Setiap pelukan tidak pernah puas melepas rindu.
🐝🐝🐝
From : Bening_Embun@xmail.com
To : Megantara@xmail.comKamu, yang tidak bi(a)sa melupakan.
Aku sudah sampai Medan dan aku (sudah) kehilangan.
Merasa bahwa separuh jiwaku kosong, dibawa terbang, lari ke awan. Awan yang terlihat sangat murung mendung, ataukah mataku yang berembun?
Sejujurnya, aku tidak mau menangis.
Karena sudah tidak ada lagi penyeka airmata yang selalu tersenyum manis. Tidak ada lagi pelukan pertama yang tidak akan pernah kita lepas selamanya.
Mungkin benar, katamu, setiap pelukan tidak pernah puas melepas rindu.
Mungkin benar, katamu, kita hanyalah sepasang genggaman yang semakin melemah.
Dan........ kita, tidak bisa lagi bersama. Untuk bisa saling memeluk secepatnya.
Kita adalah cinta yang tidak pernah habis, katamu, namun kita adalah sepasang hati yang meringis, terpisah jarak dan waktu.
Akankah engkau tahu? Sosokmu telah melebur menjadi debu, menempel di setiap benda yang aku sentuh, dalam setiap udara yang aku hirup, dalam setiap suara yang aku dengar, dalam setiap bayang yang aku tatap.
Kamu ada dalam segalaku.
Biarlah rindu ini kita hancurkan dan menjadi partikel di udara. Untuk dapat kita nikmati bersama saat hujan reda, di langit kita yang sudah beda. Sungguh Medan - Makassar bukanlah jarak yang tanpa jeda.
Aku ingin menjadi pencintamu yang tulus, tanpa noda.
Kapankah kita tuai rindu yang kita sebar, sayang?
(masih) Pencinta Hujan (mu)
Bee
🐝🐝🐝
Megantara berdengkus membaca balasan Bening keesokan harinya. Merasa pusing dengan Bening yang sering terlihat kontradiksi.
Dia yang mengucap 'Selamat Tinggal', dia pula yang bilang kehilangan.
Dia yang meninggalkan, dia pula yang teriak kencang kehilangan.
Dari awal Megantara tahu ia bukan siapa-siapa. Sampai akhirnya bisa bertemu kembali dengan Bening dan membuat perempuan itu menoleh kepadanya. Itu suatu mukjizat. Apalagi sampai mereka akhirnya memadu kasih seperti setahun belakangan ini.
Megantara sadar diri. Bening bisa mendapatkan yang lebih baik dari dirinya. Lalu, apa karena ia biasa saja lantas wanita itu bisa rengkuh dan hempas semaunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Meg and Bee (Pending)
Kısa HikayeMegantara dan Bening Embun, sepasang kekasih yang menobatkan diri sebagai Pria Hujan dan Nona Pecinta Hujan. Harus menjalani hubungan terpisah jarak antara Medan dan Makassar. Hanya menukar kabar melalui surat elektronik, hujan dan penggalan puisi-p...