PART 6 🎬

833 50 21
                                    

Tes...tes 🙅
.

Hai ma girl and ma boy, akhirnya aku update dari sekian lama ga nongol😣.

Kasih vote dan comentnya yah biar makin semangat nulisnya

Ramein kolom komentar kalau bisa😁

Selamat membaca 🙅💛

- Bellvana -

Bellva terbangun dari tidurnya sambil mengumpulkan satu persatu nyawanya yang masih melayang-layang di udara.

Matanya masih tertutup rapat dengan mulut yang terbuka sempurna, Bellva menguap legah. Matanya perlahan terbuka dan terpacu pada jam duduk yang terpampang jelas di atas nakas dekat tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 7.30. Ah sial, Bellva terlambat.

"Aaa! Shit!" teriak Bellva sambil melempar selimut yang tadinya masih membungkusinya sambil meloncat dari atas ranjang dan berlari menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

Setelah beberapa menit Bellva berlari keluar dari kamar lengkap dengan seragam putih abu-abunya dan ransel yang ia tenteng di bahu. Ia menuruni anak tangga dengan sangat tergesah-gesah sambil mengucir asal rambutnya.

"Mamud, ayo berangkat!" panggil Bellva sambil mengambil sepotong roti sandwich yang sudah Clara siapkan di atas meja makan.

"sarapan duluh Bel!" suruh Clara sambil menyodorkan segelas susu hangat.

Tanpa pikir panjang Bellva meraih susu itu dan meneguknya dengan sangat cepat. Clara dibuat heran sendiri dengan kelakuan putrinya itu.

"Bellva tunggu di mobil." ucap Bellva lalu bergegas keluar.

Oke, Bellva sudah menunggu sangat lama. Entah apa yang dilakukan mamudnya di dalam sehingga membuatnya harus menunggu seperti ini.

Karena buru-buru gadis cantik itu membunyikan klakson mobil berkali-kali sambil berteriak, "mamud ayo berangkat!" entah sudah berapakali mengulang-ulang kalimat itu.

Ia mendesah legah saat melihat orang yang sedari tadi ia tunggu sudah berjalan ke arah mobil dan duduk di jok kemudi.

"untung tetangga depan gak ada di rumahnya," sahut Clara sambil bersiap-siap menyalakan mesin mobil.

Bellva menoleh ke arah Clara dengan kening mengerut, "hubungannya sama panci?"

"bisa habis pancinya dipake nampol kepala kamu."

Bellva tidak mengerti, "loh kok gitu?"

"karena Bellva bunyiin klakson berisik banget, ngeganggu tetangga."

Bellva mengerucutkan bibirnya lalu membuang pandangnya ke luar jendela, sementara Clara tersenyum tipis namun di sela-sela itu ia juga tertawa kecil. Hatinya seolah bersyukur bisa memiliki gadis semanis Bellva, putrinya.

🐴🐴🐴

Bellva merasah legah akhirnya nasib baik memihaknya hari ini, ia tidak terlambat. Bellva turun dari mobil dan hendak berjalan ke gerbang, namun langkahnya terhenti.

BellvanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang