Bening [NPH] : Meg, See you there. Rindu. 😢
Megantara [PH] : Rindu kamu banyak-banyak, Bee. 😘
Megantara [PH] : Bon Voyage, mon abeille.
🐝🐝🐝
Hasanuddin International Airport.
"Aku gak bisa begini terus, Meg," ungkap Bening resah. Perempuan itu menatap mata Megantara, menyatakan keberatan di sana.
Megantara menatap lembut wajah kekasihnya. "Ya terus maunya gimana?"
Bening bertopang dagu, lidahnya terasa kaku. Ada hal berat yang ingin diungkapkannya. Namun, ia ragu. Namun, ia ngilu. Ia menghela nafas pendek. "Aku gak tahu tapi aku gak bisa begini terus," jawabnya singkat. Otaknya sangat kontras dengan hatinya sekarang.
"Sampe kapan kita mau begini terus? Meg...," desisnya, "ternyata aku bukan tipe orang yang tahan LDR."
Megantara menatap mata itu tidak percaya. "Jadi? Kamu mau kita putus gitu? Aku gak mau," potong Megantara cepat. Putus bukan semata jawaban atas masalah yang ada.
"Kita jadian sama-sama dan kita putus juga harus setuju sama-sama, gak boleh memutuskan satu pihak gitu dong sayang." Ia meraih kepala Bening dan menaruh di dalam dadanya. Mengecup mercu kepala perempuannya yang beraroma vanila. "Jangan pernah memutuskan sesuatu secara cepat tanpa berpikir dengan matang, sayang."
🐝🐝🐝
Aku Megantara. Dia perempuanku, kekasihku, Bening Embun.
Ini adalah kisah kami.
Entah menjadi akhir cerita ataukah menjadi awal yang baru.
Dia seperti meminta untuk menyudahi hubungan ini.
🐝🐝🐝
Hualoo.
Semoga suka, biasakan vote sebelum baca dan komen di line-nya.
Sembari siapkan amunisi untuk Kepala Suku, akutu mau refresh sebentar nulis-nulis yang ucul-ucul.
Tulisan ini diikutkan di #ordinaryguy project champaign di olentia_
Jangan kaget kalo Megantara gak seperti tokoh-tokoh yang ada biasanya ya.
XOXO,
Nadya Megantara
KAMU SEDANG MEMBACA
Meg and Bee (Pending)
Short StoryMegantara dan Bening Embun, sepasang kekasih yang menobatkan diri sebagai Pria Hujan dan Nona Pecinta Hujan. Harus menjalani hubungan terpisah jarak antara Medan dan Makassar. Hanya menukar kabar melalui surat elektronik, hujan dan penggalan puisi-p...