cepat nggak sih jalannya," ujar Iqbaal yang sepertinya sedang kesal.

(Namakamu) menoleh ke arah Iqbaal, lalu menghela nafas pelan.

"Kamu bisa jalan duluan!"

"Mana bisa gue tinggalin cewek selemah lo." (Namakamu) menatap tajam Iqbaal, ia tak suka di remehkan seperti ini.

"Aku bukan cewek lemah. Kamu bisa jalan duluan.
Kamu bisa tinggalin aku. Lagi pula aku tidak menyuruh mu untuk jalan bersama ku," ketus (Namakamu).

"Oke. Lo jangan cari gue kalau lo belum merasa diri lo lemah, gadis pucat!"

Setelah membentak (Namakamu), Iqbaal langsung berjalan cepat.

"Kenapa mereka selalu pandang aku lemah, Ayah..." batin (Namakamu) lirih.


☆☆☆

"Teman-teman.. Bastian.. Kiki..
Woy.. kalian di mana." Iqbaal berteriak.

Pasalnya, sudah tiga puluh menit ia mencari papan penunjuk arah selanjutnya. Tetapi tidak di temukannya.

"Arrgh.. gue kesasar, bangsat!" Teriaknya lagi, sembari mengacak kesal rambutnya yang agak gondrong itu.

Ia terdiam sesaat, mengingat (Namakamu) yang di tinggalkannya tadi, hanya gara-gara jalannya yang sedikit lambat.
Padahal itu kesalahannya, kesalahannya karena ia yang menabrak (Namakamu) hingga akhirnya kaki (Namakamu) terkilir.

Lalu ia mengusap wajahnya kasar, kemudian mulai mencari (Namakamu).

Happy reading😙

SUNRISE❌IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang