Layu-mekar-layu-mekar-cinta

1K 83 4
                                    



___________________

Senin cerah
Alir keringat gerah
Bergulir jatuh,
Untung saja kulitku tak ikut melepuh.

Eren menutup buku.

Bukan rajin baca. Alasan mengapa dirinya sampai diluluskan wisuda sampai bekerja dalam Lab Kimia, dibekali keteguhan iman  serta tekad sekeras baja. Tujuan pertama dan satu-satunya: ingin mencipta hipotesis baru seraya menaikkan haji orang tua. Belum, setidaknya sekarang.

Siang-siang begini, memang enaknya makan di kafe ramah dompet sambil minum es teh manis semanis dirinya. Keringat jatuh, panas matahari menjelma sengat lebah—merajam tanpa ampun dengan ganas.

_____

Berlidung payung hijau
Ada sejoli yang bersenda gurau
Duduk dalam diam sendirian
Rasa-rasanya kok jadi kayak antisosial?

______

Tak apa dicap aneh. Tak apa ditolak atasan. Yang penting bisa sempat menulis coretan pada harian, daya cipta yang ia sembunyikan.

Sendirian ia di sini. Sementara yang lain tengah bercumbu bersama kekasih. Nyalang ia kemudian menunduk, mendongak melihat plang WC umum di seberang.

_____

Tengok ke sana-ke mari
Pada plang "WC umum" mata terhenti
Saat itulah aku bertemu denganmu
wahai kekasih hati.

_____

Ia adalah seorang pemuda.

Berambut kelam, berkulit pucat.

Jalannya tergesa langkah lebar. Itu mungkin dampak kebelet, mungkin juga gayanya macam itu.

Eren baru bertemu. Matanya saja tak terlihat sebab orang itu hendak menuju toilet, bukan dirinya. Tetapi perasaan ini tak bisa diingkar, Eren sudah jatuh hati.

_____

Sudah pukul sepuluh
Namun batang hidung mancungmu yang kutunggu,
tak kunjung nampak walau separuh.

_____

Mawarnya melayu. Terkutuk dalam gelas kaca penampung air. Menunggu Eren menunggu orang yang ditunggu. Menghancurkan ekspetasi bahwa itu hanya sekadar cinta monyet sepihak.

Memang, apa yang bisa diharapkan?

____

Seharusnya aku tahu
Cinta sekali tatap itu cuma angin lalu
Namun sekejap saja pikiran itu menghilang,
kala kulihat dirimu duduk di depanku dengan mata semenawan elang.

_____

Melayang-layang di atas payung hijau.

Menumbuhkan Mawar merah layu.

Memekarkan hati yang kering.

Lelaki ini, kini tengah duduk di hadapan, menatap mata hijau, berkilat tertarik.

"Um, halo?"

"Hai."

Eren Jaeger tersenyum lebar menyambut salam dalam.

END

*kabur

Kembang Desa [RiRen Drabble]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang