Tapi bisakan cinta menjadi alasan itu sendiri?
🐝🐝🐝
Kepada perempuan yang menatap hujan.
Ketika kutulis surat ini, di luar lagi hujan. Mungkin kau pun sedang terbangun di Medan sana. Iramanya tentang kenangan kita berdua, di sebuah masa yang telah hilang.
Masihkah kautertegun menatap setiap tetes hujan jatuh dari sudut atap rumah sambil menyanyikan lagu Mesin Penenun Hujan-nya Frau?
Atau kau sudah memilih tertidur ketika hujan datang mengembara dalam mimpi?
Semalam saya bertemu teman lama, dia menanyakan tentang kabarmu, kujawab, “Dia masih disini” sambil menunjuk dadaku.
Megantara membuang napas lalu melanjutkan ketikannya.
Untuk mengenangmu, kutulis lirik kesukaanmu.
Tetapi esok nanti, kau akan tersadar, kan temukan seorang yang lebih baik,
Dan aku kan hilang ‘kukan jadi hujan, tapi takkan lama ‘kukan jadi awan.
Kali ini aku ingin jadi hujan, terbang bebas menuju kotamu dan jatuh melepaskan rindu di atap rumahmu, menghapus setiap tetes air mata yang kaujatuhkan dan memelukmu dengan hangat yang hanya bisa rasakan berdua.
Ketika kau kemarin bercerita tentang Pulau Lae-Lae, kemarin aku sempatkan ke sana, dan tulisan nama kita masih begitu jelas di sebuah pohon yang entah apa namanya, kita hanya menyebutnya pohon penahan hujan.
Memang tak ada alasan baku untuk mencinta, tapi bagiku, bisakan cinta menjadi alasan itu sendiri?
“Cinta adalah ketika kita bersama dalam kebisuan, dan kita tetap merasa begitu nyaman.”
Lelaki yang berharap menjadi Hujan.
[PH]
Megantara menekan tombol kirim. Ia ingin mempertahankan di saat wanita itu meminta melepaskan. Bolehkah?
Ia ingin terus mencinta walau terasa merajamnya sekarang. Bolehkah?
Ia ingin jadi hujan yang selalu ditunggu Bening dengan penuh harapnya. Bolehkah?
Apakah ia mesti memaksa dan membuat wanita itu menjadi tidak nyaman karenanya?
Sayang hati menolak keinginan otaknya. Bukan cinta jika membuat seseorang tidak nyaman.
🐝🐝🐝
Maaf lama tak memperbaharui Meg & Bee padahal sudah lengkap di-draft. 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Meg and Bee (Pending)
Short StoryMegantara dan Bening Embun, sepasang kekasih yang menobatkan diri sebagai Pria Hujan dan Nona Pecinta Hujan. Harus menjalani hubungan terpisah jarak antara Medan dan Makassar. Hanya menukar kabar melalui surat elektronik, hujan dan penggalan puisi-p...