🎬 bonus 🎬

1.6K 101 90
                                    

H A P P Y  R E A D I N G


Vote dan komentarnya jangan lupa yah teman-teman

- Bellvana -

Suasana malam itu sangat mencekam bagi seorang gadis kecil yang sedang bersembunyi dibalik sofa ruang keluarga. Matanya mengerjap berkali kali, kedua tangannya ia genggam erat, bahu dan kakinya gemetar bahkan dagunya ikut bergoyang.

Napasnya berhembus tak teratur. Ia meremas jarinya dengan kuat dan menggigit bibir bawahnya melawan rasa takut yang sedari tadi menghantuinya. Apalagi cuaca di luar sana sangat bersahabat dengan suasana rumah itu saat ini. Angin bertiup kencang bersamaan dengan suara gemuruh petir yang sesekali menyambar, membuat gadis kecil itu menangis kecil karena ketakutan.

Cetaaaarrrr!!!!!!

Daaarrrr!!!!!!

Suara yang sangat menggelegar untuk di dengarkan. Gemuruh yang sangat besar membuat gadis kecil itu menutup telinga dengan kedua mata tertutup sangat rapat. Kilatan cahaya yang terus bermunculan membuat gadis itu terkujur kaku, wajahnya pucat ,dan keringat terus bercucuran.

Ketakutannya kini merambat ke hatinya yang sejak tadi berdegup kencang, pasalnya suasana rumah itu tidak seperti biasa lagi bagi si kecil yang malang.

Bersamaan dengan turunnya hujan, suasana sekitar kian memanas. Sehebat-hebatnya petir bergemuruh, lebih hebat lagi suara gretak seseorang di seberang sofa tempat anak kecil itu bersembunyi.

Plaakkkk!!!!!!

Sangat nyaring terdengar. Semua orang tahu apa yang terjadi barusan.

Sebuah tamparan kah?

Gadis itu terus terisak menyaksikan sebuah pergulatan di balik sofa yang besar itu. Memperhatikan keduanya yang sedang aduh mulut bahkan fisik. Suara bising itu terus saja mengusik di benaknya.

Pertarungan sengit antara polisi dan polwan yang baru saja terjadi. Melihat keduanya baru pulang kerja dan mendapatkan pemandangan yang mengiris hati, Sungguh gadis malang itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Daarrrrr!!

Lagi-lagi ledakan itu muncul bersamaan dengan kilat yang menyilaukan. Gadis itu mematung menatap hujan dan angin yang kencang dari arah jendela. Seakan akan angin itu memberi kode bahwa ia harus lari ke arah sana, meninggalkan dua sejoli itu yang tengah bertarung.

Sorot matanya sangat memilukan. Bibirnya putih pucat dan bergetar hebat. Ia terus terisak sambil menggigit bibirnya agak tidak menimbulkan suara.

"kamu semakin hari semakin kurang ajar! Jangan mentang-mentang kamu dapat penghasilan sendiri, kamu jadi seenak bertingkah!"

"kamu yang tidak tahu diri mas! Ingat kamu punya anak satu! Kamu bukan lagi anak muda mas! Inget umur!"

"kamu memang istri yang kurang ajar yahh?! Sini kamu!"

Gadis kecil yang sedari tadi hanya dapat mengintip dari balik sofa. Kini memberanikan diri untuk berdiri dan mengikuti sang petarung yang tiba-tiba saja keluar dari arena tinju.

Kakinya melangkah dengan sangat hati-hati. Kakinya masih gemetar dan suara isakan kecil masih terdengar meski ia berusaha untuk menahannya.

Belum sempat ia mengintip ke dalam kamar. Tiba-tiba ia membungkam mulutnya dengan tangan sendiri.

"kamu yang kurang ajar mas! Kamu pikir aku ngga tahu? Kamu asik asikan jalan sama wanita lain belakangan ini kan? Tadi pagi kita ngga berangkat kerja bareng karena kamu jemput wanita itu kan? Jawab mas! Jawab!"

BellvanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang