PART 9 🎬

705 39 19
                                    

  "Apa!? Tristan sepupu lo?" Fika memutar bola matanya malas.

  "Kenapa lo gak bilang dari duluh Fika?" Bellva berdecak kemudian.

  "Gue kira lo udah tau. Gue aja kaget pas tau ketosnya itu adalah Alif." Jawab Fika santai membuat Bellva semakin antusias mendengar perkataan Fika.

  "Terus-terus?" Tanya Bellva tidak sabaran.

  "Belok kiri. Nyampe deh!" Jawab Fika asal yang sontak membuat Bellva melayangkan tangannya untuk memukul pundak Fika. "Ih..sakit bego!"

  "Gue serius Fika!"

  "Iya-iya. Terus apaan?" Sambil menatap Bellva dengan malas.

  "Ceritain tentang Tristan, semua tentang Tristan. Mulai dari hobby nya dia, makanan kesukaannya, phobianya dan... Eh.. Semuanya!" Ucap Bellva antusias dengan mata berbinar.

  Fika memutar bola matanya jengah dan memberi tatapan tak sukanya pada sahabatnya itu. Apa yang terjadi pada Bellva? Apakah cinta segila itu?

  "Gue gak tau tentang Alif. Emang dia siapa sampai gue harus tahu semua tentang dia?"

  "Duh gimana sih, lo kan sepupunya dia." Bellva berdecak sebal dengan wajah cemberut andalannya.

  "Dia itu sepupu jauh gue dan to the point aja gue tuh sama dia nggak akrab. Lagi pula kita berdua jarang ketemu." Fika berujar benar adanya.

  "Yee kampret! Terus Tristan orangnya kek gimana?"

  "Seperti yang lo liat. Dia itu bawaannya tenang, dingin, dan irit ngomong banget. Sampai-sampai bonyoknya aja capek kalau ngajak Alif ngomong. "

  "Emang udah kek gitu yah dari lahir?" Bellva berucap penuh arti membuat Fika lagi-lagi memutar bola matanya.

  "Untung sih ganteng. Jadi Bellva makin cinta sama Tristan." Tambahnya kemudian lalu terkikik geli.

  "Mau sampai kapan pun lo nggak bakalan bisa ngelunakin dia Bel." Ucap Fika yang sontake membuat Bellva mendelik tajam ke arahnya.

  "Hush! Fika nggak boleh ngomong kayak gitu. Bellva udah yakin dan sangat yakin bisa dapetin cowok ganteng itu." Ujar Bellva semangat.

  Fika mendecih, "Sampe rambo ayamnya Tuk Dalang berhenti nyuri sandal pun Alif nggak bakalan ngelirik lo. Jadi jangan terlalu ngimpi. "

  Dada Bellva naik turun, hidungnya kembang kempis karena ucapan Fika barusan. Teman macam apa itu? Bellva kesal. Jika saja Fika bukan sahabatnya sudah dipastikan gadis itu sudah tidak duduk cantik lagi di bangkunya melainkan sudah melayang di angkasa. Ingin sekali rasanya Bellva menendang gadis itu.

  "Serah lo! Sekarang gue pengen ke kelasnya si ganteng." Ucap Bellva sembari berdiri dan menggebrak meja di hadapannya.

  "Jangan bikin malu-malu deh Bel!" Fika berseru seraya ikut berdiri.

  "Bodoh amat. Yang penting sekarang  saatnya gue mulai PDKT sama Tristan." Balas Bellva lalu berjalan meninggalkan Fika yang sudah melongo minta ditabok cogant.

•••

  Bellva berjalan dengan langkah cepat sehingga membuat rambutnya yang dikucir kuda bergerak-gerak bebas, terlihat lucu sekali. Wajahnya berbinar dengan senyum manis andalannya yang mewakili perasaannya siang ini.

  Untuk sampai di kelas sang pujaan hati Bellva harus naik ke lantai dua. Kebetulan sekali siang ini sedang diadakan rapat guru jadi siswa-siswi bebas berkeliaran di sekolah termasuk di tangga menuju lantai dua. Hal ini membuat Bellva sedikit canggung dan malu.

BellvanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang