From: Bening_Embun@xmail.com
To: Megantara@xmail.comAku terbangun tengah malam, mendapati sesuatu yang selama ini ditunggu datang.
Hujan. Hujan yang selalu aku cinta. Hujan yang selalu mengembalikanmu dalam kenanganku.
Sayang, kamu pernah ingat satu hal yang pernah aku bilang?
"Cinta bukanlah cinta bila tidak berair mata. Sedih ataupun bahagia"
Dan karena suratmu semalam, kuberanikan diri untuk membuka kumpulan foto kita yang selama ini aku hindari. Ada beribu kenangan tertanam di situ. Satu gambar bisa menceritakan dengan detail semua cerita.
Salah satunya, di pantai itu.
Tempat kamu pertama kali menggenggam jemari, di Pantai Losari. Tempat pertama kali kuterima pelukan lapang, di bawah senja berwarna tembaga matang.
Ah, sayang. Maafkan aku jika harus berderai air mata. Aku sungguh tidak tahu apakah ini air mata sedih ataukah bahagia. Ya, aku sangat bahagia mengingat saat-saat itu, pun saat ini aku juga bersedih, sangat merindukanmu.
Aku selalu ingat bagaimana romantisnya Losari. Bagaimana indahnya Pulau Lae-Lae, Samalona dan Kapoposang, aku selalu membayangkan dapat kembali lagi ke sana dengan kita yang selalu bergandengan tangan.
Tidak ingin banyak alasan sayang, manusia tidak akan pernah bahagia jika selalu mencari penyebabnya.
"Dan, tidak ada alasan baku, mengapa aku mencintaimu."
Perempuan yang sedang menatap hujan dan mengingatmu.
Bee.
🐝🐝🐝
Makassar masih sama. Losarinya juga masih sama. Pulau-pulaunya juga. Sekilas memang terlihat ada yang berubah. Namun, sebenarnya tidak berubah.
Begitu juga perasaannya kepada Bening. Berjuta kali wanita itu mengucap akan pergi, berjuta kali juga wanita itu tetap menghuni hati.
Megantara mengikat rambut, menyampirkan ransel ke dalam bahunya. Ia akan mengunjungi beberapa tempat untuk. urusan pekerjaannya.
Jika lelaki seusianya sedang sibuk mengejar karir dalam perusahaan. Megantara hanyalah pekerja konservasi dari sebuah organisasi nirlaba yang menitikberatkan tujuan kepada menjaga dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Tidak ada jenjang karir. Tidak duduk di ruang yang rapi dan nyaman. Ia masuk keluar hutan, berdebu, berlumpur.
Kadang tidak mendapatkan listrik, kehilangan sinyal ponsel sampai tidak mendapatkan air bersih.
Tidak punya masa depan? Banyak yang menilai begitu.
Namun, bukankah kewajiban hati kita adalah mengikuti kata hati itu sendiri? Ia merasa nyaman dengan ketidakmapanannya.
Di saat wanita seusianya sibuk dengan CEO fans atau Eligible Bachelor fans. Megantara terkejut begitu tahu Bening mampu menerima kondisinya yang sangat biasa ini.
Namun, kali ini wanita itu melepas pergi.
Entah apa maksudnya.🐝🐝🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Meg and Bee (Pending)
NouvellesMegantara dan Bening Embun, sepasang kekasih yang menobatkan diri sebagai Pria Hujan dan Nona Pecinta Hujan. Harus menjalani hubungan terpisah jarak antara Medan dan Makassar. Hanya menukar kabar melalui surat elektronik, hujan dan penggalan puisi-p...