Kentang

3K 328 116
                                    

Adalah yang polos seperti kentang.

Polos, putih, menggoda nafsu. Proporsi kegemukan dan empuk ketika dimasak.  Paras menawan dengan segala rasa dan khasiat menemani. Kentang mulus yang bersih tanpa noda.

Dan kini Rivaille menodainya.

Kentang mulus tersebut mulai terlihat kecoklatan saat dikupas. Warnanya menyayat hati. Mengiris perih dada dengan dalam.

Kentang itu adalah Eren.

Yang kini ternoda setelah dikupas.

Eren merintih. Keputusasaan mendiami iris yang telah meredup. Berlian berkilau berjatuhan seiring bertambahnya tempo si dominan yang telah gelap mata.

Tangisan tanpa suara. Hanya rintih dan desah keputusasaan yang terdengar nyata.

Eren melirih agar Rivaille berhenti. Si dominan yang diliputi kecumburuan telah menggila. Berhentak tubuh tak bisa mengikuti irama. Levi tuli. Gendang telinga tertutupi kesedihan yang terlihat di pelupuk mata.

Eren telah ternoda.

"Ah."

Desah, tekan, keluar-masuk.

Ini adalah kenyataan. Kenyataan pahit di dunia yang kejam. Guntur, petir, menyertai hujan menyeramkan yang mengusik kulit dua insan yang sibuk kepada dunia.

Tolong berhenti. Hentikan. Itu sakit. Adalah kalimat yang terus terulang dari mulut yang biasanya bebal milik Eren Jaeger.

"R-Rivaille, sebaiknya hentikan ini!"

Rivaille yang sibuk gelap matanya. Seakan tuli atas penolakan si pemuda bermata hijau. Dirinya amat cemburu oleh tindakan Eren. Dia Ackerman yang rakus. Akan lebih berbahaya dari bom radius 50 meter jika kalian mencoba cari masalah dengannya.

"Apa yang kau katakan, Eren, kau mencumbui kentang hingga melupakanku, kemudian kau juga tak peduli padaku padahal kentang sialan itu telah membuatmu terluka, begitu?!"

Eren tersentak. Bukan terkejut karena bentakkan Rivaille, tetapi sebab kilat menyambar dari luar. "Bukan itu! Kentang itu tak bersalah! A-Aku yang kurang hati-hati saat menggunakan pisaunya."

Rivaille mendengus, ia bergumam. "Baru kubalut perban saja sudah mendesah, apalagi jika ku serang sungguhan,"

"Apa?" Eren membeo.

"Tidak. Pergilah ke kamar dan biarkan aku menyelesaikan semuanya sendirian."

"Tidak. Aku mau di sini saja."

"Oke, baik. Duduklah manis di situ sementara aku menyelesaikan sup ayam—yang entah mengapa sialan ini."

Eren mengangguk.

Pada akhirnya rasa sup ayam buatan Rivaille tak sebanding dengan luka kecil di jarinya. Sungguh, Eren cuma mau membantu mengupas kentang!

F I N

Author note: Berhati-hatilah saat mengupas kentang.

Kembang Desa [RiRen Drabble]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang