Kembang Desa

6.3K 378 198
                                    

Sebelumnya saya tegaskan, chapter ini Eren itu gadis, female, wanita, berlobang. Jadi kalau sekiranya ada yg alergi dengan Levi x fem Eren, lewat saja chapternya.

.

Happy Reading!

.

.

Eren si Kembang Desa.

Harum mewangi bunga saat ia melangkah. Paras elok bagai titisan sang Dewi bulan. Tersibak Ayu rok saat ia berjalan. Penduduk desa menyapa, maka ia akan membalas dengan senyum pemikat manja.

Ini adalah Eren si Bunga Desa.

Yang tinggi semampai dengan lekuk tubuh tertutup pakaian sopan, bilamana kau bandingkan dengan artis kota dengan segala atribut makeup dan operasi plastiknya, maka ia telah kalah dengan sang Bunga Desa pemikat lelaki penghuni Desa Shiganshina.

Eren adalah sosok gadis yang anggun lagi ceria. Sopan kepada teman sebaya, dan begitu penurut dengan orang tua. Tipe menantu idaman para mertua.

Tak ayal membuat lelaki berbondong-bondong melamar sang pujaan hati mereka. Namun sayang, si Dewi Bulan menolak dengan alasan belum menemukan yang cocok dengan dirinya.

Usut punya usut, ada Kepala Desa berkepala tiga yang naksir dengan Eren. Ia kepala tiga, namun belum juga menemukan pendamping hidup hingga ajal tiba.

Sama dengan halnya Eren, banyak pemudi berlomba-lomba mencari perhatian si Kepala Desa. Parasnya? Jangan ditanya.

Kepala desa dengan segala kelebihan pemikat wanita. Poni belah tengah dengan alis yang selalu menukik dan tatapan setajam elang milik Pak Hannes si Satpam keliling Desa Shiganshina.

Namun sayang, tingginya di bawah rata.

Suatu hari, Eren yang baru pulang setelah membeli sayur di pasar, melewati rumah Levi Ackerman si kepala desa. Lirik mata, iseng penasaran dengan paras si Pemimpin.

Namun tak disangka, Kepala Desa ternyata sedang duduk di teras sambil meminum teh.

Eren keciduk.

Saat hendak berbalik dengan wajah yang merah delima, suara si Kepala Desa menyapa gendang telinga.

"Hei."

Eren terhenti. Menatap balik Pak Levi dengan senyum manis biasa kepada orang yang ditemui.

"Selamat pagi, Pak Levi," Sapa Eren lembut.

"Punya waktu sebentar?"

Eren telihat sedang berpikir sebentar. Menimang ajakan Pak Levi yang tampan. Saat Levi memandanginya, ia menemukan sang Dewi mengangguk.

Levi membawa kakinya sampai kepada Eren yang tengah berdiri di depan pagar rumahnya. "Eren, benar?" Levi memulai.

Eren mengangguk. Agak canggung berbicara dengan salah satu petinggi desa. "Ya, benar. Saya Eren Jaeger."

"Punya waktu sebentar?"

Daun bunga sepatu menggugurkan kelopak keringnya, Eren terkekeh. "Anda sudah mengatakannya barusan."

"Oh, ya." Si Bapak sepertinya lupa. Mungkin sebab gugup berbincang dengan Kembang Desa.

Eren terkekeh, Pak Levi jadi terpesona. Memang tidak salah penduduk menyebutnya Primadona. Sesaat Levi membayangkan ada taman bunga dilengkapi aura fuwa-fuwa di sekeliling mereka. Tahu kan? Yang sering terlihat saat seseorang tengah jatuh cinta.

Kembang Desa [RiRen Drabble]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang