Song fic: Now Playing; Imagination-Shawn Mendez
Long words: 524 words.
.
Oh, dia pergi lagi.
Kamu membatin. Dia memang selalu seperti ini. Tiap pagi sama. Kamu menengok dari jendela lantai dua, dia berjalan melalui rumahmu. Kamu ingin memanggil namanya, tapi segan selalu.
Dia tak tahu. Kamu menahu, jika dia cantik memang true. Pernah niat membuka mulut hendak berucap kata itu, tapi tidak bisa?
Kamu sangat ingin memberitahu dia itu cantik. Dari tempat berdiri sekarang, dia membuat berpikir sedemikian itu karena ...
Kamu menguntit.
Oh bukan, kok. Maksudnya 'menguntit' cuma mengintip malu-malu dari daun jendela, ditutup tirai kayu, mengintip malu-malu macam pengecut. Kamu yang termasuk lelaki pemalas bangun pagi-pagi sekali karena niatnya mau melihatnya berjalan di depan rumah, lalu hasrat memanggil namanya datang lagi. Jarimu bergetar, matamu menajam, hati berdegup pesta-pora bahkan hanya melihat sosoknya. Oh, kamu tahu, hanya tak mau mengaku. Denial. Tsundere.
Ini adalah sebuah tipe cinta.
-kamu berdengus pelan.
Hendak berucap seperti rasa saat kamu dan dia bersama selalu. Kamu bisa melihatnya, jika kalian akan hidup dalam bangunan atap yang sama. Oh, dia kembali-batinmu menengok ia yang berjalan.
Syahdan, teringat mimpi.
Dia dan kamu. Hanya kalian. Berdua saja.
Dari sana, siapa tahu.Bunyi ketukan pintu.
Niat tak niat menerima tamu. Sembari berdecih menuju pintu. Memutar kenop, ditemukan wajah familier yang selalu menghantui mimpi-mimpi indahmu.
Kamu terperangah per sekian sekon.
"Um-halo ..., Mr. Rivaille?"
Canggung luar binasa. Tertutup sudah muka konyol efek kejut. Mempersilakan masuk, tapi ia menolak. Apa gerangan dia kemari? Sebab seingatmu, cengkerama dengannya saja seminggu dua kali. Paling banyak lima kali dalam seminggu; sapa malam, membuang sampah, sampai yang bonus saat keluar bersamaan hendak pergi bekerja. Tetapi yang penting agar dia tak tahu degup keras dadamu yang menyamai bedug masjid.
Di ambang pintu, mata kalian bertemu. Kompromi jantung dedikasi: nol. Menggedor-gedor sampai rasanya mau mencelat. Wajah boleh datar tapi keringat dingin sekali. Tangan kamu genggam erat di belakang-tindakan gugup.
"Jadi?" bahkan tak ada niatan barang sebutir beras pun menjawab sapa.
Reaksinya kira-kira sebatas: senyum kikuk, senyum formalitas, menggaruk tengkuk, naik ke atas mengusak rambut cuatnya, tapi kamu jadi tahu; Dia sama-sama canggung kepadamu.
Dia tiba-tiba membuka mulutnya yang syahda. Elok bibir itu hendak berucap, kamu jadi memajukan wajah sebab mengira dia ingin membisikkan sesuatu.
Refleks maju selangkah, mencondongkan badan, dia mengikuti, namun bukan kata-kata pelan yang terbisik, tetapi bibirnya langsung ditempelkan kepada kepunyaan dirimu.
Membelalak.
Eren menciummu!
Melirik ia, wajahnya merah sekali! Matanya terpejam rapat-rapat macam kulit Salak, dahinya berkerut-kerut hingga alisnya membentuk jembatan semut. Diam-diam sudut bibirmu terangkat naik. Pasti dia lama sekali mengumpulkan keberanian melakukannya, tak seperti dirimu.
Dalam jarak seperti kini pun, kamu bisa mendengar jelas dadanya yang tak ada bedanya. Kamu mendengarnya, dia mendengarmu. Ah, merdunya melodi jantung. Kamu memperdalam ciuman, melumat sedikit rasa manis terkecap. Dalam ciuman kamu memandang langit hitam. Sudah malam.
... sudah malam?
Kedip sekali, dua kali, tiga-
-kamu masih di depan jendela, dia yang baru saja menghilang di tikungan. Langit cerah, embun menyapa. Unjuk gigi si matahari. Masih pagi, dan kamu sudah menghayal. Itu hanya kamu atau ...
-imajinasimu belaka.
END
*Yah, begitu. Ini kali pertama saya bikin songfic hehe. Butuh saran dan masukan mendukung. Ini dibuat di kala kegabutan menjajah, trus lagunya terinspirasi dari temen yg nanyi ini pas ujian praktek B Inggris, nyanyi. Udah la ya. Unfaedah bgt.
Btw, style nulis saya di sini berubah-ubah :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Desa [RiRen Drabble]✅
RandomEren si Kembang Desa, dan Levi Ackerman si Kepala Desa berkepala tiga yang masih bujang tua. (Kumpulan cerpen RiRen. Kisah pahit, asem, manis, bagai permen nano-nano kesukaan saya/ debut belajar menulis.) Shingeki no Kyojin© Hajime Isa(tan)yama.